Sabtu, 23 November, 2024

Mampu Survive di Tengah Pandemi, Khofifah Dorong Industri Persusuan Jatim Penuhi Kebutuhan dalam Negeri

MONITOR, Pasuruan – Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mendorong industri persusuan Jatim agar mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Pasalnya menurut dia, industri susu merupakan salah satu industri yang masih bisa survive di tengah pandemi. Bahkan, bisnis susu justru tumbuh, mengingat susu adalah salah satu produk kesehatan.

Berdasarkan data Kementerian Pertanian, bahwa jumlah kebutuhan susu nasional pada 2019 mencapai 4.3 Juta ton/ tahun. Sedangkan produksi susu segar dalam negeri (SSDN) hanya mampu memenuhi 20% dari kebutuhan nasional sehingga 80% berasal dari impor.

Tidak hanya itu, lanjut Khofifah, data lain menyebutkan bahwa konsumsi susu masyarakat Indonesia masih kecil sekitar 15-16 liter per kapita per tahun, di bawah negara tetangga seperti Thailand yang sudah mencapai 30 liter per kapita per tahun.

- Advertisement -

“Ini menjadi peluang bagi Jatim karena bisa menjadi salah satu strategi pemulihan ekonomi masyarakat. Kebutuhan SSDN masih sangat besar,” ungkap Khofifah saat mengunjungi Koperasi Peternakan Sapi Perah (KPSP) Setia Kawan yang ada di Nongkojajar Kecamatan Tutur Kabupaten Pasuruan, Minggu (19/7).

Khofifah optimistis jika peternak sapi perah Jatim mampu menjaga kualitas produk susu segar maka keberlangsungan industri ini pun tidak akan terganggu dan tetap stabil. Industri susu pun dapat menjadi solusi penyerapan tenaga kerja.

Dalam kunjungan tersebut, secara khusus Khofifah menyampaikan apresiasinya terhadap KPSP yang dinilai mampu tetap survive dan bahkan menjadi pendorong ekonomi di Kabupaten Pasuruan dan Jawa Timur.

Bahkan di masa pandemi, produksi susu di KPSP yang menaungi 6.100 petani dan peternak ini justru naik 35 persen dibanding tahun sebelumnya.

“Saya melihat peluang bisnis dan keberlangsungan koperasi ini sangat strategis. Usahanya dari hulu hingga hilir. Koperasi ini model bisnis dan skalanya sudah menyerupai korporasi,” tuturnya.

Dengan adanya peluang sebagai pusat penyediaan bahan makanan bergizi, lanjutnya, KPSP Setia Kawan perlu terus melakukan pengembangan dan inovasi produk olahan susu. Termasuk memperhatikan pengemasan, promosi dan pemasarannya.

“Saya lihat KPSP Setia Kawan sudah melakukan diferensiasi produk olahan susu. Seperti permen susu, kerupuk susu, dan minuman susu dengan berbagai varian rasa. Ini inovasi yang luar biasa,” jelas gubernur perempuan pertama di Jatim.

Harapannya, Koperasi Setia Kawan ini menjadi salah satu tulang punggung perekonomian Kabupaten Pasuruan khususnya bagi kemandirian ekonomi masyarakat dengan keanggotaan koperasi produk hasil ternak, yakni susu.

Untuk diketahui, populasi Sapi Perah di Jawa Timur mencapai 287.197 ekor dan kontribusinya terhadap nasional 51 persen dan Kab Pasuruan 92.931 ekor. Sedangkan produksi susu di Jatim sebanyak 523.203.000 liter/tahun.

Ke depan, tambah Khofifah, Pemprov Jatim akan berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian untuk memberikan subsidi penyediaan bibit atau indukan sapi berkualitas.

Mengingat, indukan sapi perah tersebut saat ini masih harus di impor, maka Pemprov bersama Kementan dan Pemkab Pasuruan akan menghitung ulang seluruh biaya yang dikeluarkan untuk penyediaan indukan tersebut.

“Saya minta tim dari KPSP Setia Kawan ini ikut membantu merumuskan kebutuhannya, karena saat ini RKP untuk APBD 2021 tengah disusun. Apa saja komponennya dan berapa subsidi yang dibutuhkan agar bisa didiskusikan dengan DPRD Jatim sehingga bisa masuk dalam APBD 2021 sesuai kemampuan APBD provinsi. Kita juga akan koordinasikan dengan Kementan agar kebutuhan strategis peternak sapi dan hilirisasi produknya dapat berkembang lebih pesat,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Umum KPSP Setia Kawan H.M. Koesnan mengatakan pihaknya akan terus memperluas kemitraan dan berupaya menurunkan harga susu kemasan di tingkat masyarakat umum.

Disamping itu, KPSP juga akan mengembangkan produk olahan susu untuk memberi nilai tambah. Meski selama masa pandemi Covid-19 pemasaran ke perusahaan susu penampung mengalami sedikit penurunan hingga 7.6 persen.

“Dengan menerapkan kebijakan protokol kesehatan, memperluas kemitraan, menurunkan harga jual susu segar kepada masyarakat umum serta mengembangkan produk olahan kami harap pandemic Covid-19 ini tidak begitu mempengaruhi kinerja bisnis kami,” harap Koesnan.

Dalam kunjungan tersebut, Gubernur Khofifah juga melihat Gudang Pengolahan Pakan Ternak Organik yang mampu memproses sebanyak 12 ton perhari yang terdiri dari polar, bungkil kopra, bungkil sawit, katul, DDGS Jagung, tetes tebu, mineral dan vitamin.

Juga melakukan peninjuan ke kandang pembibitan ternak serta bertemu dengan peternak di Kantor KPSP Setia Kawan.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER