MONITOR, Jakarta – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa melayat ke rumah duka Ibunda Presiden Joko Widodo, Sudjiatmi Notomiharjo, di Jalan Pleret Raya, Kelurahan Sumber, Banjarsari, Solo, Kamis (26/3). Khofifah yang menempuh perjalanan darat tersebut tiba sekitar pukul 08.15 WIB.
“Ini bentuk penghormatan terakhir saya, mewakili Pemprov Jawa Timur dan seluruh masyarakat Jawa Timur kepada beliau. Mari kita doakan semoga beliau husnul khotimah diterima seluruh amal ibadahnya dan diampuni segala dosa serta khilaf semasa hidup,” ungkap Khofifah saat ditemui usai takziah.
Khofifah yang datang mengenakan busana muslim berwarna hitam ini mengatakan dirinya punya kenangan tersendiri dengan Ibunda Presiden Joko Widodo tersebut. Menurutnya, Alm Ibu Hj. Sudjiatmi yang lebih dekat dipanggil Eyang Noto adalah sosok perempuan yang hatinya di masjid, sangat low profile dan egaliter. Pembawaan diri tersebut jauh sebelum Pak Joko Widodo menjadi Presiden Indonesia dan tidak berubah setelah menjadi ibu dari puteranya yang telah menjadi Presiden.
“Saya pernah sowan ke ndalem beliau. Dan beliau masih di masjid, ketika beliau sampai justru malah meminta saya untuk berdoa. Tolong Mbak Khofifah yang berdoa. Saat itu saya menolak dengan halus. Tetapi beliau dawuh lagi minta saya yang berdo’a karena saya ketua Umum Muslimat NU. Maka sayapun akhirnya mimpin do’a. Artinya, ada sifat yang low profile dari seorang Eyang Noto. Dan sifat tersebut juga dimiliki oleh Pak Jokowi yang terkenal sangat low profile,” cerita Khofifah.
“Almarhumah yang saya kenal juga sangat rajin sholat berjama’ah di masjid dan jika datang ke sebuah kota yang dicari juga masjid. Insya Allah husnul khotimah,” tambah dia.
Selain itu, lanjut Khofifah, Sudjiatmi juga senantiasa menyempatkan hadir di sejumlah pengajian yang digelar Muslimat NU maupun Aisyiah.
“Beliau tidak membeda-bedakan, semua diayomi. Beliau sangat mumpuni sebagai sosok panutan bagi semua kalangan masyarakat. Terutama kaum perempuan Indonesia,” ujarnya.
Titip Dua Wasiat
Sementara itu, terkait ada tidaknya wasiat almarhumah saat akan meninggal dunia. Khofifah saat takziah mendapat informasi dari ketiga puteri beliau yang menemani, bahwa ada dua wasiat yang disampaikan almarhumah kepada putra-putri dan cucunya.
Wasiat pertama, adalah agar putra putrinya melanjutkan silaturahmi terutama kepada teman-teman almarhumah. Dan wasiat kedua, adalah jika semasa hidup almarhumah memiliki sisa rejeki harta agar diwakafkan ke masjid.
“Allhamdulillah waktu di dalam, saya bertemu dengan tiga putri beliau dan saya tanya apakah ada wasiat sebelum beliau wafat. Kemudian disampaikanlah kedua wasiat tersebut. Insya Allah kedua wasiat tersebut dapat dilaksanakan,” tutupnya.
Seusai takziah, sekitar pukul 09.00 Khofifah langsung bergegas meninggalkan rumah duka menuju Kota Surabaya, Jawa Timur untuk melanjutkan tugas menerima BPKP dan tim gugus tugas percepatan pencegahan penyebaran covod-19.