MONITOR, Jakarta – Anggota Komisi I DPR RI Mayjen TNI (purn) TB Hasanuddin mengaku prihatin atas aksi penyerbuan yang dilakukan puluhan oknum TNI AD ke Polsek Ciracas Jakarta Timur, Sabtu (29/8) lalu.
Ia menilai, kasus perkelahian TNI vs Polri ini sudah sangat di luar batas, lantaran dibarengi dengan aksi perusakan terhadap aset negara.
“Sudah bukan perkelahian seperti kenakalan anak muda lagi, tapi berubah menjadi penyerbuan, merusak dan membakar aset negara. Benar-benar memprihatinkan dan memalukan,” tegas Hasanuddin dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Senin (31/8).
Dirinya tak menampik adanya perkelahian yang terjadi di kalangan anggota TNI aktif, akan tetapi itu dilakukan secara duel satu lawan satu, dan jarang melibatkan korps atau satuan.
“Fenomena seperti ini kan menimbulkan pertanyaan, sekarang kenapa? Ada apa? Perlu kajian mendalam dan solusi tingkat nasional,” sebut politikus PDI Perjuangan tersebut.
Menurut dia, banyak orang yang berpendapat masalah itu dipicu soal kesenjangan kesejahteraan, namun Hasanuddin memiliki pendapat berbeda. Ia mengatakan, soal gaji, tunjangan keluarga, tunjangan kesehatan bahkan tunjangan kinerja sudah sama dengan aturan perundang undangan.
Semua, kata dia, sudah diatur dalam APBN yang artinya hak yang diterima anggota TNI dan Polri relatif sama. Tak ada perbedaan.
“Kalau penghasilan tambahan ? Ya pasti berbeda, tapi perbedaan itu bukan pada strata organisasi tapi pada strata perorangan.
Dan ini lumrah saja. Perwira atau bintara di TNI ada yang hidupnya cukup bahkan kaya, tapi ada juga yang hidupnya pas-pasan. Dan ini tak perlu menjadi alasan kecemburuan sosial,” pungkasnya.