HUMANIORA

Kirab Waisak Potret Perjalanan Spiritual Sejati Umat Buddha

MONITOR, Magelang – Perayaan Tri Suci Waisak 2569 BE Tahun 2025 di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Senin (11/5/2025), memasuki detik-detik puncak. Senin siang, Api Dharma dari Mrapen, Grobogan dan Air Berkah dari Umbul Jumprit, Temanggung yang sebelumnya disemayamkan di Candi Mendut dikirab ribuan umat Buddha menuju Candi Borobudur. Perayaan ritual setahun sekali ini juga menjadi pemandangan menarik bagi warga sekitar candi dan para wisatawan.

Prosesi dimulai dengan keberangkatan rombongan pembawa bendera yang meninggalkan kompleks Candi Mendut pukul 14.00 WIB. Di barisan berikutnya antara lain iring-iringan mobil pembawa Api Dharma, mobil Air Berkah, tandu Garuda Pancasila, Barusan Bhinneka Tunggal Ika, tandu Kitab Suci Tripitaka dan pembawa hasil bumi. Deretan payung berwarna warni yang dibawa sejumlah Bhikkhu Sangha juga kian menambah menarik perjalanan kirab.

Selanjutnya, rombongan berikutnya adalah para bhikkhu yang diangkut dengan kendaraan hias di atas kendaraan, para bhikku duduk rapi sambil merapal doa, mantra dan memercikkan air berkah kepada umat yang berjubel mendekat. Raut bahagia tampak jelas dirasakan para umat yang berhasil mendapat cipratan air langsung dari bhikku. Deretan rombongan kian memanjang ke belakang yang antara lain diisi para perwakilan majelis umat Buddha dan simpatisan yang datang dari berbagai daerah di Indonesia.

Tak hanya umat Buddha, iring-iringan peserta kirab yang panjangnya mencapai sekitar 3 kilometer ini juga jadi tontonan menarik masyarakat umum. Banyak warga Magelang dan sekitarnya yang sengaja datang ke kawasan Mendut agar bisa melihat langsung kemeriahan dan keunikan kirab keagamaan tersebut. Tak sedikit pula para turis asing menonton dan sebagian bahkan mengikuti jalannya kirab sampai akhir.

Setelah menempuh rute sekitar 3 kilometer, rombongan kirab kemudian tiba di kawasan Candi Borobudur. Di pelataran candi, acara dilanjutkan dengan pembacaan doa oleh para bhikku. Selanjutnya Api Dharma dari Mrapen dan Air Berkah dari Jumprit kemudian disakralkan di altar.

Dirjen Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian Agama yang ikut dalam prosesi ini menilai Kirab Waisak sejatinya memiliki makna mendalam. Menurutnya, kirab tak sebatas berkaitan dengan ritual keagamaan Buddha semata namun juga mengandung dimensi sosial yang luas.

“Kirab ini bisa diartikan sebagai potret perjalanan spiritual manusia yakni perjuangan dan komitmen diri untuk keluar dari penderitaan maupun perilaku-perilaku kurang baik menuju kebahagiaan yang sejati. Namun lebih dari itu, umat juga diharapkan bisa memaknai ini bukan sekadar kirab biasa, tapi bagaimana sambil berjalan mereka menebarkan kebajikan-kebajikan kepada sesama,” terang Supriyadi.

Dalam pandangan Supriyadi, memperbanyak kebajikan, mengembangkan rasa empati maupun simpati kepada sesama manusia adalah kunci terciptanya kehidupan yang damai dan harmonis. Melalui cara ini pula, dirinya optimistis berbagai ketegangan, peperangan dan konflik di antara sesama manusia, kelompok atau negara bisa dicegah dan diselesaikan.

“Ini sesuai dengan pesan dari tema Waisak 2025 yakni ‘Tingkatkan Pengendalian Diri dan Kebijaksanaan, Wujudkan Perdamaian Dunia’. Artinya bahwa komitmen mewujudkan kedamaian harus terpatri di tiap umat. Mereka harus bisa memperkuat rasa empati dengan mengikis sifat loba, serakah, tamak, iri dan lainnya,” pungkasnya.

Recent Posts

Terobosan Jitu! Kemendikdasmen Gelar TKA SMA agar Siswa Makin Kuasai Skill Akademik

MONITOR, Jakarta - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) tengah menyiapkan Tes Kemampuan Akademik (TKA)…

4 jam yang lalu

UU BUMN Baru Larang Rangkap Jabatan, Legislator Sebut Perkuat Komitmen

MONITOR, Jakarta - DPR RI telah mengesahkan Undang-Undang tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 19…

4 jam yang lalu

Kemenhaj RI Inisiasi Kolaborasi dengan KPK, Perkuat Integritas Penyelenggaraan Haji

MONITOR, Jakarta - Kementerian Haji dan Umrah Republik Indonesia (Kemenhaj RI) melakukan audiensi dengan Komisi…

7 jam yang lalu

Puan Dianggap Tunjukkan Kerendahan Hati Saat Ingatkan DPR

MONITOR, Jakarta - Pidato Ketua DPR RI Puan Maharani dalam rapat paripurna khusus yang mengingatkan…

8 jam yang lalu

Kiai NU Tak Terima Kasus Kuota Haji Diframing Keterlaluan

MONITOR, Jakarta - Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Ulum Cilandak, Jakarta Selatan, KH Muhyidin Ishak menanggapi…

9 jam yang lalu

Expo Kemandirian Pesantren Meriahkan MQK Internasional di Wajo

MONITOR, Sulsel - Gelaran Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) Internasional ke-1 Tahun 2025 di Kabupaten Wajo,…

11 jam yang lalu