DAERAH

Aisyiyah Bojongsari Ajak Anak Gambar Mimpi, Wujudkan Cita-cita

MONITOR, Depok – Setiap tanggal 23 Juli, diperingati sebagai Hari Anak Nasional (HAN). Di tahun 2025, HAN mengusung tema “Anak Hebat, Indonesia Kuat Menuju Indonesia Emas 2045” dengan tagline inspiratif “Anak Indonesia Bersaudara.” Tema ini menegaskan pentingnya menciptakan generasi anak yang sehat, cerdas, tangguh, dan berdaya dalam rangka menyambut 100 tahun kemerdekaan Indonesia di tahun 2045.

Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah Bojongsari–Depok memperingati HAN sekaligus perayaan Milad ‘Aisyiyah ke-108 dengan menggelar “Lomba Menggambar Anak Hebat” secara terbuka dan gratis. Dengan kategori, untuk usia 8-10 tahun yakni menggambar dan mewarnai untuk kategori usia 4-7 tahun. Tak hanya itu, selama anak-anak berlomba, orang tua diundang mengikuti diskusi interaktif bertemakan “Mimpiku, Cita-Citaku untuk Indonesia Hebat” dengan menghadirkan dua narasumber yakni Maila Dinia Husni Rahiem (Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah Bojongsari, Guru Besar PAUD dan Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) dan Tunggal Pawestri (Direktur Eksekutif HUMANIS Foundation).

Acara dilaksanakan di Masjid at-Tanwir, Curug, Depok. Pada Sabtu pagi, 27 Juli lalu. Kegiatan secara resmi dibuka oleh Ketua Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah Bojongsari–Depok, Yulianti Muthmainnah (Yuli-Muth).

Dalam sambutannya, Yuli Muth mengatakan bahwa anak terlahir dalam keadaan fitrah, tidak ada satu kurang apapun, lantas dunia (mungkin kita semua)-lah yang memperlakukan mereka secara berbeda. Lebih lanjut, ia mengatakan dalam Islam, yang diadopsi oleh Fikih Perlindungan Anak Perspektif Muhammadiyah, pendidikan anak bukan hanya tanggung jawab ibu semata, tetapi juga bapaknya.

“Hal tersebut mengingatkan kita bahwa Luqman berpesan pada anaknya yang termuat dalam QS. Luqman ayat 13-19 yakni jangan mempersekutukan Allah SWT, berbuat baik kepada ibu dan bapak, mendirikan shalat, berbuat baik atau amal ma’ruf dan mencegah keburukan atau nahi munkar, serta jangan berlaku sombong. Dalam ayat ke-14 secara spesifik juga disebutkan, seorang ibu ketika hamil, memerankan peran repduksi biologis, dalam keadaan lemah dan bertambah lemah. Sehingga, bapak penting mengambil peran reproduksi sosial seperti memperhatikan kondisi Kesehatan ibu, membereskan rumah, mencuci, dan memasak, juga terlibat dalam peran-peran pendidikan anak secara bersama-sama, sebagaimana yang telah dicontohkan Rasulullah SAW. Untuk itu, orang tua, ibu dan ayah penting secara bersama-sama terlibat aktif mewujudkan mimpi dan cita-cita buah hati, anak-anak kita, hingga tumbuh menjadi anak hebat, salah satunya mengapresisi karya seni mereka berupa hasil menggambar, termasuk memastikan anak-anak terhindar dari segala bentuk kekerasan seksual, perundungan, ataupun hal buruk lainnya, sehingga Indonesia mewarisi generasi cemerlang, mendatang, aamiin,” ucap Dosen ITB Ahmad Dahlan Jakarta ini.

Adapun Maila Dinia menyampaikan gagasan bahwa anak tumbuh kembang anak dilakukan bersamaan antara apresiasi dengan kritik membangun selayaknya burger. Apresiasi adalah roti bagian atas dan bawah juga tomat, keju, dan daun selada. Akan tetapi, kritik yang membangun untuk anak adalah daging yang ada dalam burger itu. Jadi walaupun dikritik, anak tidak merasa tersakiti. Dua cara ini dapat terus dikembangkan orang tua seiring pendidikan dan pengasuhan anak.

Tak jauh berbeda, Tunggal, narasumber dari Humanis, mengingatkan bahwa ungkapan ada anak yang mudah diatur, anak yang malas belajar, anak tegar, termasuk memaksa anak les renang atau menyerah ketika anak tidak mau belajar, dan streotype lainnya merupakan cara membedakan anak dalam keluarga tanpa disadari orang tua.

“Hal yang penting dilakukan adalah mengajak anak diskusi, bertanya mengapa ia tidak mau les renang, apa trauma tenggelam, apakah butuh guru les, apakah tempat les renang tidak nyaman dan lain sebagainya,” ucapnya.

Acara ditutup dengan pengumuman pemenang. Ada 6 juara untuk 2 kategori masing-masing juara 1-3. Salah satu pemenang, juara 2 menggambar adalah Ernest Muhammad Ruska (10) dari SD Al Ziyan Depok.

Menurut panitia, sebagaimana yang disampaikan Nur Baiti dan Kamilla Unso, panitia memilih juara gambar karena kesesuaian tema lomba, kedetailan hasil gambar, dan gradasi warna yang diciptakan. Ernest menggambar pesawat terbang bertuliskan Garuda Indonesia. Satu-satunya gambar yang berbeda. Gambarnya detail dan Ernest juga menuliskan kata-kata ‘aku ingin menjadi insinyur yang bisa membuat pesawat untuk Indonesia’. Ia adalah satu-satunya juara laki-laki dari dua kategori mewarnai ataupun menggambar. Lomba ini diikuti ratusan anak di sekitar Depok dan Tangerang Selatan. Terlihat anak-anak mengikuti dengan antusias dan ceria walau tak juara karena panitia memberikan bingkisan untuk semua anak yang ikut lomba.

Recent Posts

Dirut Jasa Marga Dianugerahi Pin Emas Kapolri atas Berkontribusi Bagi Kemajuan Layanan Lalu Lintas

MONITOR, Jakarta - Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Rivan A. Purwantono, dianugerahi Pin…

5 menit yang lalu

TNI dan Polri Masih Berjaga di DPR, Puan: Objek Vital, Kita Cooling Down Dulu

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menanggapi keberadaan personel TNI dan Polri yang…

45 menit yang lalu

Kemenag Akan Buka Pendaftaran Hibah Penelitian MoRA The Air Fund Awal Oktober 2025

MONITOR, Pekalongan - Tidak ada alasan lagi bagi para dosen Perguruan Tinggi Keagamaan (PTK) untuk…

1 jam yang lalu

Kemenperin Perkokoh Peran Indonesia dalam Rantai Nilai Halal Global

MONITOR, Jakarta - Industri halal di Indonesia menunjukkan perkembangan yang signifikan. Hal ini turut didorong…

2 jam yang lalu

Respons Puan Soal Rencana IKN Jadi Ibu Kota Politik di 2028

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menanggapi wacana penetapan Ibu Kota Nusantara (IKN)…

10 jam yang lalu

Hari Santri 2025, Menag Ungkap Rencana Eselon I Khusus Urus Pesantren

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar membuka rangkaian Hari Santri 2025 di Pondok Pesantren…

10 jam yang lalu