PENDIDIKAN

Karakter Bangsa Indonesia dapat Dipupuk Sejak Usia Dini, Direktur Diktis Optimistis Indonesia Emas 2045 Dapat Tercapai

MONITOR, Jakarta – Membangun karakter bangsa Indonesia dapat dilakukan sejak usia dini. Demikian gagasan tersebut terlontar dalam agenda Diklat Qurma: Diklat Qurani untuk Mendidik Anak yang diselenggarakan Perkumpulan Pendidikan Islam Anak Usia Dini secara daring, Selasa (3/3/2025).

Hadir membuka acara, Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Prof. Dr. Phil. Sahiron, M.A menuturkan, Pendidikan Usia Dini dewasa ini harus melibatkan peran ayah dan ibu disamping Pendidikan formal yang masing masing memiliki keunggulan. Terlebih dalam menanamkan karakter yang berakhlakul karimah.

“Baik di sekolah maupun di rumah, bagaimana anak usia dini bisa kita ajarkan bagaimana membuang sampah di tempatnya, menghormati orang lain, menghormati temannya, dan ketika mereka bertengkar kita ajak untuk saling memaafkan agar tidak muncul kecenderungan anak untuk berkonflik di masa mendatang,” tutur Prof Sahiron yang hadir secara daring.

Lebih lanjut Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini menuturkan, dengan pola Pendidikan yang demikian, bukan tidak mungkin cita-cita bangsa Indonesia untuk mencapai Indonesia Emas 2045 bisa tercapai. Hal ini sejalan dengan program-program yang dicanangkan Kementerian Agama, dimana secara garis besar menuntun masyarakat untuk menjadi manusia yang berakhlak mulia.

“Program Kementerian Agama itu banyak sekali, tetapi seluruh kegiatan dan program kerja kegiatannya itu mengarah kepada bagaimana kita itu menjadi manusia yang berakhlak mulia, bagaimana kita menjadi bangsa Indonesia yang berakhlak mulia, akhlak dalam arti Habluminallahnya baik, Habluminannasnya juga baik, dan Hablu Minal Alamnya baik,” terang Prof Sahiron.

Hal ini dinilai penting meningngat sebagai Umat Muslim berkewajiban menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya, tetapi juga secara spesifik hal ini turut mewujudkan cita-cita bangsa di tahun 2045, yakni Golden Age of Indonesia.

“yang ciri besarnya itu ada dua, yang pertama masyarakat Indonesia yang cerdas, memiliki ilmu pengetahuan, menguasai sains dan teknologi di satu sisi, dan di sisi lain kita menjadi bangsa yang tetap beragam, memiliki spiritualitas yang kuat, dan salah satu cirinya disitu memiliki akhlakul karimah,” tuturnya.

Recent Posts

Puan: Bersama Pemuda, DPR Kawal Demokrasi dan Masa Depan Bangsa

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menyatakan bahwa peringatan Hari Sumpah Pemuda 2025…

18 menit yang lalu

Kementerian UMKM Gandeng ADKASI Perkuat Penyaluran KUR di Daerah

MONITOR, Jakarta - Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mendorong keterlibatan Anggota Dewan Kabupaten…

2 jam yang lalu

Terima Kunjungan DPR, Civitas Academica UPH Beri Masukan soal Diplomasi Perlindungan bagi PMI

MONITOR, Jakarta - Indonesia merupakan salah satu negara pengirim tenaga kerja terbesar di kawasan Asia…

2 jam yang lalu

Peringati Sumpah Pemuda, Wamenag: ASN Kemenag Harus Hadir untuk Bangsa dan Negara

MONITOR, Jakarta - Wakil Menteri Agama (Wamenag) Romo Syafi’i memimpin Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda…

3 jam yang lalu

Sekjen Kemenag: UIN Banten Harus Sinergi dengan Pemprov Jadi Pionir Solusi

MONITOR, Jakarta - Sekretaris Jenderal Kementerian Agama (Sekjen Kemenag) Kamaruddin Amin meminta Universitas Islam Negeri…

4 jam yang lalu

PT S2P dan Koperasi UBSK Sinergi Bangun Ekonomi Desa

MONITOR, Jakarta - Banyak desa di Indonesia memiliki potensi ekonomi lokal yang besar, namun seringkali…

4 jam yang lalu