HUMANIORA

Asrama Ambruk Lagi, Waketum PBNU Minta Pemerintah Bantu

MONITOR, Jakarta – Musibah kembali menimpa warga Pondok Pesantren. Lokasinya di Situbondo, Jawa Timur. Sebuah asrama di Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Syekh Abdul Qodir Jailani, rubuh. Selain menyebabkan timbulnya korban luka-luka, asrama khusus santriwati yang ambruk itu, telah pula mengakibatkan wafatnya seorang santriwati atas nama Putri (12).

“Saya atas nama PBNU menyampaikan duka cita yang mendalam atas wafatnya salah seorang santriwati. Semoga almarhumah syahidah, karena wafat di saat sedang dalam masa-masa menuntut ilmu” kata Wakil Ketua Umum PBNU, KH. Dr. (HC). Zulfa Mustofa, Rabu (29/10) saat dikonfirmasi pers terkait kabar duka tersebut.

Berita rubuhnya asrama di salah satu pondok pesantren di Situbondo ini, menambah duka yang belum mengering akibat ambruknya musala di Pondok Pesantrel Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo bulan September lalu. “Tentu saja kami sangat prihatin atas musibah ini. Berulang dalam waktu yang hanya selisih satu bulan dari musibah Al Khoziny, Sidoarjo,” ujar Kiai Zulfa.

Wakil Ketua Umum PBNU bidang Keagamaan ini meminta pemerintah agar dapat turun tangan membantu mencarikan jalan keluar dari situasi yang memprihatinkan yang dialami sejumlah pondok pesantren. Sebagaimana diketahui, musibah Al Khoziny telah mendorong pemerintah dan para pihak lain, agar dapat memberi atensi terhadap kondisi bangunan di pondok pesantren.

“Kami berharap, ya memintalah, agar pemerintah bisa membantu pesantren tua yang bangunan-bangunannya berpotensi membahayakan. Agar membantu dengan cara memperbaiki bangunan-bangunan tersebut, agar santri-santrinya kembali bisa belajar dengan aman,” kata kerabat dekat ulama kebanggaan Nusantara, Sheikh Nawawi Al Bantani itu.

Selanjut, kata Kiai Zulfa, secara internal, PBNU sendiri terus melakukan monitoring, melakukan pendataan dan menginventarisasi atas sejumlah aset pondok pesantren, terutama mengenai bangunan fisik. “Saya juga memerintahkan RMI bekerja sama dengan para pihak membantu pondok tua yang ada di lingkungan NU,” kata Kiai Zulfa.

RMI atau Rabithah Ma’ahid Al Islamiyah adalah sebuah lembaga berbentuk perikatakan pondok pesantren-pondok pesantren yang berada di bawah naungan PBNU. Sebagaimana diketahui, hingga saat ini, tidak kurang 26.000 an pondok pesantren yang ada di Nusantara, secara ubudiyah dan muamalah, berafilisi dengan NU.

1 Orang Wafat

Diberitakan sebelumnya, bangunan Asrama Putri Pondok Pesantren Salafiah Syafi’iyah Syekh Abdul Qodir Jailani di Jalan Pesanggrahan, Desa Blimbing, Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, ambruk pada Rabu (29/10/2025) dini hari sekitar pukul 00.30 WIB.

Kapolres Situbondo AKBP Rezi Darmawan menyatakan, secara total ada 12 santriwati yang menjadi korban dari peristiwa bangunan asrama putri ambruk. Satu meninggal dunia. “Satu satriwati meninggal dunia dan sudah dikebumikan tadi jam 8 pagi,” kata Rezi pada Rabu.

Korban meninggal atas nama Putri (12), warga Dusun Rawan, Desa Besuki, Kecamatan Besuki. Sedangkan yang lain yakni enam orang dirawat di Puskesmas Besuki, empat orang dirawat di RSUD Besuki, dan satu orang dirawat di RSIA Jatimned.

“Korban yang selamat sekarang dirawat intensif di beberapa tempat, empat di RSUD Besuki, dan satu di RSIA Jatimned,” katanya. Pihak kepolisian telah melakukan olah TKP, tetapi masih belum bisa memastikan penyebab ambruknya bangunan tersebut. Pihaknya akan melakukan koordinasi dengan Kementerian Agama.

“Hasil penyelidikan kami masih belum tahu penyebabnya, apakah faktor cuaca atau faktor yang lain. Kami juga akan koordinasi dengan pihak kementerian,” katanya.

Kesaksian

Aura Adelia (14), warga Desa Bungatan, Kecamatan Bungatan, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, menjadi salah satu korban ambruknya bangunan asrama itu. “Saya saat itu tidur terlelap, tiba-tiba (bangunan) ambruk dan lalu saya keluar kamar,” ucap Aura saat ditemui di RSUD Besuki Rabu (29/10/2025).

Aura mengatakan, dalam satu kamar berisi 19 orang santriwati. Saat itu, semua teman-temannya sedang tertidur lelap dan tidak mengetahui adanya tanda-tanda bangunan akan roboh. “Saya tidak tahu apa-apa, cuma saat saya keluar kondisi memang gerimis,” katanya.

Aura baru tahu bahwa kaki kanannya terluka parah saat dirinya sudah berlari keluar dan sedang duduk bersama teman-temannya. Kaki kanannya tiba-tiba terasa perih dan keluar darah. “Saat tahu ada luka saya minta tolong, setelah itu digendong dibawa ke rumah sakit,” katanya.

Dia juga menyatakan tidak hanya dirinya yang mengalami luka serius. Namun, ada empat korban lainnya. Dua dirawat di RSIA Jatimnet dan dua santri dirawat di RSUD Besuki.

RS (35), warga Desa Besuki, Kecamatan Besuki, salah satu keluarga korban menyatakan, pihaknya dikabari dan diminta ke asrama putri untuk menemui saudaranya. Namun, tidak dikabari bahwa korban mengalami luka.

“Kami itu awalnya disuruh ke pondok, tidak tahu kalau anaknya (korban) ini sedang menjadi korban ambruk, kami sangat kaget apalagi kondisi luka cukup parah dan harus operasi,” ucapnya.

Recent Posts

Refleksi Satu Tahun Asta Cita Presiden Prabowo Bidang Diplomasi dan Pertahanan Nasional

MONITOR, Tangerang Selatan - Pimpinan Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Uama (PP ISNU) bekerja sama dengan…

1 jam yang lalu

Dukung Maung Pindad Jadi Mobil Nasional, DPR: Potensinya Besar

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi I DPR RI, Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin, mendukung rencana…

2 jam yang lalu

Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT

MONITOR, NTT - Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) bersama sejumlah pemangku kepentingan memfasilitasi…

3 jam yang lalu

Hadiri Pemusnahan 214 Ton Narkoba, Puan Ingatkan Pentingnya Perlindungan Generasi Muda

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menghadiri acara pemusnahan barang bukti narkoba hasil…

4 jam yang lalu

Wamenag Minta Renstra Kemenag 2025-2029 Perkuat Pesantren

MONITOR, Jakarta - Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafi’i menegaskan bahwa arah kebijakan Kementerian Agama…

5 jam yang lalu

AICIS+ 2025 Resmi Dibuka, 12 Cendekia Dunia Bahas Islam, Teknologi, dan Masa Depan Peradaban

MONITOR, Depok – Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) bersama Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis)…

6 jam yang lalu