Ketua DPR RI Puan Maharani saat melakukan pertemuan bilateral dengan parlemen negara-negara sahabat (kanan)
MONITOR, Jakarta – Ketua DPR RI Puan Maharani kembali melakukan pertemuan bilateral dengan parlemen negara-negara sahabat di sela-sela acara Konferensi Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) atau forum Uni Parlemen negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Gedung DPR RI. Salah satu yang dibahas adalah soal potensi kerja sama perdagangan seperti industri halal.
Di hari ke-4 pelaksanaan Sidang PUIC ke-19 di mana DPR bertindak sebagai tuan rumah, Puan melakukan bilateral meeting dengan pimpinan parlemen negara Pantai Gading, Burkina Faso, dan Iran. Pertemuan digelar di Ruang Delegasi DPR RI, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (15/5/2025) siang. Bilateral meeting dengan masing-masing negara dilakukan terpisah.
Puan terlebih lebih dulu melakukan pertemuan bilateral dengan Ketua Majelis Nasional Pantai Gading, Adama Bictogo. Dalam pertemuan ini, ia menyinggung nilai perdagangan Indonesia-Pantai Gading yang dalam beberapa tahun terakhir mengalami pertumbuhan yang cukup baik dan sangat berpotensi untuk dikembangkan. Diketahui tren perdagangan kedua negara pada 2019-2023 meningkat 15,3 persen.
“Mengingat kondisi ekonomi global yang penuh dengan ketidakpastian. Indonesia dan Pantai Gading perlu untuk melakukan perluasan perdagangan ke pasar baru,” kata Puan.
Presiden PUIC ke-19 ini pun berharap Indonesia dapat terlibat dan mendukung percepatan pembangunan infrastruktur di Pantai Gading. Puan menyatakan akan mendorong pelaku usaha Indonesia untuk berinvestasi di berbagai proyek infrastruktur di negara yang berada di Afrika Barat itu.
“Kita perlu menciptakan iklim investasi dan perdagangan yang mendukung bagi kedua negara,” tuturnya.
Selain di bidang ekonomi, Puan berpandangan Indonesia juga dapat melanjutkan program capacity building bagi sumber daya manusia di Pantai Gading. Khususnya pada bidang-bidang prioritas seperti kesehatan, perdagangan dan investasi, serta bidang lain sesuai kebutuhan Pantai Gading.
“Indonesia juga akan dapat meningkatkan bantuan sosial dan beasiswa pendidikan kepada Pantai Gading dalam bingkai solidaritas Selatan-Selatan,” ungkap Puan.
Hal yang sama diungkap Puan dalam pertemuan bilateral dengan Ketua Parlemen Burkina Faso, Ousmane Bougouma. Ia mendorong peningkatan perdagangan kedua negara semakin dioptimalman.
“Indonesia dan Burkina Faso perlu melakukan perluasan perdagangan ke pasar baru di tengah kondisi perekonomian yang tak pasti,” sebutnya.
Puan menilai, hambatan perdagangan bilateral yang dihadapi Indonesia saat ini adalah tingginya tarif impor bagi barang Indonesia yang masuk ke Afrika sehingga berdaya saing rendah.
“Untuk itu, saya berharap parlemen dapat mendorong pemerintah masing-masing negara untuk mempertimbangkan perlunya melakukan perundingan Preferential Trade Agreement (PTA) bilateral kedua negara,” ucapnya.
Berikutnya, Puan bertemu Ketua Majelis Permusyawaratan Islam Iran, Mohammad Bagher. Bagi Indonesia, kata Puan, Iran merupakan salah satu mitra dagang yang menjadi pasar berbagai komoditas ekspor nasional.
“Sebagai negara dengan penduduk Muslim yang besar, kita juga harus menyadari keunggulan komparatif yang kita miliki untuk mengembangkan industri halal. Saya berharap agar kerja sama pengembangan industri halal oleh kedua negara dapat diperkuat agar mampu menguasai pasar global,” ungkap Puan.
Dalam semangat memperkuat kerja sama ilmiah dan teknologi, Puan menyambut baik proses finalisasi Nota Kesepahaman antara Indonesia dan Iran di bidang nanoteknologi dan bioteknologi, yang diarahkan untuk mendukung pengembangan ketahanan pangan.
“Di bidang teknologi kesehatan, Indonesia dan Iran telah menjalin kerja sama yang cukup erat. Selain itu, Indonesia dan Iran juga telah berkolaborasi dalam proyek percontohan alat telemedisin di sejumlah fasilitas kesehatan,” katanya.
Puan mengatakan, kerja sama pendidikan juga memiliki peran strategis dalam memperkuat hubungan kedua negara. Ia melihat peluang kerja sama pendidikan, seperti pertukaran delegasi akademisi dari kedua negara hingga program beasiswa bersama.
“Saya juga mendukung upaya untuk menjajaki penerbangan langsung dari Tehran ke Jakarta dan Bali,” tambahnya.
Kepada ketiga negara sahabat tersebut, Puan menekankan bahwa seluruh negara OKI harus satu suara mendorong kemerdekaan Palestina.
“Penyelesaian konflik Palestina-Israel menjadi isu penting yang harus mendapatkan perhatian. Perang di Gaza harus segera dihentikan. Negara-negara yang tergabung dalam OKI harus menjamin akses bantuan kemanusiaan untuk saudara-saudara kita di Palestina,” tutup Puan.
Dalam bilateral meeting hari ini, Puan didampingi oleh Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Irine Yusiana Roba Putri, serta Anggota BKSAP DPR Gilang Dhielafararez, dan Stevano Rizki Adranacus.
Adapun Konferensi PUIC ini digelar sejak tanggal 12 Mei 2025 bertempat di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta. Sidang forum parlemen negara-negara muslim ini akan ditutup Kamis sore dengan menghasilkan resolusi bertajuk Jakarta Declaration.
MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal merasa bangga Indonesia menjadi ketua…
MONITOR, Jakarta - Pihak bea cukai Arab Saudi menyita 100 slop rokok yang ditemukan pada…
MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI Rieke Diah Pitaloka mengingatkan PT Timah Tbk…
MONITOR, Banyuwangi - Tari kembang pesisir yang menggambarkan aktivitas nelayan di pesisir Banyuwangi menjadi pembuka…
MONITOR, Jakarta - Pendaftaran seleksi administrasi Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan (PPG Daljab) bagi guru…
MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menekankan pentingnya pendidikan dan pemberdayaan perempuan sebagai…