KEUANGAN

Wamen UMKM: Festival Juadah 2025 Buktikan Tradisi Bisa Hasilkan Nilai Tambah Daerah

MONITOR, Sumbar – Wakil Menteri UMKM Helvi Moraza mengatakan, Festival Juadah 2025 menjadi ajang pembuktian bahwa tradisi yang dilestarikan dengan baik ternyata mampu membawa nilai tambah secara ekonomi dan kesejahteraan bagi suatu daerah.

“Pelestarian tradisi akan sekaligus membawa nilai tambah ekonomi. Misalnya saja di Festival Juadah 2025 ini terbuka kesempatan bagi UMKM khususnya industri kuliner untuk turut berpartisipasi,” ujar Wamen UMKM Helvi Moraza dalam acara Pembukaan Festival Juadah 2025 di Padang Pariaman, Sumatra Barat, Sabtu (10/5).

Helvi secara khusus mendorong agar festival ini dapat digelar secara masal dalam skala yang lebih besar di Sumatra Barat.

Festival Juadah merupakan tradisi dari Sumatra Barat yang populer di era 70-an dan saat ini sudah mulai terlupakan. Juadah merupakan sekumpulan makanan adat yang terdiri dari kanji, wajik, jalabio, aluo, kipang, dan rambuik-rambuik yang telah disatukan di atas dulang dan disusun rapi.

Juadah biasanya menjadi semacam kiasan dari orang tua laki-laki yang menginginkan kehadiran menantu dengan mengatakan bahwa orang tuanya ingin memakan juadah. Dalam hal ini, juadah biasanya berfungsi sebagai hantaran makanan yang dibawa oleh pihak perempuan kepada pihak laki-laki dalam tradisi pernikahan.

Untuk membangkitkan kembali tradisi ini, Kabupaten Padang Pariaman menggelar Festival Juadah 2025 sekaligus dalam rangka membangkitkan gairah UMKM di daerah tersebut.

Lebih lanjut, Wamen Helvi menambahkan, Festival Juadah 2025 menjadi wujud loyalitas masyarakat terhadap budaya lokal yang selama ini dijunjung tinggi oleh nenek moyang. Dibalut dengan inovasi baru, Festival Juadah sepatutnya menjadi inovasi dalam penyelenggaraan kegiatan daerah yang mengangkat budaya lokal.

“Keterlibatan UMKM dalam festival ini menjadi nilai penting, sehingga ekonomi di Kabupaten Padang Pariaman dapat berkembang dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Budaya lokal dan UMKM adalah hal yang tidak dapat dipisahkan. Penggabungan keduanya, sudah dibuktikan dapat menjadi andalan bagi pemerintah daerah,” ujar Wamen Helvi.

Festival Juadah 2025 juga menjadi wajah ekonomi rakyat yang mungkin tak glamor, tapi mampu menghidupi banyak keluarga, sebuah tradisi yang terus hidup, menjadi denyut nadi ekonomi rakyat serta merupakan ruang sosial yang merangkul semua kalangan.

Di tempat yang sama, Bupati Padang Pariaman, John Kenedy Azis, menambahkan bahwa Festival Juadah 2025 menjadi bentuk nyata yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman untuk menghidupkan kembali budaya ini.

“Kami bertekad untuk menjadikan Kabupaten Padang Pariaman sebagai Kabupaten 100 Festival. Tanpa perlu ada sedikitpun APBD yang keluar untuk kegiatan festival yang digelar,” ujar Azis.

Recent Posts

Kementerian PU Percepat Konstruksi Bendungan Cabean, Dukung Swasembada Pangan

MONITOR, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus mempercepat pembangunan Bendungan Cabean yang terletak di…

15 menit yang lalu

AICIS+ 2025 Catatkan Sejarah Baru dengan 2.434 Abstrak dari 31 Negara

MONITOR, Jakarta - Konferensi Internasional Tahunan tentang Islam, Sains, dan Masyarakat atau Annual International Conference…

22 menit yang lalu

Irjen TNI Hadiri Peringatan Hari Konstitusi dan HUT Ke-80 MPR RI

MONITOR, Jakarta - Inspektur Jenderal (Irjen) TNI Letjen TNI M. Saleh Mustafa mewakili Panglima TNI…

1 jam yang lalu

Usulan Peserta Pesantren Award 2025 Dibuka hingga 20 Agustus

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama tahun ini untuk kali pertama akan menggelar Pesantren Award. Giat…

2 jam yang lalu

DPR Targetkan Revisi UU Haji Tuntas di Masa Sidang I Tahun Ini

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal, berharap revisi Undang-Undang Penyelenggaraan Ibadah…

3 jam yang lalu

Kemenag Selesaikan PPG Daljab Guru PAI 2025, Bisa Terima Tunjangan Profesi di 2026

MONITOR, Jakarta - Direktorat Pendidikan Agama Islam (PAI) Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama menetapkan 69.313…

4 jam yang lalu