MONITOR, Jakarta – Permasalahan Stunting di Indonesia perlu adanya perhatian khusus. Sekitar 30% penduduk dunia termasuk Indonesia terutama anak-anak beresiko kekurangan gizi Zn (seng) yang sangat berguna untuk proses pertumbuhan.
Kementerian Pertanian pun di bawah komando Mentan Syahrul Yasin Limpo turut andil melakukan segala upaya termasuk dengan menaman padi biofortifikasi
Padi kaya nutrisi ini telah ditanam di Pemalang seluas 2.050 ha dan menjadi obyek kunjungan Komisi IV DPR hari kamis (5/11) di Desa Langgerong, Kecamatan Bantarbolang, Kabupaten Pemalang, Jawa tengah.
Wakil Ketua Komisi IV DPR Hasan Aminuddin mengapresiasi petani atas kesediaannya menjadikan lahan uji coba varietas baru Inpari Nutri Zinc.
“Setelah panen kemana menjualnya, ini yang menjadi tugas bersama, termasuk BUMN mitra Kementan,” sebutnya.
Ia selaku wakil rakyat memberikan penghargaan atas dukungan petani Kabupaten Pemalang tersebut dan meminta perhatian penuh pemerintah mengawal pelaksanaan kegiatan.
Diakui petani disana kendala selama ini ada di hasil berasnya yang kecil dan apabila digiling banyak yang pecah jadi seperti menir. Selama ini banyak pembeli yang hanya melihat dari bulirnya yang kecil jadi harganya kurang menarik.
Bupati Pemalang, Junaedi menyebut di wilayahnya ada 2.050 hektar padi yang ditanam varietas Inpari Nutri Zinc bantuan Kementan tahun 2020.
“Tujuannya kenapa ditanam banyak disini karena pemalang termasuk wilayah penyumbang stunting. Untuk itu program ini menjadi upaya pemerintah untuk atasi stunting ini,” ujar Junaedi.
Junaedi berjanji akan mengkoordinasikan dengan pihak yang terkait untuk memberikan stimulan kepada petani terkait kendala di harga jual. Ia berharap Bulog bisa menyerap hasil petani.
Di tempat yang sama Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi menyampaikan Pemalang menjadi kabupaten yang mendapat perhatian khusus Kementan dalam upaya atasi stunting. Tahun ini ada 10.000 ha program yang dijalankan pemerintah dan tahun 2021 rencana akan ada 50.000 hektar padi ini dengan sasaran 100 kabupaten prioritas yang prevalensi stuntingnya tinggi.
Varietas Inpari Nitrizinc dilepas tahun 2019 dan diakui Suwandi memang segmen konsumen tepatnya untik ibu hamil dan anak-anak.
“Kementan bantu penyediaan sarana produksinya dan untuk penjualan tadi kami sudah diskusi dengan Bulog dan Pertani bahwa mereka menyanggupi untuk menyerap hasilnya ini dengan packagingnya sekaligus. Tentu dibelinya dengan harga yang wajar,” sebutnya.
Suwandi berharap kegiatan ini bisa terus berlanjut dan hasilnya untuk wilayah stunting di seluruh Indonesia. “Mari mengonsumsi beras yang baik dan bergizi. Dengan konsumsi beras nutri zinc ini insya allah akan meningkat gizinya,” tandasnya.
Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan saat ini Kementerian Pertanian (Kementan) telah menghasilkan varietas unggul baru (VUB) padi biofortifikasi Inpari IR Nutri Zinc sebagai salah satu sumber pangan dengan kandungan gizi zinc 6 persen lebih tinggi daripada varietas padi Ciherang. Oleh karenanya, Syahrul mengajak seluruh lapisan masyarakat agar melakukan gerakan bercocok tanam untuk menurunkan angka stunting pada daerah rentan rawan pangan.
“Selama ini masyarakat mengkonsumsi beras tanpa memperhatikan kelengkapan gizi. Kini dengan adanya Padi Inpari IR Nutri Zinc akan menjadi salah satu sumber pangan dengan kandungan zinc 6 persen lebih tinggi daripada Ciherang,” tegasnya.