MONITOR, Cirebon – Anggota Komisi IV DPR RI, Prof. Rokhmin Dahuri berharap para mahasiswa dan generasi muda dapat menjadi agen perubahan yang membawa inovasi dan solusi untuk tantangan besar dalam konservasi dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia dan dunia.
Demikian disampaikan Prof. Rokhmin Dahuri saat tampil sebagai pembicara dalam seminar “Peran Mahasiswa Pecinta Alam dalam Menjaga Konservasi Pesisir” yang digelar Mahasiswa Pencinta Kelestarian Alam (MAHAPEKA) Universitas Islam Negeri (UIN) Syekh Nurjati Cirebon, Jawa Barat, Senin (6/1).
“Jaga keseimbangan alam, kekayaan yang terkandung didalamnya jangan dikuras habis. Pemanfaatannya juga untuk semua makhluk hidup. Sedangkan berkelanjutan, artinya dinikmati sekarang dan generasi ke depan,” ujar Guru Besar Manajemen Pembangunan Pesisir dan Lautan-IPB University itu.
Dalam seminar tersebut, Prof. Rokhmin Dahuri menyampaikan pemahaman mendalam tentang konservasi sebagai upaya untuk menjaga keseimbangan alam, pemanfaatan sumber daya alam yang bijaksana, dan keberlanjutan untuk generasi mendatang.
Konservasi, paparnya, bukan hanya tentang melindungi alam dari kerusakan, tetapi juga tentang menjaga keseimbangan ekosistem. Sumber daya alam, seperti air, hutan, laut, dan keanekaragaman hayati. Namun, harus dikelola dengan bijak agar tetap dapat memenuhi kebutuhan manusia tanpa merusak keseimbangan alam.
Menurutnya, kerusakan ekosistem dapat menyebabkan krisis lingkungan yang berpengaruh langsung pada kehidupan manusia, seperti bencana alam, perubahan iklim, dan penurunan kualitas hidup. Ia juga menyoroti banyaknya hutan yang gundul. Pohon-pohon di gunung juga ditebang atau dibakar. Padahal, peran hutan dan pohon di gunung itu sangat penting.
Mahasiswa, terutama yang tergabung dalam organisasi seperti MAHAPEKA, memiliki peran penting dalam advokasi konservasi dan pemberdayaan masyarakat. Ia mengajak para mahasiswa untuk aktif dalam kampanye pelestarian alam dan mendalami ilmu tentang keanekaragaman hayati, perubahan iklim, dan teknologi ramah lingkungan.
“Kepada para mahasiswa, khususnya aktivis di MAHAPEKA, terus lakukan penanaman pohon dan menggandeng semua elemen masyarakat. Edukasi masyarakat untuk menjaga kebersihan dan jangan membuang sampah sembarangan,” tegas Menteri Kelautan dan Perikanan periode 2001 – 2004 itu.
Prof. Rokhmin menekankan bahwa untuk mencapai tujuan konservasi yang sukses, perlu ada kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dunia usaha, dan akademisi. Kolaborasi ini akan mempercepat inovasi dalam pengelolaan sumber daya alam, serta mendukung kebijakan yang berbasis keberlanjutan.
Dalam kesempatan itu, Prof. Rokhmin Dahuri mengemukakan pentingnya rencana tata ruang, baik kota/kabupaten, provinsi maupun sebuah negara. Terutama, pentingnya penguatan peran masyarakat lokal dalam pengelolaan sumber daya alam mereka, yang telah terbukti efektif dalam banyak kasus.
“Sebuah kota/kabupaten, provinsi dan negara hendaknya memiliki kawasan hutan lindung minimal 30 persen. Maka, terus lakukan penanaman pohon. Pilih lokasi-lokasi mana yang cocok untuk penanaman pohon dan tanaman apa yang sesuai,” sebut Ketua Umum MAI (Masyarakat Akuakultur Indonesia) itu.
MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama RI bersama Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) dan Komisi VIII…
MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Fahri Hamzah memberikan apresiasi…
MONITOR, Jakarta - Seluruh jajaran Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas) ikuti…
MONITOR, Surabaya - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) siap meningkatkan produksi perikanan Jawa Timur untuk…
MONITOR, Jakarta - Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto menegaskan bahwa…
MONITOR, Jakarta - Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) menegaskan komitmennya dalam melaksanakan perintah Presiden Prabowo…