MONITOR, Cirebon – Anggota Komisi IV DPR RI, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS memberikan Kuliah Umum dengan tajuk “Menyiapkan Lulusan Perguruan Tinggi Yang Sukses dan Bahagia Dalam Rangka Mewujudkan Indonesia Emas 2045” di Politeknik Siber Cerdika Internasional (SCI) Cirebon, Jawa Barat, Senin(24/3/2025).
Dalam paparannya, Guru Besar IPB University itu menyatakan bahwa kesuksesan dan kebahagiaan alumni perguruan tinggi tidak hanya diukur dari gelar akademik, tetapi juga dari kemampuan mereka dalam menciptakan lapangan kerja atau memperoleh pekerjaan yang memberikan kesejahteraan berkelanjutan bagi diri dan keluarganya.
”Alumni yang sukses mampu bekerja di berbagai sektor, baik sebagai pengusaha, profesional di perusahaan nasional dan multinasional, maupun di sektor pemerintahan dan LSM,” katanya.
Menteri Kelautan dan Perikanan era Kabinet Gotong Royong itu menuturkan lebih dari sekadar aspek ekonomi, alumni juga harus memiliki identitas kebangsaan yang kuat.
“Jiwa nasionalisme yang berlandaskan Pancasila, UUD 1945, NKRI, Bhineka Tunggal Ika, serta nilai-nilai agama yang diakui negara, menjadi pilar penting dalam membentuk warga negara yang baik,” tuturnya.
Dengan semangat kebangsaan, katanya alumni tidak hanya berkontribusi bagi Indonesia, tetapi juga turut serta dalam pembangunan global demi mewujudkan dunia yang lebih adil, damai, dan berkelanjutan.
Selain itu, Prof Rokhmin kembali menegaskan, alumni perguruan tinggi harus memiliki keseimbangan antara kecerdasan intelektual (hard skills), kecerdasan emosional (soft skills), dan kecerdasan spiritual (IMTAQ).
“Ketiga elemen ini hanya dapat dicapai melalui proses belajar yang berkelanjutan selama kuliah, baik melalui penelitian, seminar, diskusi, maupun interaksi dengan masyarakat luas. Mengikuti perkembangan zaman dan teknologi menjadi hal krusial agar lulusan dapat beradaptasi dengan kebutuhan global yang terus berkembang,” tegasnya.
Sementara itu dalam konteks pembangunan nasional, Ketua Dulur Cirebonan ini juga menuturkan Indonesia memiliki modal besar berupa bonus demografi yang berlangsung dari 2020 hingga 2040. Jumlah penduduk mencapai 284 juta jiwa pada 2024 dan mayoritas berusia produktif, Indonesia memiliki peluang besar untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan daya saing global, serta menarik investasi asing.
“Peluang ini hanya bisa dimanfaatkan dengan menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas melalui pendidikan yang baik, peningkatan keterampilan, dan penciptaan lapangan kerja yang memadai,” ungkapnya.
Tantangan besar yang harus diatasi adalah meningkatkan kualitas pendidikan agar selaras dengan kebutuhan industri dan teknologi. Selain itu, kesehatan tenaga kerja dan pemerataan ekonomi juga menjadi faktor penting dalam memastikan bonus demografi memberikan manfaat optimal.
“Jika tidak dipersiapkan dengan baik, kelebihan penduduk usia produktif justru dapat berujung pada pengangguran massal dan kemiskinan, menciptakan risiko bencana demografi,” ujarnya.
Strategi untuk mengoptimalkan bonus demografi kata Prof Rokhmin harus melibatkan berbagai sektor, mulai dari peningkatan kualitas pendidikan, perluasan akses lapangan kerja, penguatan sektor UMKM dan ekonomi digital, hingga pembangunan infrastruktur yang mendukung.
“Pendidikan yang berbasis keterampilan dan inovasi menjadi kunci utama dalam menciptakan lulusan yang siap bersaing di tingkat global,” tegas Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) itu.
MONITOR, Jakarta - Tahap II pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) Reguler 1446 H/2025 M…
MONITOR, Jakarta - Fenomena keberadaan organisasi kemasyarakatan (ormas) yang meresahkan dunia usaha dan permintaan tunjangan…
MONITOR, Jakarta - Dalam rangka menyambut Mudik Lebaran Tahun 2025, Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody…
MONITOR, Jakarta - Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), organisasi mahasiswa Islam terkemuka, menyerukan umat Islam…
MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menegaskan pihaknya belum menerima Surat Presiden (Surpres)…
MONITOR, Jakarta - Ketua DPR Puan Maharani meminta aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas teror…