NASIONAL

BWI Ungkap Aset Wakaf Capai 2.000 Triliun, Sebagian Belum Produktif

MONITOR, Jakarta – Forum Jurnalis Wakaf dan Zakat Indonesia (Forjukafi) menggelar seminar Wakaf Preneur yang dilaksanakan di Auditorium Kementerian Agama, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (30/10/2025).

Ketua Umum Forjukafi, Wahyu Muryadi mengatakan bahwa kegiatan Seminar Wakafpreneur digelar untuk mendukung pengembangan ekosistem wakaf produktif di Indonesia. “Forum ini menjadi ajang berbagi pengetahuan dan inspirasi tentang pengelolaan wakaf serta kewirausahaan berbasis wakaf,” kata Wahyu.

Ia berharap, kegiatan ini khususnya buat para pelaku dan pengelola wakaf dapat memperluas wawasan serta menjalin kolaborasi dalam memajukan ekonomi umat melalui instrumen wakaf.

Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI), Prof. Kamaruddin Amin mengungkapkan, Indonesia memiliki sekitar 451.000 titik aset wakaf yang tersebar di berbagai daerah. Namun, sebagian besar di antaranya masih belum dikelola secara produktif.

“Jumlah aset wakaf kita cukup besar, sekitar 451.000 titik. Kalau dikonversi nilainya, bisa mencapai sekitar 2.000 triliun rupiah. Di antara jumlah itu, sebagian memang sudah produktif, tapi masih banyak juga yang belum,” ujar Kamaruddin.

Menurutnya, pertumbuhan aset wakaf di Indonesia cukup signifikan, yakni sekitar 6-7 persen setiap tahun. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia sangat dermawan dalam berwakaf.

“Banyak aset wakaf yang sudah dikelola secara produktif, misalnya oleh Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, dan masyarakat umum. Ada yang digunakan untuk madrasah, pesantren, perguruan tinggi, masjid, hingga kantor pemerintahan dan lembaga keagamaan,” ucapnya.

Meski begitu, Kamaruddin menegaskan masih banyak aset wakaf yang belum termanfaatkan secara maksimal. Ia mencontohkan sejumlah tanah wakaf yang kini sudah mulai dikelola untuk kegiatan produktif seperti peternakan, perikanan, maupun perbengkelan.

“Masih banyak tanah wakaf yang bisa dikembangkan lagi. Karena itu, kami mengajak masyarakat untuk ikut berpartisipasi, terutama dalam memperkuat kapasitas para nazir (pengelola wakaf),” katanya.

Kamaruddin menilai, salah satu tantangan dalam mengoptimalkan wakaf produktif adalah keterbatasan akses keuangan bagi para nazir. Padahal, menurut dia, sektor perbankan sebenarnya bisa berperan penting dalam mendukung pengelolaan wakaf.

“Kalau perbankan ingin membantu, potensi produktifnya sangat tinggi. Hanya saja, tanah wakaf tidak bisa dijadikan agunan karena statusnya milik Allah, sehingga tidak dapat disita,” jelasnya.

Meski begitu, ia berharap perbankan tetap bisa mencari skema alternatif agar para nazir dapat memperoleh pembiayaan dengan tata kelola yang baik dan hati-hati. Selain wakaf aset, BWI juga tengah mendorong pengembangan wakaf uang sebagai instrumen sosial ekonomi baru. Masyarakat kini bisa berwakaf mulai dari nominal kecil, seperti Rp10.000 hingga Rp15.000.

“Potensi wakaf uang di Indonesia mencapai Rp180 triliun per tahun. Namun, yang berhasil dikumpulkan baru sekitar Rp3,5 miliar,” ujar Kamaruddin.

Ia menjelaskan, dana wakaf uang tersebut bersifat abadi dan tidak boleh berkurang. Dana tersebut diinvestasikan, dan hasil investasinya digunakan untuk membantu masyarakat kurang mampu. “Wakaf uang ini sebenarnya bisa menjadi instrumen yang sangat kuat untuk pengentasan kemiskinan jika dikelola dengan baik,” pungkasnya.

Recent Posts

Industri Manufaktur Lanjut Ekspansif, Optimisme Pelaku Usaha Meningkat

MONITOR, Jakarta - Industri manufaktur nasional terus menunjukkan ketahanannya di tengah dinamika ekonomi global maupun…

3 jam yang lalu

Curi Perhatian, Mahasiswa UIN Jakarta Pamerkan Robot Pengumpul Sampah di AICIS+ 2025

MONITOR, Depok - Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UIN Syarif…

4 jam yang lalu

Antisipasi Korban Online Scam Seperti WNI di Kamboja, Puan Dorong Sistem Early Warning

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan keprihatinan mendalam atas kasus 110 warga…

5 jam yang lalu

DPR Buka Peluang Bahas Soal Alih Status PPPK Jadi PNS di RUU ASN

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi II DPR RI, Muhammad Khozin mengungkap perkembangan pembahasan revisi Undang-Undang…

6 jam yang lalu

Laba Inti Meningkat 5,02 Persen, Jasa Marga Konsisten Jaga Kinerja Positif Sepanjang Kuartal III Tahun 2025

MONITOR, Jakarta - Di tengah kondisi ekonomi dan lingkungan bisnis yang cukup menantang, PT Jasa…

9 jam yang lalu

DPR Tegaskan Meski BPIH 2026 Turun Pelayanan Haji Tak Boleh Ada Penurunan

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi VIII DPR RI sekaligus Anggota Panitia Kerja (Panja) Haji, Maman…

12 jam yang lalu