PARLEMEN

DPR Minta Sejumlah Program Agar Dievaluasi, Jangan Tunggu Viral Dulu

MONITOR, Jakarta – Ketua Komisi XIII DPR RI, Willy Aditya, menegaskan agar kementerian maupun lembaga yang hadir dalam kunjungan kerja reses di Batam, Kepulauan Riau, tidak berhenti pada wacana belaka. Menurutnya, sejumlah program perlu dievaluasi agar tepat sasaran dan relevan dengan kebutuhan masyarakat saat ini.

“Ya, ada beberapa program yang itu tidak tepat sasaran. Lingkungan strategis berubah, keadaan berubah,” ujar Willy pada Media usai memimpin kunjungan Kerja di Batam yang dihadiri Pejabat Kementerian Hukum, Pejabat Kementerian Ham, Pejabat Direktorat Jenderal Imigrasi, Pejabat Direktorat Jenderal  Pemasyarakatan, Pejabat Lembaga Perlindungan Saksi Dan Korban, Serta Kakanwil Kementerian Hukum,  Kakanwil Ditjen Imigrasi Dan Kakanwil Ditjen Pemasyarakatan Provinsi Kepulauan Riau, Dan Kepala Kantor Imigrasi Batam, di Batam, Jumat (3/10/2025).

Willy mencontohkan program pembangunan Pos Bantuan Hukum (Posbakum) yang dianggap tidak lagi sesuai dengan perkembangan zaman. “Posbakum itu kan sekarang sudah zaman digital. Posko itu saya bilang tadi ada di tangan kita. Kenapa tidak declare saja? Dan sekarang kan ada fenomena viral no justice. Masa kita bertindak harus berdasarkan viral dulu? Nah, ya kita bikin kanalnya,” jelasnya.

Selain itu, Willy juga menyoroti program desa binaan dari Imigrasi yang dinilai tidak tepat sasaran karena wilayah tersebut justru kerap menjadi transit. Ia menekankan pentingnya evaluasi agar pelaksanaan program tidak dipukul rata tanpa mempertimbangkan konteks daerah.

“Spiritnya yang harus tetap sama, tapi konteks itu bisa berbeda-beda. Jadi itu yang perlu kita periksa. Tidak harus kacamata kuda untuk menerjemahkannya di daerah. Nanti temuan-temuan ini pada masa sidang berikut akan kita evaluasi untuk disampaikan kepada kementerian,” tegasnya.

Menurut Willy, komunikasi dengan kementerian maupun pimpinan lembaga sangat penting agar kebijakan yang dijalankan lebih kompatibel.

“Birokrat ini kan ada sebuah hal yang mereka pegang. Kalau perintah, jalan. Mau hujan, mau panas, tabrak. Tapi satu sisi kita harus ngomong, ‘Eh, ini tidak kompatibel. Ini tidak relevan’,” tuturnya.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa Kepulauan Riau, khususnya Batam, harus menjadi etalase pelayanan publik dan penegakan hukum di bidang keimigrasian, pemberantasan perdagangan orang, dan narkotika.

“Demokrasi itu kan membutuhkan best practice. Best practice itu yang butuh kita eksekusi di sini bersama-sama,” ujarnya.

Willy menambahkan, standar pelayanan publik di Batam perlu ditingkatkan karena wilayah ini bersinggungan langsung dengan negara-negara tetangga yang memiliki standar tinggi.

“Halaman kami harus bersih. Senyuman kami bukan hanya ramah, tapi ini loh buktinya. Karena kita langsung di-challenge dengan negara tetangga. Ini motivasi kita sama-sama, ayo kita bersaing dalam konteks pelayanan dengan negara tetangga,” pungkasnya. 

Recent Posts

Dirjen Bimas Islam Minta KUA Bimbing Masyarakat Pahami Urgensi Pencatatan Nikah

MONITOR, Jakarta - Dirjen Bimas Islam Abu Rokhmad meminta Kantor Urusan Agama tidak hanya menjadi…

6 jam yang lalu

HKTI Harus Jadi Rumah Besar Petani, Sudaryono: Saatnya Hadir dengan Kerja Nyata

MONITOR, Jakarta - Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Sudaryono, meminta HKTI menjadi organisasi…

10 jam yang lalu

Kemenperin Perkuat Strategi Branding agar Batik Indonesia Makin Dikenal

MONITOR, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong penguatan strategi branding dalam rangka meningkatkan daya…

11 jam yang lalu

Seminar di MQK Internasional Wajo Bahas Krisis Iklim dan Solusi Epistemologis Berbasis Turats

MONITOR, Jakarta - Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) Internasional dimeriahkan dengan halaqah (seminar) yang membahas tentang…

14 jam yang lalu

Irjen TNI Pimpin Upacara Ziarah Nasional HUT Ke-80 TNI di TMP Kalibata

MONITOR, Jakarta - Inspektur Jenderal (Irjen) TNI Laksdya TNI Hersan bertindak selaku Inspektur Upacara (Irup)…

17 jam yang lalu

Menag Nasaruddin Terima Gelar Adat dari Kedatuan Luwu

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar, menerima gelar adat dari Kedatuan Luwu. Prosesi penganugerahan…

18 jam yang lalu