NASIONAL

MITI: Pindad MV3 EV Pandu Masih Perlu Sistem Penunjang

MONITOR, Jakarta – Peluncuran kendaraan taktis listrik Pindad MV3 EV “Pandu” oleh Presiden Prabowo Subianto, Rabu (11/6), mencerminkan ambisi Indonesia untuk berinovasi dalam teknologi pertahanan. Upaya ini dinilai Pengamat Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia (MITI), Larasmoyo Nugroho, sebagai kebijakan strategis yang perlu ditopang sistem penunjang agar kehadiran pandu benar-benar bermanfaat dan bernilai ekonomis.

“Peluncuran Pindad MV3 EV Pandu menandai langkah besar dalam modernisasi alutsista Indonesia, tetapi sejumlah tantangan kritis perlu diperhatikan untuk memastikan keberhasilannya,” ujar Larasmoyo Nugroho.

Peneliti Pustekroket BRIN ini menyebut untuk tahap berikutnya spesifikasi lengkap Pandu seperti kapasitas baterai, jangkauan operasional, dan ketahanan di medan tempur perlu diungkap secara jelas agar tidak ada keraguan tentang kesiapan teknologi untuk misi militer sesungguhnya.

Pandu juga harus mengurangi ketergantungan pada komponen impor agar keandalan dan keberlangsungan produksinya terjamin. “Meskipun Indonesia kaya akan nikel, pengembangan baterai canggih dan komponen elektronik berpotensi bergantung pada impor, justru dapat melemahkan kemandirian industri pertahanan,” kata Larasmoyo.

Laras mengingatkan bahwa kehadiran Pandu memerlukan sistem pendukung agar operasional kendaraan tidak menghadapi kendala. Karena itu Pandu memerlukan stasiun pengisian daya dan perawatan khusus, yang dapat diimplementasikan di medan operasi Indonesia yang beragam, seperti hutan atau kepulauan.

“Fokus pada teknologi listrik harus selaras dengan kebutuhan TNI, terutama untuk operasi di medan sulit, di mana keandalan dan kemudahan perawatan lebih krusial daripada aspek seremonial. Kembangkan solusi pengisian daya portabel dan multi-sumber untuk mendukung operasi di medan terpencil.

Hal lain yang perlu dilakukan adalah uji coba kendaraan di berbagai kondisi medan untuk memastikan ketahanan dan relevansi operasional. Dan yang tidak kalah penting adalah penetapan target pasar yang jelas, apakah untuk kebutuhan domestik TNI atau ekspor, dengan strategi pemasaran yang kompetitif,” jelasnya.

Recent Posts

HIQMA UIN Jakarta Wisuda Perdana Tahfidz Al-Quran, Menag Minta dapat Prioritas Beasiswa

MONITOR, Jakarta - HIQMA Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar Wisuda Tahfiz Al-Qur’an.…

7 jam yang lalu

Menuju Kota Pesisir Masa Depan, Prof Rokhmin dorong Gresik terapkan Agro-Maritim berkelanjutan

MONITOR, Gresik - Anggota DPR RI 2024–2029, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri MS, menyampaikan pandangan…

10 jam yang lalu

Mentan Amran Sebut Pertanian Solusi Selesaikan Kemiskinan Ekstrem di Jember

MONITOR, Jatim - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa sektor pertanian merupakan solusi…

10 jam yang lalu

Puncak Dies Natalis ke-59 Universitas Pancasila

MONITOR, Jakarta - Universitas Pancasila (UP) menggelar Acara Puncak Dies Natalis ke-59 dengan semangat kebersamaan…

10 jam yang lalu

MRC 2025 Diikuti 616 Tim, Kemenag Pastikan Madrasah Siap Bersaing

MONITOR, Bogor - Menteri Agama (Menag) RI Nasaruddin Umar menyampaikan bahwa untuk menciptakan inovasi teknologi…

13 jam yang lalu

Kemenperin Pacu Penguatan Keselamatan Industri Kimia melalui Konsorsium Indonesia-Jepang

MONITOR, Jakarta - Kementerian Perindustrian kembali memperkuat komitmennya dalam penerapan Smart Industrial Safety (SIS) melalui…

15 jam yang lalu