Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Agung Suganda
MONITOR, Bogor – Upaya membangun kedaulatan pangan nasional kini mendapatkan dukungan dari industri persusuan berbasis koperasi. Rumah Susu Unit Sentul di Bogor, Jawa Barat, menjadi model percontohan dalam penyerapan susu segar dari peternak lokal untuk mendukung Program Makan Bergizi (MBG) di sekolah.
Rumah Susu Sentul yang digagas oleh Muchlido Apriliast, Ketua Koperasi Kujang Sauyunan Berdikari, kini rutin menyuplai susu pasteurisasi ke sejumlah sekolah dasar yang tergabung dalam Satuan Pelayanan Program Makan Bergizi (SPPG).
“Kami antar langsung ke sekolah dan menyesuaikan penyediaan chiller dengan jumlah siswa. Anak-anak lebih menyukai susu murni tanpa rasa tambahan,” ujar Muchlido saat memberikan sambutan pada peresmian Rumah Susu Unit Sentul, Selasa (21/4/2025).
Hingga saat ini, Rumah Susu Sentul mampu melayani hingga delapan SPPG karena keterbatasan alat dan kapasitas produksi. Namun, model ini dinilai berhasil dan potensial untuk direplikasi di daerah lain.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Agung Suganda, mengatakan bahwa konsep unit pengolahan susu yang menyerap langsung susu dari peternak lokal akan menjadi bagian penting dari cetak biru pengembangan industri susu nasional.
“Model ini akan kami replikasi ke sentra-sentra produksi sapi perah di seluruh Indonesia. Ini adalah harapan baru bagi peternak, khususnya sapi perah,” kata Agung.
Menurut data Kementerian Pertanian, populasi sapi perah nasional saat ini sekitar 560.000 ekor. Pemerintah terus mendorong peningkatan populasi melalui program investasi dan pemberdayaan peternak dan koperasi.
Koperasi Kujang Sauyunan Berdikari di Bogor menjadi salah satu contoh koperasi yang berhasil mengembangkan unit pengolahan susu sekaligus dapur MBG.
“Koperasi tidak lagi hanya sebagai penyalur susu, tapi juga sebagai pelaksana program strategis, seperti MBG,” ujar Wakil Menteri Koperasi, Ferry Juliantono, yang juga menyatakan bahwa LPDB siap mendukung pengembangan unit-unit serupa.
Ia juga menyampaikan bahwa program Koperasi Merah Putih—sebuah inisiatif untuk memperkuat ekonomi desa—akan melibatkan koperasi yang memiliki unit pengolahan susu, ritel, hingga layanan kesehatan dan logistik.
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana menambahkan bahwa susu wajib menjadi komponen utama dalam menu MBG di wilayah yang ada peternakan sapi perahnya.
“Presiden ingin agar susu murni menjadi bagian utama dari asupan gizi anak sekolah. Kami mendukung 100 persen,” katanya. Ia bahkan menyitir Al-Qur’an surat Al-Mu’minun ayat 21 yang menggambarkan keberkahan susu sebagai salah satu sumber pangan utama dari ternak.
Susu pasteurisasi dari Rumah Susu kini telah dikemas dalam cangkir plastic (cup) yang praktis dan sesuai dengan kebutuhan siswa.
“Ini inovasi luar biasa. Susu tidak hanya mengandung gizi, tetapi menjadi simbol kebangkitan peternakan nasional,” ujar Dadan.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Rachmat Pambudy, menyampaikan bahwa upaya ini selaras dengan agenda pembangunan jangka panjang menuju Indonesia Emas 2045.
“Memberi makan anak-anak sekolah adalah investasi masa depan. Rumah susu seperti ini akan menjadi bagian penting sejarah pembangunan gizi dan ketahanan pangan nasional,” tutupnya.
MONITOR, Lombok - Pemerintah mengatur ulang jalur distribusi pengiriman sapi dari Nusa Tenggara Barat ke…
MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi III DPR RI Martin Daniel Tumbelaka mengecam insiden pengeroyokan terhadap…
MONITOR, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen terus meningkatkan pelayanan yang berkualitas, optimal dan prima…
MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi VII DPR, Evita Nursanty menyoroti banyaknya kasus meresahkan yang…
MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IX DPR Nurhadi menyampaikan keprihatinan atas peristiwa yang menimpa puluhan…
MONITOR, Indramayu - Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo menyerahkan 12 ekor burung hantu kepada…