Foto udara pengendara melintasi jalan nasional Medan-Banda Aceh yang terendam banjir di Desa Peuribu, Arongan Lambalek, Aceh Barat, Aceh. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/bar.
MONITOR, Jakarta – Anggota Komisi IV DPR RI, Prof. Rokhmin Dahuri, menegaskan bahwa bencana besar yang melanda Sumatera bukan sekadar peristiwa alam, melainkan peringatan ilahi yang sarat dengan pelajaran hidup.
Dalam refleksinya, Prof. Rokhmin mengajak masyarakat untuk membaca kembali makna bencana sebagai “iqra”, sebuah panggilan untuk merenung, belajar, dan memperbaiki diri.
Dalam pesannya, Guru Besar IPB University ini menyerukan agar masyarakat menjadikan bencana sebagai cermin kolektif: memperkuat spiritualitas, memperbaiki sistem sosial, dan menumbuhkan solidaritas.
“Bencana bukan sekadar luka, tetapi juga kitab terbuka yang harus kita baca dengan hati,” ujar Prof. Rokhmin Dahuri di Bogor, Rabu (3/12/2025).
Menurutnya, ada tujuh hikmah utama yang dapat dipetik dari musibah bencana Sumatera tersebut :
Pertama, Menguatkan tauhid, hanya Allah yang benar-benar bisa diandalkan, semua selain-Nya bisa hilang seketika.
Kedua, Melatih sabar, syukur, dan ridha ,menerima takdir sambil tetap berikhtiar menolong dan bangkit.
Ketiga, Membangkitkan empati dan ukhuwah, dari “urusan mereka” menjadi “urusan kita”, lewat doa, donasi, dan aksi nyata.
Keempat, Mengingatkan amanah menjaga alam,kerusakan lingkungan dan rakus pada alam punya dampak balik berupa bencana.
Kelima, Menguji integritas pemimpin – apakah benar-benar jujur, cepat tanggap, dan amanah dalam menangani musibah.
Keenam, Mengajak perbaiki sistem ,bukan sekadar berduka, tapi memperbaiki tata ruang, lingkungan, dan edukasi kebencanaan.
Ketujuh, Mengingatkan akhirat – hidup sementara, yang dibawa pulang hanya iman, amal, dan akhlak.
Dalam kesempatan lain, ia menyoroti bahwa penyebab utama banjir di Sumatera Utara tidak lepas dari kerusakan lingkungan hidup akibat pembabatan hutan, lemahnya penjagaan kawasan hutan lindung, serta dampak perubahan iklim global.
“Jika disebabkan oleh manusia, maka pemerintah dan rakyat harus kompak, solid, bekerja keras, ikhlas, dan cerdas untuk mengurangi bahaya bencana alam ke depan,” tegas Rektor Universitas UMMI Bogor.
Di tengah duka, ia mengajak seluruh masyarakat untuk bergotong royong membantu para korban, menjadikan peristiwa ini sebagai pengingat penting untuk lebih menjaga alam dan ruang hidup bersama.
“Kami bersama rakyat Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat serta daerah lainnya yang terkena bencana. Semoga para korban mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya dan negeri ini diberi keselamatan serta perlindungan,” pungkasnya.
MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menyatakan DPR siap bekerja sama dengan Pemerintah…
MONITOR, Tangel - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta secara resmi menyerahkan Surat Perintah Pengelolaan kepada para…
MONITOR, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk berhasil meraih Gold Rank pada keikutsertaan perdananya…
MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani, meyakini Pemerintah mempertimbangkan dengan matang untuk menetapkan…
MONITOR, Jakarta - Prajurit TNI dari Satuan Tugas (Satgas) Yonif 122/Tombak Sakti (TS) Kodam I/BB…
MONITOR, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengirimkan bantuan kemanusiaan bagi masyarakat terdampak banjir di Aceh,…