MONITOR, Kupang – Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) terus berupaya untuk meningkatkan populasi sapi melalui program terobosan agar terjadi lompatan jumlah sapi secara signifikan.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, I Ketut Diarmita mengatakan panen pedet (anakan sapi) hasil inseminasi buatan (IB) di Kabupaten Kupang sebanyak 1.000 ekor, merupakan bukti nyata bahwa Indonesia mampu produksi ternak sapi yang berkualitas.
Melihat kegiatan panen pedet terintegrasi kegiatan pembangunan pertanian di Provinsi Nusa Tenggara Timur pada tanggal 13 Desember 2019 ini, Ketut yang mewakili Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyampaikan rasa bahagianya melihat semangat peternak Indonesia dalam meningkatkan populasi sapi.
“Kami bangga pada peternak Indonesia yang bersemangat mengembangkan sapi nasional, sehingga populasinya meningkat, lebih berkualitas, dan dapat mensejahterakan peternak. Ke depan, peternak Indonesia harus bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri bahkan dunia, sesuai visi lumbung pangan dunia 2045,” ungkapnya.
Ketut kemudian menjelaskan capaian program Upsus Siwab melalui pola inseminasi buatan (IB), pemeriksaan kebuntingan, dan kelahiran yang hasilnya di atas 100 persen.
Hal ini berdasarkan realisasi pelaksanaan Upsus Siwab pada tahun 2018, dimana capaian layanan IB nasional adalah sebanyak 3.987.661 ekor atau 132.92% dari target 3 juta ekor.
Adapun capaian kebuntingan nasional sebanyak 2.051.108 ekor atau 97.67% dari target 2.1 juta ekor, sedangkan kelahiran sebanyak 1.832.767 ekor atau 109.09% dari target.
Untuk tahun 2019, pada periode 1 Januari – 10 Desember 2019, total akseptor layanan IB mencapai 3.482.796 ekor atau 116,09% dari target akseptor 3.000.000, ternak bunting kumulatif 2.236.447 ekor atau 106,50% dari target bunting 2.100.000 ekor, dan kelahiran kumulatif sebanyak 1.907.455 ekor atau 113,54% dari target kelahiran 1.680.000 ekor.
Menurut Ketut, berdasarkan analisa ekonomi, hasil yang sudah dicapai pada program Upsus Siwab selama kurun waktu 2017-2018 dengan total anggaran sebesar 1,4 Triliun menghasilkan angka kelahiran sebanyak 2.743.902 ekor untuk periode 1 januari 2017 sampai dengan 31 Desember 2018.
Apabila asumsi harga anak sapi rata-rata sebesar 8 juta rupiah, maka hasil Upsus Siwab 2017-2018 diperkirakan mencapai lebih dari 21 Triliun.
Lebih lanjut Ketut juga menyampaikan arahan Mentan Syahrul Yasin Limpo agar Inseminasi Buatan (IB) terus ditingkatkan dengan program lanjutan yakni “Sikomandan”’ yakni Sapi dan Kerbau Komoditas Andalan Negeri yang akan segera diluncurkan.
Jajaran Ditjen PKH yang dipimpinnya kata Ketut, sangat mengapresiasi Provinsi NTT yang merupakan salah satu lumbung ternak sapi Nasional, juga Kabupaten Kupang yang merupakan daerah penghasil ternak terbesar yang berkontribusi menjadi salah satu pemasok ternak untuk wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat serta Wilayah Kalimantan dengan menggunakan Kapal Ternak sebagai wujud Program Tol Laut yang dicanangkan oleh Pemerintah.
Menyambut pernyataan Ketut, Bupati Kupang Korinus Masneno menyampaikan bahwa kegiatan Panen Pedet terintegrasi ini menunjukkan betapa besarnya potensi pengembangan pertanian dan peternakan di Propinsi NTT, khususnya Kabupaten Kupang.
Hal ini juga menunjukkan besarnya semangat Pemerintah Daerah dalam mewujudkan Peternakan yang lebih maju dalam mensejahterakan Peternak.
“Pemkab Kupang menggencarkan kegiatan program unggulan melalui gerakan 5P, yakni dibidang pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan kelautan dan pariwisata” jelas Korinus.
Sementara itu, Benediktus Polomain, Sekretaris Daerah Provinsi NTT menyampaikan apresiasinya atas dukungan pusat dalam mendukung peran sektor pertanian dan peternakan yang sangat besar.
“Dengan hadirnya empat orang eselon 1 dan staf khusus dari Kementerian Pertanian pada hari ini, merupakan dukungan yang besar dan diharapkan sektor pertanian akan lebih maju lagi kedepannya” ungkapnya.
Pada kesempatan itu, Marten Goka, salah satu peternak yang ikut dalam acara kegiatan panen pedet ini menyampaikan bahwa ia memiliki sapi angus dengan bobot lebih dari 1 ton.
Marten, mengharapkan pelayanan IB diperluas, karena menurutnya dampak ekonomi yang ia rasakan sangat besar.
“Sapi ini menjadi kebanggaan saya, saya berharap pelayanan IB terus ditingkatkan agar sapi saya jumlahnya cepat bertambah” tuturnya.