PEMERINTAHAN

Ada Potensi 660 Perusahaan, Indonesia dan Jepang Siap Majukan Industri Mold and Dies

MONITOR, Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memperkuat pengembangan sumber daya manusia (SDM) industri di bidang mold and dies serta mesin perkakas, sebagai salah satu sektor strategis dalam menopang pertumbuhan industri manufaktur nasional. Apalagi, industri mold and dies merupakan salah satu sektor yang mendapat prioritas pengembangan sesuai Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025–2045.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan, industri mold and dies memiliki potensi besar untuk dikembangkan karena menjadi bagian penting dalam rantai pasok di berbagai sektor manufaktur, seperti otomotif dan elektronik. “Artinya, sektor ini berperan penting dalam menghasilkan berbagai komponen industri dari otomotif hingga barang konsumsi,” ujar Menperin dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (22/10/2025).

Berdasarkan data Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas) Kemenperin, terdapat sekitar 660 perusahaan dengan kapasitas produksi mencapai 35.000–40.000 unit per tahun, serta menyerap lebih dari 42 ribu tenaga kerja.

Lebih lanjut, Agus menegaskan bahwa penguatan SDM merupakan faktor kunci dalam mendukung peningkatan produktivitas dan daya saing industri nasional. “Kemenperin saat ini memiliki 13 pendidikan tinggi vokasi, 9 SMK, dan 7 Balai Diklat Industri yang aktif dalam mencetak tenaga industri kompeten dan berdaya saing global, sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045,” imbuhnya.

Dalam upaya memperkuat kompetensi tenaga pendidik di bidang tersebut, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin bekerja sama dengan Association for Overseas Technical Cooperation and Sustainable Partnerships(AOTS) Jepang menyelenggarakan Pelatihan Pengembangan Sistem Pendidikan Mold and Dies bagi para guru SMK dari seluruh Indonesia.

Program ini merupakan implementasi dari New Manufacturing Industry Development Center(New MIDEC), hasil kerja sama antara Kemenperin RI dengan Ministry of Economy, Trade, and Industry (METI) Jepang di bawah payung Indonesia–Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) yang ditandatangani sejak tahun 2007 dan diperbarui pada 2022.

Kepala BPSDMI Kemenperin Masrokhan menyampaikan bahwa pelatihan mold and dies tingkat dasar telah dilakukan secara berkelanjutan sejak 2019 hingga 2024 dan telah melibatkan 225 guru SMK dari berbagai daerah.

“Tahun ini, pelatihan dilaksanakan selama 10 hari, dari 20 Agustus hingga 2 September 2025, diikuti oleh 25 guru bidang permesinan dan elektronika dari berbagai daerah di Indonesia. Pelatihan ini diharapkan dapat memperkuat pemahaman teknis peserta mengenai proses produksi, penggunaan alat, hingga aspek keselamatan kerja dalam industri mold and dies,” ungkap Masrokhan.

Kepala BPSDMI menambahkan, hasil dari pelatihan ini diharapkan dapat disinergikan dengan kurikulum pembelajaran di sekolah sehingga pendidikan vokasi dapat semakin relevan dengan kebutuhan industri. “Program ini diharapkan mampu menjadi acuan dalam penyelarasan kurikulum, pengembangan sarana dan prasarana pendidikan, serta peningkatan kualitas pengajaran di kelas,” tuturnya.

Sementara itu, perwakilan AOTS Jepang, Yosuhiro Chino menyampaikan apresiasinya atas partisipasi aktif para guru SMK Indonesia. Ia berharap para peserta dapat menjadi agen perubahan dengan membagikan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh kepada rekan-rekan guru lainnya.

“Industri mold and dies memiliki peran penting dalam memastikan keberlanjutan rantai produksi manufaktur. Oleh karena itu, pelatihan seperti ini sangat penting agar dunia pendidikan selalu mengikuti perkembangan teknologi terkini dan mampu mencetak SDM siap kerja di sektor industri,” ujar Yosuhiro.

Kemenperin dan METI Jepang berkomitmen untuk terus memperluas ruang lingkup kerja sama di berbagai bidang strategis, termasuk pengembangan industri kecil dan menengah (IKM), transformasi menuju industri hijau, serta implementasi Industry 4.0.

Melalui kolaborasi antara AOTS dan BPSDMI sebagai implementing agency, kerja sama ini diharapkan mampu mendorong peningkatan kualitas SDM industri nasional, memperkuat daya saing sektor manufaktur, dan mewujudkan kemandirian industri Indonesia.

Recent Posts

Doktor Manajemen Bisnis IPB Lahirkan Model Loyalitas Wisatawan Muslim untuk Daya Saing Global Wisata Halal

MONITOR, Bogor - Sekolah Bisnis IPB University menyelenggarakan Sidang Terbuka Promosi Doktor bagi Fitry Primadona…

1 jam yang lalu

Gaji Hakim Naik! DPR Ingatkan Reformasi Peradilan, Tak Boleh Jadi Jaminan Moral

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi III DPR RI, Abdullah menilai kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang…

2 jam yang lalu

Dirut Jasa Marga: Tujuh Gerbang Tol di Ruas Tol Dalam Kota Telah Beroperasi Normal

MONITOR, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk memastikan tujuh Gerbang Tol (GT) di Ruas…

4 jam yang lalu

Kebijakan Presiden Prabowo Turunkan Harga Pupuk 20 Persen Pertama Kali dalam Sejarah

MONITOR, Jakarta - Untuk pertama kalinya dalam sejarah program pupuk bersubsidi, Pemerintah Republik Indonesia secara…

4 jam yang lalu

Catatan JMM Satu Tahun Pemerintahan Prabowo; 8 Gebrakan dari Pangan hingga Keimigrasian

MONITOR, Jakarta - Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka genap berusia…

4 jam yang lalu

DPR Wanti-wanti Agar Legalisasi Tambang Rakyat Tak Dimanfaatkan Pihak Nakal

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi XII DPR RI, Ratna Juwita Sari memberikan dukungan terhadap kebijakan…

5 jam yang lalu