Senin, 14 Juli, 2025

Sekjen Partai Gelora Yakin Suatu Saat Nanti akan Tercipta Perdamaian di Tanah Palestina

MONITOR, Jakarta – Sekretaris Jenderal Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Mahfuz Sidik meyakini, bahwa tanah Palestina pada suatu saat nanti akan tercipta perdamaian  abadi, yang sekarang tengah diduduki pasukan pendudukan zionis Israel. 

Sebab, pada hakikatnya tanah Palestina itu dimiliki oleh tiga agama dari anak cucu Nabi Ibrahim as yang berasal dari orang-orang Yahudi, Nasrani dan Muslim.

Hal itu disampaikan Mahfuz Sidik dalam diskusi Indonesia Anti Fraud Center (IAFC) dan Partai Gelora yang digelar secara daring di Gelora Media Centre (GMC) pada Kamis (10/7/2025) malam.

Diskusi dengan topik ‘Dinamika Hubungan Iran-Israel : Sejarah, Geopolitik, dan Prospek Masa Depan Konflik di Timur Tengah ini, juga dihadiri Dubes RI-Tiongkok 2005-2009 Mayjen TNI (Purn) Sudrajat, dan Mantan Ka Bais TNI Laksda TNI (Purn) Soleman B. Ponto.

- Advertisement -

“Orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Muslim pada hakikatnya dan pada dasarnya mereka punya hak religius terhadap tanah Palestina,  karena berasal dari nenek moyang yang sama dari Nabi Ibrahim as,” kata Mahfuz Sidik dalam keterangannya, Sabtu (12/7/2025).

Menurut Mahfuz, perilaku brutal pemerintahan zionis Israel dibawah pimpinan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu yang melakukan genosida dan tragedi kemanusiaan di Gaza, Palestina, tidak mencerminkan keseluruhan sikap masyarakat Yahudi.

“Pemerintah Israel sekarang itu hanya didukung sebagian masyarakat Yahudi. Sebagian lain yang lebih besar di Amerika, di kota-kota Eropa justru demo dan mendukung Palestina,” ujarnya.

Artinya, masyarakat Yahudi pada dasarnya tidak mendukung kebijakan politik zionis dan pemerintahan Benjamin Netanyahu. 

“Harapan saya bahwa Palestina satu waktu akan menjadi tanah bersama yang damai,” kata Mahfuz.

Ketua Komisi I DPR 2010-2017 menilai solusi dua negara atau ‘two state solution’ adalah solusi terbaik untuk mengakhiri konflik Palestina-Israel dan tragedi kemanusiaan di Gaza.

Meski hal itu sulit, karena PM Israel Benjamin Netanyahu ingin merealisasikan mimpinya mewujudkan Israel Raya dan mengusir warga Gaza Palestina, tetapi komunitas internasional diharapkan sekuat tenaga mendorong terwujudnya ‘two state solution’.

Dubes RI-Tiongkok 2005-2009 Mayjen TNI (Purn) Sudrajat mengatakan, Indonesia punya kesempatan untuk berperan lebih dalam mengakhiri konflik geopolitik global, terutama di Timur Tengah.

“Kita bisa menempatkan diri sebagai negara yang punya kesempatan untuk bisa berperan. Tetapi kita juga harus meningkatkan kapasitas agar bisa diterima sebagai negara mediator, baik politik, ekonomi dan hubungan internasional,” kata Sudrajat.

Staf Khusus Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin Bidang Diplomasi Pertahanan ini mengatakan, Presiden Prabowo Subianto sebagai pimpinan negara tengah berusaha membangun komunikasi dan hubungan internasional dengan berbagai negara di dunia agar situasi geopolitik global tidak memburuk.

“Kita sekarang dalam keadaan yang tidak baik. Terjadi gelombang, hujan dan angin di lingkungan eksternal dan domestik, semua melanda kita. Maka kita harus betul-betul lebih konsentrasi untuk membangun dalam negeri agar krisis kita tidak terlalu dalam,” katanya.

Sudrajat berharap pemerintah bisa menjalin komunikasi lebih intensif dengan partai politik, termasuk Partai Gelora dalam memberikan pendidikan politik dan pemahaman situasi geopolitik global. 

“Agar tidak ada lagi kegaduhan-kegaduhan di dalam negeri, bijak menggunakan media sosial dan mengurangi fitnah-fitnah yang tidak bermutu. Kita semua harus konsentrasi untuk membangun dalam negeri,” tegasnya.

Mantan Ka Bais TNI Laksda TNI (Purn) Soleman B. Ponto mengingatkan, bahwa perang kedepan akan lebih canggih lagi dari perang 12 hari antara Iran-Israel beberapa waktu lalu. 

Sebab, Israel saat ini sedang mengembangkan senjata baru bernama neokorteks berbasis pada otak manusia. 

“Israel sekarang sedang mengembangkan senjata baru namanya itu neokorteks. Strategi yang berbasis pada new korteks manusia, yang diserang bagian otak yang mengatur logika, persepsi, emosi dan keputusan,” kata Soleman B. Ponto.

Tujuan utamanya, Israel akan mengontrol, memanipulasi populasi orang-orang sipil dan menciptakan keputusan yang menguntungkan Israel, tanpa harus menembakkan peluru, rudal atau bom.

“Israel juga aktif melakukan operasi menyebarkan narasi, memasukkan berita-berita, menyusupi media sosial untuk mengubah opini dunia terutama negara-negara Arab dan Eropa. Israel melakukan manipulasi sistematis,” ujarnya. 

Hal ini dilakukan agar opini publik di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, pro Israel dan tidak lagi mendukung perjuangan rakyat Palestina. 

“Melalui senjata neokorteks dan operasi manipulasi ini akan membuat opini publik dunia dan politik negara lain memberikan tekanan kepada aktivis dan LSM yang pro Palestina supaya lumpuh dan kehilangan kepercayaan. Jadi Israel coba mengendalikan pikiran manusia,” pungkasnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER