MONITOR, Jakarta – Kebijakan belajar dari rumah yang digagas pemerintah ditengah maraknya penyebaran virus Corona rupanya tidak berjalan mulus. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) justru menerima pengaduan dari sejumlah orangtua siswa.
Komisioner KPAI Bidang Pendidikan, Retno Listyarti, mengatakan hampir sebagian besar orangtua mengeluhkan anak-anak mereka yang stres karena mendapatkan berbagai tugas setiap hari dari para gurunya.
“Kemungkinan besar, para guru memahami home learning adalah dengan memeberikan tugas-tugas secara online, dan pengumpulannya pun online. Alhasil para siswa dan orang tua mengeluh,” ujar Retno Listyarti dalam keterangan yang diterima MONITOR, Rabu (18/3).
Retno menjelaskan, selama 14 hari belajar di rumah, ternyata tugas yang harus dikerjakan anak-anak mereka di rumah malah sangat banyak. Hal ini dikarenakan semua guru bidang studi memberikan tugas yang butuh dikerjakan lebih dari 1 jam.
“Akibatnya, tugas makin menumpuk-numpuk, anak-anak jadi kelelahan,” tukas Retno.
Padahal, kata Retno, maksud belajar dari rumah sesungguhnya yakni memberikan aktivitas belajar rutin pada para siswa agar tetap terbiasa belajar, menjaga keteraturan. Karena keteraturan itu penting bagi anak-anak, agar ketika masuk sekolah kembali semangat belajarnya tidak padam dan materi pembelajaran tidak tertinggal.
“Jadi ritmenya bisa diatur bukan malah membuat anak tertekan, perasaaan tertekan dan kelelahan justru dapat berdampak pada penurunan imun pada tubuh anak,” pungkasnya.