JABAR-BANTEN

3 Anggota DPRD Kota Depok Terjun ke Lapangan, BPK Diminta Hitung Kerugian Water Tank

MONITOR, Depok – Hingga saat ini proyek water tank yang berada di Kecamatan Sukmajaya belum dioperasikan. Itu membuktikan bahwa proyek waduk buatan ala PT Tirta Asasta tersebut ada masalah fundamental yang membahayakan keselamatan masyarakat.

Sejumlah anggota DPRD Kota Depok yakni Abdul Khoir, Siswanto dari Fraksi PKB dan Gerry Wahyu Riyanto dari fraksi Partai Gerindra pun mendatangi lokasi water tank. Para legislator Kota Kembang tersebut datang untuk memenuhi aspirasi masyarakat.

“Ya, hampir setiap hari kami dapat keluhan masyarakat yang berada di sekitar proyek water tank. Mereka benar-benar khawatir dengan proyek ini,” tandas Siswanto.

Karena itu, ketika disinggung kepentingan PKB dalam proyek water tank ini, Siswanto menegaskan tidak ada kepentingan lain kecuali memperjuangkan kepentingan masyarakat khususnya yang tinggal di sekitar proyek water tank.

“Makanya, salah besar kalau ada yang ngomong, PKB berharap dapat sesuatu dari proyek bermasalah ini. Saya tegaskan tidak ada. Datang ke lokasi ini saja bersama dengan dewan dari Partai Gerindra, partai koalisi pemenangan Walikota dan Wakil Walikota. Intinya kepentingan kami satu, memperjuangkan aspirasi masyarakat,” tandas Ketua Fraksi PKB.

Siswanto juga menegaskan, ini tidak ada kaitannya dengan suksesi kepimpinan direksi PDAM Kota Depok. “Kami tidak peduli dengan hal itu. Tapi perlu ditekankan, pihak direksi PDAM yang sekarang harus bertanggung jawab atas kegagalan proyek ini,” tutur dewan Dapil 6 ini.

Abdul Khoir menambahkan, pembangunan water tank kapasitas 10 juta liter air itu berpotensi mengalami total loss. Ya, terindikasi kerugian besar akan dialami Pemkot Depok bila proyek tersebut dihentikan secara permanen.

“Kalau proyek ini sampai dihentikan, maka berpotensi terjadi total loss. Terus, apa itu total loss? Yaitu kerugian melebihi modal aset. Kalau proyek ini dihentikan dan harus dipindah pasti terjadi total loss,” tandas Abdul Khoir.

Abdul Khoir pun menantang lembaga yang berkompeten untuk menghitung kerugian dari proyek water tank itu. “Coba saja BPK turun. Hitung kerugian proyek ini, pasti besar banget. Karena proyek ini harusnya sudah beroperasi 3 tahun lalu,” pintanya.

Nah, jika kesimpulannya terjadi total loss, maka pihak direksi BUMD sebagai pelaksana proyek harus bertanggungjawab. “Ya, memang harus ada yang bertanggung jawab,” tukas Khoir.

Sementara itu, Gerry Wahyu Riyanto meminta proyek water tank dievaluasi atau dikaji ulang. Itu karena masih ditemukan sejumlah masalah elementer. “Ya, sebaiknya dievaluasi. Karena faktanya masih ada masalah,” pungkas politikus muda partai berlambang Kepala Garuda ini.

Recent Posts

Menuju Indonesia Emas 2045, Prof Rokhmin: Pelajar NU Harus Jadi Garda Terdepan Inovasi

MONITOR, Jakarta - Aula PCNU Kabupaten Cirebon penuh sesak oleh semangat muda, ratusan pelajar Nahdlatul…

1 jam yang lalu

Kementerian PU Pastikan Progres Pembangunan Sekolah Rakyat Sesuai Target

MONITOR, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) memastikan progres pembangunan dan renovasi fasilitas Sekolah Rakyat…

2 jam yang lalu

DPR: Tidak Pernah Ada Kejelasan Siapa Saja 113 Orang Penulis Ulang Sejarah Indonesia

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi X DPR RI Bonnie Triyana mendorong adanya transparansi dalam penulisan…

3 jam yang lalu

Pangkas Impor, Kemenperin dan YPTI Produksi Komponen Welcab Alphard

MONITOR, Jakarta - Kementerian Perindustrian terus memacu pertumbuhan dan daya saing industri otomotif nasional melalui…

6 jam yang lalu

Kemenag Salurkan Bantuan 310 Miliar Lebih kepada Yatim dan Penyandang Disabilitas di Indonesia

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama (Kemenag), Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), dan Lembaga Amil Zakat…

9 jam yang lalu

Letjen TNI Novi Helmy Prasetya Kembali Berdinas di TNI Usai dari BUMN

MONITOR, Jakarta - Tentara Nasional Indonesia (TNI) menyampaikan bahwa Letjen TNI Novi Helmy Prasetya akan…

10 jam yang lalu