MONITOR, Surabaya – PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) menggelar kegiatan Temu Pelanggan Wilayah Jawa Timur pada Selasa (09/12) sebagai bentuk apresiasi sekaligus wadah untuk menyerap aspirasi dari pengguna jalan. Mengusung tema “Guyub Bareng, Slamet Saklawase”, acara ini menegaskan pentingnya kebersamaan dan kolaborasi antara pengelola jalan tol dan masyarakat, sekaligus menjadi wujud nyata komitmen JTT untuk menyambung hati dengan pelanggan.
Direktur Operasional PT Jasamarga Transjawa Tol, Pratomo Bimawan Putra, menyampaikan bahwa Temu Pelanggan merupakan ruang penting bagi JTT untuk terus mendengar dan memahami kebutuhan pengguna jalan tol. Menurutnya, pelayanan terbaik tidak hanya mengandalkan infrastruktur dan teknologi, tetapi juga kedekatan emosional dengan pelanggan. “Melalui kegiatan ini, kami ingin memastikan bahwa hubungan antara kami dan pelanggan tidak berhenti pada transaksi di gerbang tol saja. Yang lebih penting adalah bagaimana kami bisa terus membangun kedekatan, menerima masukan, dan berkolaborasi untuk meningkatkan layanan,” ujar Pratomo.
Menjelang periode Nataru, JTT menyiapkan serangkaian langkah untuk memastikan kenyamanan dan kelancaran perjalanan di seluruh ruas wilayah timur. Salah satunya adalah penyelarasan standar layanan agar pengguna jalan merasakan pengalaman pelayanan yang konsisten dari satu ruas ke ruas lainnya. Penguatan ini meliputi kesiapan petugas dan armada operasional, keandalan sistem transaksi, kondisi perkerasan jalan, fasilitas rest area, serta pola rekayasa lalu lintas yang disusun bersama Kepolisian dan Dinas Perhubungan. “Kami ingin memastikan bahwa saat pelanggan memasuki ruas yang dikelola JTT, mereka mendapatkan layanan yang terstandar, terukur, dan selalu siap menghadapi peningkatan arus lalu lintas selama Nataru,” tambah Pratomo.
Pada kesempatan tersebut, Board Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Tulus Abadi juga memberikan penegasan mengenai fungsi jalan tol dalam sistem transportasi nasional. Ia menyampaikan bahwa jalan tol pada dasarnya merupakan jalan alternatif, sementara jalan non-tol tetap tersedia dan dapat digunakan masyarakat.
Ia juga menjelaskan bahwa pengelolaan jalan tol dilakukan melalui skema konsesi antara BUJT dan pemerintah. “Selama masa konsesi, BUJT berhak mengenakan tarif sebagai bentuk pengembalian investasi. Namun hak ini berjalan bersama kewajiban untuk memenuhi standar pelayanan minimal bagi masyarakat,” jelas Tulus.
Dalam sesi diskusi, para pengguna jalan menyampaikan berbagai masukan mulai dari pengalaman berkendara, kebutuhan perbaikan fasilitas, hingga harapan terhadap pengelolaan ruas tol di masa mendatang. Seluruh masukan tersebut akan menjadi dasar bagi JTT untuk memperkuat program peningkatan operasional di tahun berikutnya.
Dengan semangat “Guyub Bareng, Slamet Saklawase”, PT Jasamarga Transjawa Tol menegaskan komitmennya untuk terus menyambung hati dengan pelanggan serta menghadirkan layanan jalan tol yang makin aman, nyaman, dan berkelanjutan.
MONITOR, Jakarta - Langkah nyata Jamiyah Ahlith Thariqah Al Mutabarah Ahlussunah Wal Jamaah (JATMA ASWAJA),…
MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Prof. Nasaruddin Umar menegaskan komitmen Kementerian Agama dalam memperkuat layanan…
MONITOR, Jakarta — Keluarga Wakil Presiden RI ke-13 sekaligus Mustasyar PBNU, Prof. Dr. KH. Ma’ruf…
MONITOR, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk meraih Juara 2 pada Annual Report Award…
MONITOR, Tangerang Selatan – The 9th International Conference on Zakat (ICONZ) resmi dibuka oleh Menteri…
MONITOR, Jakarta - Menteri Agama RI, Prof. Nasaruddin Umar, menekankan pentingnya peningkatan literasi keagamaan dan…