EKONOMI

Saat UMKM Wastra Nusantara Jadi Penjaga Alam dan Penopang Ekonomi

MONITOR, Jakarta – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melekat erat dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Para pengusaha UMKM pun tak bisa dipandang sebelah mata. Mereka menjadi salah satu pilar penggerak penting bagi bangsa ini baik sebagai pelestari maupun penopang ekonomi.

Pengusaha UMKM berperan besar dalam pelestarian lingkungan dan kesejahteraan bangsa. Pencapaian itu diwujudkan dua pengusaha UMKM, yakni Saree Ulos dan Batik Organik.

Saree Ulos dan Batik Organik punya semangat mengenalkan produk khas Indonesia berupa wastra Nusantara ramah lingkungan yang sekaligus mampu memberdayakan masyarakat.

Founder Saree Ulos Juliana Sianturi mulai berkecimpung dalam kreasi songket ulos dengan tekad memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan perajin tenun di Danau Toba.

Pada 2024, Juliana mengikuti program inkubasi Kementerian UMKM. Dari hanya fokus berjualan tenun, jiwa inovatif dalam diri Juliana tumbuh lewat program yang diinisiasi Kementerian UMKM.

Juliana mengkreasikan limbah pertanian menjadi bahan baku songket ulos dengan merek Saree Ulos. Limbah sawit, rami, pisang, dan nanas dimanfaatkan menjadi produk tenun yang ramah lingkungan dan bernilai jual tinggi. Selembar tenun ini dihargai mencapai Rp9 juta.

Sebagai perintis songket ulos dari limbah sawit, Juliana memastikan para penenun mendapatkan keuntungan yang layak. Saree Ulos bermitra dengan 50 penenun. Mereka mendapatkan upah dari jasa tenun, serta jasa insentif sebesar 10 persen dari harga kain yang berhasil terjual.

“Ini kami aplikasikan ke songket ulos agar dapat dinikmati bukan hanya oleh masyarakat Batak, tapi juga semua kalangan,” ujar Juliana pada Kamis (7/8), dalam acara Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2025, di Jakarta Internasional Convention Center, Jakarta.

Keunikan Saree Ulos membuat songket ulos dari limbah sawit menarik minat berbagai pihak, termasuk eksportir Indonesia yang biasa mengekspor produk ke Eropa dan Amerika.

Juliana kini punya tekad baru mengembangkan limbah pertanian menjadi bahan baku benang khas Indonesia untuk memproduksi berbagai wastra Nusantara. Dia berharap pemerintah bersinergi menghadirkan mesin pengolah limbah pertanian menjadi benang berkualitas. Kain alami dari limbah pertanian juga diharapkan menjadi daya tarik tersendiri dalam rangka melindungi produk lokal.

“Kami berharap limbah pertanian bisa dimaksimalkan menjadi benang khas Indonesia yang dipasarkan ke dunia internasional, kemudian menjadi barang bernilai jual tinggi,” ujarnya dengan penuh harap.

Batik Organik

Senada, semangat melestarikan lingkungan dan menyejahterakan bangsa juga digaungkan pengusaha UMKM asal Bogor, Ana Khairani. Dia mendirikan usaha Batik Organik dengan konsep keberlanjutan pada 2013.

“Kami memiliki visi global ingin mendirikan pusat riset edukasi serat dan warna alam yang diwujudkan melalui kain batik,” tutur Ana yang turut menampilkan batiknya dalam ajang KKI 2025.

Ana bersama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), berhasil mengekstrak daun, kulit buah, bunga, dan batang pohon menjadi pewarna alami batik. Batik Organik juga dibuat dengan kain dari serat alami kayu akasia, eucalyptus, katun, atau sutra eri. Serat ini bersifat biodegradable sehingga mudah terurai dalam tanah dan lebih ramah lingkungan.

Lewat Batik Organik, Ana juga membantu memberdayakan perempuan Indonesia. Batiknya menjadi karya inklusif buatan 54 ibu pembatik dari Desa Cipaku, Bogor. Para ibu mendapat edukasi, kaderisasi, dan pelatihan membatik.

Keberhasilan Ana menciptakan batik ramah lingkungan tak lepas dari dukungan Kementerian UMKM. Dia mengikuti program Entrepreneur Development yang memberikan pembinaan berupa peningkatan kapasitas produksi dan mentoring bisnis.

Menurutnya, Kementerian UMKM telah berperan penting dalam menumbuhkan semangat berinovasi, meningkatkan reputasi baik dan penjualan Batik Organik. Ana juga mendapat perlindungan legalitas, perluasan akses pasar, serta kesempatan tampil ke publik.

“Kami bersyukur program ini berkelanjutan dan masih menjadi ekosistem bisnis pendukung dalam berjejaring dan berkolaborasi dengan pihak lain,” ujar Ana.

Saree Ulos dan Batik Organik menjadi contoh UMKM yang berhasil mengembangkan usahanya sekaligus mencintai lingkungan dan menyejahterakan bangsa Indonesia.

Recent Posts

Keracunan MBG Terus Berulang, DPR Dorong Pemanfaatan Dapur Sekolah

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Charles Honoris menyampaikan keprihatinan atas kembali…

5 jam yang lalu

Menteri Agama Tinjau Pesantren Al Khoziny Sidoarjo dan Salurkan Bantuan Rp.610 Juta

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar hari ini meninjau penanganan korban terdampak bangunan ambruk…

6 jam yang lalu

Ajak HMI Berdayakan Ekonomi, Menteri Maman Tekankan Pentingnya Peran Pengusaha UMKM

MONITOR, Jakarta - Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman mengajak anggota Himpunan…

7 jam yang lalu

Musala Ponpes di Sidoarjo Ambruk, Puan Ingatkan Keselamatan Santri Prioritas Utama

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani, menyampaikan duka atas musibah robohnya musala di…

8 jam yang lalu

MBG Dievaluasi, DPR Ingatkan Jangan Sampai Ahli Gizi di SPPG Tak Berfungsi Baik Lagi

MONITOR, Jakarta - Pemerintah melakukan berbagai evaluasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) menyusul banyaknya kasus…

8 jam yang lalu

Hadiri Acara Sedekah Bumi di Pasuruan, Prof Rokhmin Tekankan Spiritualitas Dalam Bertani

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI, Prof Rokhmin Dahuri, hadiri acara semarak tradisi…

10 jam yang lalu