PARLEMEN

DPR Apresiasi Ketegasan Mentan Amran Pecat Pegawai Terlibat Kasus Pupuk Palsu

MONITOR, Jakarta – Anggota Komisi IV DPR RI Rajiv mengapresiasi ketegasan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang telah mencopot seorang direktur dan 10 pegawai di jajaran Kementerian Pertanian (Kemtan). Pemecatan tersebut lantaran 11 bawahan Mentan tersebut terbukti terlibat dalam kasus pengadaan pupuk palsu yang terbukti merugikan petani.

“Saya apresiasi komitmen Mentan membersihkan lembaganya dari ASN yang terlibat pengadaan pupuk palsu. Kalau perlu seret mereka ke penegak hukum, karena sudah menipu petani,” tegas Rajiv dalam keterangannya kepada Media, di Jakarta, Minggu (1/12/2024).

Rajiv terkejut karena kandungan NPK (nitrogen, fosfor, dan kalium) dalam pupuk yang diproduksi empat perusahaan swasta pemenang tender, di bawah standar kandungan NPK minimum 15 persen, bahkan ada yang 0 persen.

Ia juga mempertanyakan prosedur Kementan yang meloloskan perusahaan tersebut dalam lelang pengadaan pupuk, padahal seharusnya ada proses check and recheck sebelum menunjuk perusahaan-perusahaan itu sebagai pemenang pengadaan pupuk.

“Bagaimana bisa perusahaan pupuk ini bisa menang tender pengadaan pupuk yang nilainya cukup besar? Apakah kementan tidak melakukan kunjungan ke pabrik terkait dan memeriksa uji mutu produk-produk tersebut secara random?” tegas Politisi Fraksi Partai NasDem ini.

Anggota DPR dari Dapil Jabar II itu meminta Kementan membasmi mafia pupuk palsu, tidak cukup hanya mem-blacklist empat perusahaan nakal pupuk tersebut dan memproses 23 perusahaan lain yang memprodusi pupuk tidak memenuhi spesifikasi.

“Kan Pak Andi Amran sudah bilang, potensi kerugian akibat pupuk palsu sebesar Rp600 miliar dan kerugian pupuk berkualitas rendah bisa mencapai Rp3,2 triliun. Artinya Kementan harus audit lagi pengadaan pupuk secara e-katalog atau PL,” tegas Rajiv.

Rajiv berharap Kementan dan penegak hukum menangkap mafia pupuk di Indonesia agar petani tidak lagi menderita akibat ulah produsen nakal yang mengurangi dosis nutrisi pada penyubur tanaman. Tindakan tersebut akan menganggu program swasembada pangan yang menjadi target Presiden Prabowo Subianto. 

Recent Posts

Kemnaker Akan Gandeng Mitra Industri dan Pemda untuk Memperbanyak Naker Fest

MONITOR, Jateng - Menteri Ketenagakeejaan, Yassierli, menilai gelaran Naker Fest cukup efektif untuk mengkolaborasikan pemerintah…

27 menit yang lalu

KPK Diharap Tak Lagi Inperioir, LSAK: Sungkan Itu Aib Pemberantasan Korupsi

MONITOR, Jakarta - Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memutuskan Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK berwenang…

1 jam yang lalu

Menteri Yandri Ajak Muhammadiyah Majukan Indonesia Dari Desa

MONITOR, Banten - Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto mengajak Persyarikatan Muhammadiyah untuk…

1 jam yang lalu

Mentan Stop Sementara Impor Daging Domba untuk Lindungi Peternak

MONITOR, Jakarta - Kementerian Pertanian menghentikan sementara impor karkas dan daging domba guna melindungi peternak…

3 jam yang lalu

Kamaruddin Amin Terpilih Jadi Ketum PP ISNU 2024-2029

MONITOR, Jakarta - Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama, Prof Kamaruddin Amin terpilih menjadi ketua umum…

10 jam yang lalu

72 Ribu Kontainer Tekstil Ilegal China Masuk RI, DPR Sentil Bea Cukai Hingga Kemendag

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal menyoroti banjirnya barang tekstil impor…

13 jam yang lalu