Kamis, 27 November, 2025

Menuju Indonesia Emas 2045, SBIN Jadi Arah Kebijakan Penguatan Daya Saing Industri Keramik

MONITOR, Jakarta – Kementerian Perindustrian menegaskan arah kebijakan baru dalam peningkatan daya saing industri nasional melalui Strategi Baru Industrialisasi Nasional (SBIN) sebagai kerangka pembangunan jangka panjang menuju Indonesia Emas 2045, yang menekankan empat pilar utama mencakup hilirisasi, pengembangan ekosistem industri, penguasaan teknologi, dan penerapan prinsip keberlanjutan.

Sekretaris Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian, Muhammad Taufik, hadir mewakili Kepala BSKJI, Emmy Suryandari. Ia menyampaikan bahwa SBIN menjadi pedoman utama pembangunan industri yang produktif, efisien, dan berkelanjutan, termasuk bagi sektor keramik nasional.

“SBIN memberi arah yang jelas bagi pembangunan industri dalam jangka panjang. Melalui strategi ini, peningkatan kualitas dan daya saing industri keramik diharapkan dapat dicapai secara terukur karena dibangun di atas empat pilar utama yang saling terintegrasi, terutama dalam pemanfaatan teknologi dan penerapan standardisasi,” ujar Taufik dalam sambutannya dalam acara Temu Usaha Industri (TUI) 2025 yang diselenggarakan Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam (BBSPJIKMN) di Bandung, Selasa (25/11).

Pada kuartal I tahun 2025, sektor manufaktur mencatat kontribusi sebesar 17,50% terhadap PDB dengan surplus ekspor mencapai USD 10,4 miliar. Taufik menilai capaian tersebut merupakan sinyal positif bagi keberlanjutan pertumbuhan industri nasional.

- Advertisement -

Di sisi lain, industri keramik nasional telah menunjukkan perkembangan signifikan, dengan kapasitas produksi terpasang mencapai 625 juta meter persegi dan tingkat utilisasi meningkat menjadi 75% pada kuartal I 2025 dari sebelumnya 60% pada awal 2024.

Taufik menjelaskan bahwa transformasi teknologi menjadi prasyarat penting bagi peningkatan daya saing industri keramik, terutama bagi pelaku IKM.

Ia menyampaikan bahwa pemanfaatan teknologi yang tepat guna, peningkatan efisiensi, penerapan prinsip industri berkelanjutan, hingga pemenuhan SNI merupakan langkah strategis agar IKM keramik dapat mengambil peran lebih besar dalam pasar nasional dan global.

“Harapan kita agar IKM keramik nasional dapat terus naik kelas melalui pemanfaatan teknologi dan peningkatan kualitas produk, sehingga mampu memperkuat jangkauan pasar dan menghadirkan kontribusi ekonomi yang lebih besar,” ucapnya.

Lebih lanjut, Taufik menyampaikan bahwa BSKJI terus memperkuat dukungan pada ekosistem industri berbasis standardisasi dan pengembangan kompetensi.

“Kami memastikan industri memiliki akses terhadap layanan pengujian, sertifikasi, peningkatan kapasitas SDM, serta transfer teknologi. Ini menjadi fondasi bagi industri keramik nasional untuk terus tumbuh berkelanjutan,” tegasnya.

Pada kesempatan tersebut, Kepala BBSPJIKMN, Azhar Fitri, menyampaikan bahwa pihaknya siap memperkuat kolaborasi lintas sektor melalui penyediaan layanan standardisasi, pengujian, kalibrasi, sertifikasi, dan dukungan teknologi industri.

Turut hadir secara daring, Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Ahmad Haikal Hasan, yang menyampaikan tentang pengembangan industri halal Indonesia agar bisa lebih berdaya saing dalam skala nasional dan juga global.

Kegiatan ini diisi pemaparan yang disampaikan oleh narasumber-narasumber dari Kementerian Perindustrian, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat, Politeknik Negeri Semarang, PT. Pertamina Lubricant, BRI Insurance, Badan Standardisasi Nasional (BSN) dan DPP Real Estate Indonesia. Dalam kegiatan ini pun dilaksanakan penandatanganan nota kesepahaman antara BBSPJIKMN dengan PT. Gama Abhirama Solusindo dan AB Pottery.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER