MONITOR, Denpasar – Pada tahun ini, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) genap berusia 35 tahun, perjalanan panjang mengawal perubahan sosial di Indonesia. Sejak semula berdiri, ICMI diharapkan memberikan kontribusi positif bagi seluruh aspek kehidupan masyarakat.
Benang merah itu pula yang disinggung oleh Arif Satria selaku Ketua Umum ICMI dalam sambutan pembukaan Silaturahmi Kerja Nasional (Silaknas) dan Milad ke-35 ICMI di Hotel Four Points, Bali, Jumat (5/12/2025) malam. Dia menggarisbawahi peranan sentral cendekiawan muslim bagi pembangunan masa depan bangsa.
Menurut Arif, kelahiran ICMI telah membawa banyak inspirasi perubahan bagi Indonesia. Lewat ICMI, para cendekiawan muslim melahirkan berbagai pemikiran maupun masukan bagi pengembangan pendidikan, ekonomi dan sosial, hingga kebijakan publik.
Pada bidang pendidikan, misalnya, sejak lama ICMI mendirikan sekolah Insan Cendekia yang membangun fondasi karakter. “Kita pun saat ini juga sedang mempersiapkan sejumlah sekolah lagi dan salah satu sekolah adalah Insan Cendekia yang ada di Jawa Barat. Kemudian berubah bagaimana kita persiapkan juga dunia Pendidikan di usia dini,” ungkap Arief yang juga Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Dengan bekal pendidikan dini yang baik, maka generasi penerus bangsa telah memiliki modal sekaligus benteng pemikiran maupun karakter. “Sebab investasi terbesar untuk kemajuan ekonomi itu adalah pendidikan usia dini, bukan pendidikan tinggi. Hal itu diungkapkan James Hecman seorang peraih nobel bidang ekonomi, karena itu ICMI tetap memperkuat fokus tersebut,” kata Arif.
Menurutnya, lewat fondasi karakter sejak usia dini, generasi masa depan telah menggenggam modal keterampilan sosial dan keterampilan hidup. Dari sana seiring kehidupan berjalan, generasi masa depan pun kian matang dan siap menghadapi berbagai dinamika.
Di lain sisi, saat ini keterlibatan ICMI dalam kehidupan sosial dan masyarakat dituntut lebih dari sebelum-sebelumnya. Sejak kelahirannya, ICMI banyak memberikan inspirasi pemikiran ataupun gagasan yang kadang berseberangan, tetapi sangat berguna bagi pembangunan masyarakat.
“Saat ini, ICMI dituntut tidak sekadar menginspirasi, tetapi juga memimpin inovasi dan melakukan advokasi publik, karena menjadi bagian dari civil society,” ungkap Arif.
Generasi Emas 2045
Dia menjelaskan peran yang bakal dipikul ICMI itu erat kaitannya dengan berbagai perubahan serta tantangan masa depan Indonesia. Ke depan, Indonesia menyongsong visi besar Generasi Emas 2045, di mana limpahan demografi akan menentukan kemajuan sosial dan ekonomi.
Seiring dengan visi besar tersebut, perubahan teknologi serta lanskap ekonomi juga harus dihadapi. Arif mengutip ungkapan Paul Romer, seorang peraih nobel yang menyatakan setiap kemajuan ekonomi ke depan akan selalu bertumpu pada kekuatan inovasi.
“Ini adalah keniscayaan. Ekonomi yang akan bertumpu ke depan adalah ekonomi berbasis pada kekuatan R&D. Pada kekuatan human capital, kekuatan entrepreneurship. Sehingga tidak bisa lagi kita melulu hanya bergantung pada sumber daya alam,” simpul Arif.
Sayangnya, mengacu Global Supply Innovation Index, Indonesia saat ini berada di urutan ke-55. Peringkat tersebut masih berada di urutan ke-6 di Asia Tenggara, kalah telak dengan Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Filipina.
“Kaitan dengan inovasi inilah bahwa program-program ICMI yang ada di daerah melalui program Innovation Hub, melalui Insan Cendekia, itu salah satu bentuk bagaimana ICMI mendorong proses hilirisasi inovasi,” kata Arif.
Pada kesempatan itu, pengembangan ekonomi syariah dan industri halal pun tak luput disorot. Dua bidang tersebut, menurut Arif, merupakan potensi besar bagi Indonesia dengan penduduk mayoritas muslim.
“Ekonomi syariah adalah masa depan kita. Industri halal adalah masa depan kita. Dan ICMI pada hari ini pun membahas tentang bagaimana implementasi ekonomi syariah sebagai salah satu bidang ekonomi nasional,” ungkapnya.
Terakhir, Arif mengingatkan tradisi ICMI yang merupakan bagian dari civil society, yakni pengembangan pemikiran kritis. Dia menilai kontribusi pemikiran ICMI akan sangat berguna bagi pembangunan mulai dari level lokal hingga nasional.
Terlebih lagi, Indonesia masih membutuhkan banyak pemikiran terkait pembangunan yang selaras dengan konservasi lingkungan hidup. Pembangunan berkelanjutan itulah yang jadi tugas bersama.
“ICMI harus menunjukkan pandangan-pandangan bagaimana kita membangun prinsip-prinsip sustainability dalam pengelolaan hutan, prinsip-prinsip sustainability dalam pengelolaan tambang, prinsip-prinsip sustainability dalam pangan, dalam pembangunan energi, dan lain-lainnya,” tutup Arif.
MONITOR, Bekasi - Menjelang periode libur akhir tahun, PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) terus memperkuat…
MONITOR, Jakarta - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan dukungan penuh terhadap seruan seruan Taubatan Nasuha…
MONITOR, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) kembali menyalurkan bantuan kemanusiaan bagi masyarakat terdampak bencana di…
MONITOR,Jakarta - Direktorat Pesantren pada Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama tangah mengembangkan kurikulum Pendidikan…
MONITOR, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengirimkan bantuan kemanusiaan untuk warga terdampak bencana…
MONITOR, Jakarta - Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto meresmikan Rumah Susun (Rusun) Serka Dedy…