MONITOR, Jakarta – Senior General Manager Jasamarga Metropolitan Tollroad Regional Division, Widiyatmiko Nursejati, menjadi pembicara dalam Forum Pemred yang diselenggarakan oleh Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) pada Rabu, 20 November 2024 yang bertempat di Hall Dewan Pers, Gambir, Jakarta Pusat. Forum bertema “Upaya Mengatasi Problematika Kemacetan Lalu Lintas Dampak Kemacetan dari Sisi Ekonomi” selain dari Jasa Marga forum ini juga menghadirkan beberapa pemangku kepentingan, yakni Korlantas Polri, Ditjen Perhubungan Darat, dan Indonesia Traffic Watch (ITW).
Pada acara yang dihadiri oleh kalangan media, mahasiswa dan penggiat transportasi darat ini, hadir juga para narasumber yakni Direktur Keamanan & Keselamatan Korlantas Polri Brigjen Pol Bakharuddin Muhammad Syah, Ketua Tim Kelompok Substansi Rekayasa Lalu Lintas Ditjen Perhubungan Darat Ahmad Ardiansyah dan Ketua Presidium Indonesia Traffic Watch (ITW) Edison Siahaan.
Dalam forum tersebut, Widiyatmiko memaparkan bahwa wilayah Jabotabek menyumbang 71 persen dari total volume lalu lintas harian rata-rata (LHR) di seluruh ruas tol yang dikelola Jasa Marga, dengan rata-rata mencapai 2,50 juta kendaraan per hari. “Ruas Tol Dalam Kota menjadi yang tertinggi dengan 543 ribu kendaraan per hari, diikuti oleh Jakarta-Cikampek dengan 448 ribu kendaraan per hari, dan Jagorawi dengan 420 ribu kendaraan per hari,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan bahwa kemacetan di wilayah Jabotabek kerap terjadi di sejumlah titik tertentu, terutama pada pagi dan sore hari. “Beberapa lokasi seperti Ruas Tol Tomang-Kunciran, Semanggi-Cawang, serta Pondok Pinang-Jatiwarna sering menjadi titik rawan pada pagi hari, sementara sore hari kemacetan kerap terpantau seperti di Ruas Tol Kembangan-Tomang dan Pluit-Jelambar,” tambah Widiyatmiko.
Untuk mengatasi masalah ini, Jasa Marga telah melakukan berbagai langkah strategis, termasuk peningkatan kapasitas jalan, optimalisasi teknologi, pengintegrasian jaringan jalan tol dan antar-moda, serta koordinasi lintas sektoral.
Dalam hal peningkatan kapasitas, Widiyatmiko memaparkan, sejumlah hal yang telah dilakukan Jasa Marga di antaranya ialah peningkatan kapasitas jalur, normalisasi bahu luar di beberapa titik strategis, hingga penambahan taper akses TIP KM 10 Cibubur. Untuk peningkatan kapasitas gerbang tol, pengoperasikan mobile reader dan petugas bantu transaksi juga diimplementasikan untuk mempercepat proses di gerbang tol.
Dalam hal teknologi, Jasa Marga memanfaatkan Intelligent Transport System (ITS) untuk mempercepat penanganan kepadatan lalu lintas.“ Kami telah memasang radar traffic counting pada seluruh segmen jalan tol Jabotabek, menambah CCTV setiap 500 meter, dan memasang speedcam untuk pemantauan yang lebih detail. Selain itu, pengelolaan secara terpusat melalui Jasa Marga Tollroad Command Center (JMTC) memungkinkan kami merespons kondisi di lapangan secara lebih cepat”, kata Widiyatmiko.
Ia juga menekankan pentingnya integrasi antara jaringan jalan tol dan transportasi antarmoda untuk mengurangi beban lalu lintas. “Pembangunan jaringan tol JORR 2, akses ke stasiun LRT seperti Taman Mini dan Harjamukti, hingga konektivitas ke KCIC di Halim merupakan langkah kami untuk menciptakan distribusi lalu lintas yang lebih merata”, tuturnya.
Selain itu, koordinasi lintas sektoral juga menjadi fokus Jasa Marga dalam mengelola lalu lintas. “Kami terus bekerja sama dengan Dinas Perhubungan dan Kepolisian dalam pengaturan waktu operasional angkutan barang, sinkronisasi traffic light, serta penerapan ramp metering yang situasional sesuai kebutuhan di lapangan”, tambahnya.
Widiyatmiko berharap sinergi yang telah terjalin dengan berbagai pihak dapat semakin ditingkatkan untuk mengatasi kemacetan yang tidak hanya mengganggu mobilitas masyarakat, tetapi juga berdampak pada aspek ekonomi. “Kami berkomitmen untuk terus menjadi bagian dari solusi, menghadirkan inovasi, dan berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan demi kenyamanan pengguna jalan tol”, pungkasnya.