BERITA

Nyalon Ketum PB PMII, Abdurrahman Wahid Usung Pemikiran Mencerahkan

MONITOR, Jakarta – Calon Ketua Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) Abdurrahman Wahid bertekad membawa organisasi berorientasi pada pemikiran intelektual dan menolak praktik yang hanya mengutamakan kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.

Hal demikian diungkapkannya ketika memberikan sambutan dalam kegiatan sarasehan bersama Sahabat Heri, Ketua Umum PB PMII Tahun 2005-2008. “Saya bertekad ke depannya membangun PMII menjadi sebuah organisasi yang sepenuhnya digerakkan oleh ide-ide dan pemikiran yang mencerahkan, bukan oleh kepentingan politik atau individu,” ujar Wahid di Jakarta, Selasa (13/8).

Dia menekankan perlunya kepemimpinan yang efektif bagi organisasi berorientasi intelektual, seperti mengedepankan gagasan-gagasan inovatif dan visi yang jelas dalam merespons tantangan zaman. “Hanya dengan itulah inovasi-inovasi bisa tercipta dari kalangan muda, terutama dari para kader PMII untuk mempercepat terwujudnya visi Indonesia Emas 2045,” katanya.

Wahid dalam sambutan juga menekankan pentingnya menciptakan lingkungan yang kondusif bagi anggota PMII untuk berkontribusi dengan bebas. Selain itu, lanjut dia, anggota juga perlu diingatkan tentang keputusan dan kebijakan organisasi diambil berdasarkan pemikiran mendalam dan berprinsip kuat. 

Dengan menekankan nilai-nilai tersebut, Wahid berharap PMII dapat menjadi motor penggerak perubahan yang positif di kalangan mahasiswa dan masyarakat pada umumnya. “Kebutuhan PMII ke depan sebagai organisasi kemahasiswaan adalah menghadirkan sosok yang mampu menggairahkan kembali pemikiran,” kata dia.

Wahid mengaku berbagai keinginan itu yang menjadi motivasi utama baginya mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PB PMII. “Masa depan anak muda Indonesia lebih berat, karena menghadapi tantangan global. PMII di era saya nanti, diharapkan mampu menjadi garda terdepan untuk mencetak insan inovatif yang mampu menegakkan kepala bangsa Indonesia di arena global,” ujarnya.

Pemikiran Wahid ini juga sebuah kritik terhadap gerak organisasi yang selama ini terlalu disetir kepentingan-kepentingan politik individu. Sebuah hal yang pada akhirnya mengungkung keterbukaan pemikiran para kader PMII. Sehingga, gerak roda organisasi menjadi lebih lambat Padahal PMII punya tanggung jawab sejarah terus menjadi garda terdepan menciptakan generasi inovatif pemimpin bangsa.

Recent Posts

Keterbukaan Informasi Publik Elemen Penting dalam Penegakan Hukum

MONITOR, Jakarta - Keterbukaan informasi publik menjadi elemen penting dalam penyelenggaraan pemerintahan demokratis. Keterbukaan informasi…

38 menit yang lalu

Jasa Marga Raih Dua Penghargaan pada Ajang Indonesia Most Trusted Companies Award 2024

MONITOR, Jakarta – PT Jasa Marga (Persero) Tbk. kembali menorehkan prestasi membanggakan dengan meraih dua…

1 jam yang lalu

Aktivis Cium Aroma Politis Pada Pemanggilan Suami Airin dan Ketua DPRD Banten oleh Kejati

MONITOR, Jakarta - Dipanggilnya Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan dan Fahmi hakim ketua DPRD Provinsi…

2 jam yang lalu

Survei: Elektabilitas Atang-Annida Salip Dedie-Jenal di Pilkada Kota Bogor

MONITOR, Jakarta - Pemilih muda diperkirakan akan memainkan peran penting dalam menentukan hasil Pemilihan Kepala…

2 jam yang lalu

DPR Harap Semua Pimpinan KPK Terpilih Sinergi dan Solid; Jangan Ribut-ribut

MONITOR, Jakarta - Komisi III DPR RI telah menetapkan lima pimpinan KPK terpilih dan lima…

3 jam yang lalu

Menag: Guru Adalah Obor Penyinar Kegelapan

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan bahwa guru adalah pahlawan sejati. Hal tersebut…

4 jam yang lalu