MONITOR, Jakarta – PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) terus mendorong digitalisasi dan transformasi untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di seluruh wilayah Indonesia. Inisiatif ini salah satunya dilaksanakan melalui coaching clinic yang diselenggarakan di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara barat (NTB), dengan tema “Strategi Digitalisasi Kreatif: Membangun Jejak Digital yang Kuat” pada Kamis, 27 Juni 2024.
Acara tersebut bertujuan untuk mendorong sektor UMKM terus beradaptasi dan berinovasi terhadap perkembangan teknologi dengan membangun jejak digital yang kuat. Hadir dalam kegiatan antara lain Kabid Koperasi UMKM Diskop UKM Perindag Kabupaten Sumbawa M. Ali, Kepala UPT PISDKP Kabupaten Sumbawa Ikhsan Patawari, Founder Mitme dan Penakita Adhitya Noviardi, dan Pemimpin Cabang PT Jamkrindo Sumbawa Besar Sonny Bijaksana.
Dalam kegiatan coaching clinic yang dihadiri oleh sekitar 90 pelaku UMKM tersebut, Jamkrindo memaparkan pentingnya membangun kesadaran merek (brand awareness) dan pemasaran digital (digital marketing) di tengah tingginya kompetisi di era go digital.
Pemimpin Cabang PT Jamkrindo Sumbawa Besar Sonny Bijaksana mengungkapkan UMKM mengalami tantangan utama yakni kurangnya pengetahuan hingga sulitnya beradaptasi dengan internet dan perkembangan teknologi.
Terkait hal itu, Sonny menjelaskan bahwa Jamkrindo mempunyai dua program yang bisa meningkatkan kemampuan UMKM menuju transformasi digital. Pertama, pendampingan kepada UMKM melalui pelatihan dan konsultasi untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan SDM para pelaku UMKM. Dengan demikian, pebisnis lebih mudah mengatur dan mengembangkan usahanya.
“Selanjutnya, literasi teknologi bagi UMKM yaitu penyampaian informasi bagi UMKM dalam penggunaan teknologi yang mendukung pengelolaan usaha dan peningkatan produksi,” kata Sonny dalam coaching clinic Jamkrindo di Sumbawa.
Dalam hal digitalisasi layanan, lanjut Sonny, sebagai perusahaan penjaminan terbesar di Indonesia, Jamkrindo terus melakukan inovasi untuk meningkatkan aksesibilitas finansial UMKM dan koperasi dengan menghadirkan marketplace guarantee ‘UMKM Layak’.
Adapun fitur dalam platform UMKM Layak ini antara lain berupa asesmen kondisi usaha dan fasilitasi akses pembiayaan, fitur pelatihan dan pendampingan UMKM yang berisi materi sharing UMKM, forum diskusi UMKM, dan informasi pelatihan usaha.
“Melalui berbagai pendampingan, Jamkrindo terus berupaya maksimal meningkatkan kapabilitas usaha pelaku UMKM. Kami juga mengapresiasi dukungan dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang senantiasa berkomitmen untuk mendukung dan mendorong pemberdayaan UMKM,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kabid Koperasi UMKM Diskop UKM Perindag Kabupaten Sumbawa M. Ali mengungkapkan para pelaku UMKM harus konsisten dan tekun dalam mengembangkan bisnisnya. Selain itu, pengusaha juga sebaiknya selalu siap menghadapi perubahan termasuk digitalisasi yang sangat masif.
Di sisi lain, pihaknya mengapresiasi kegiatan pelatihan coaching clinic sebagai peluang bagi UMKM lokal untuk berkembang dan bertahan di era digital. Dengan keterampilan baru ini, UMKM di Sumbawa dapat mengoptimalkan potensi mereka dan membuka jalan baru dalam dunia digital.
“Kami berharap program pembinaan ini terus berkelanjutan agar UMKM bisa merasakan manfaatnya,” katanya.
Founder Mitme.id Adhitya Noviardi mengatakan rangkaian kegiatan coaching clinic dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pertama secara daring dan kedua secara luring. Coaching clinic ini diharapkan dapat menciptakan landasan yang kuat bagi UMKM di Sumbawa untuk memasuki era digital dengan memiliki keyakinan dan keterampilan yang diperlukan untuk bersaing di pasar global yang semakin kompleks.
“Kami yakin bahwa dengan pengetahuan dan keterampilan yang didapat dari pelatihan ini, UMKM Sumbawa akan menjadi lebih tangguh dalam menghadapi tantangan pasar global yang semakin kompleks,” ujarnya.
Salah satu peserta coaching clinic yang hadir, Iswatun, menyatakan para pelaku UMKM membutuhkan pelatihan seperti ini. Pemilik usaha rumput laut olahan ini mengungkapkan, terakhir kali pembinaan UMKM dilakukan pada 7 tahun lalu. Padahal, Sumbawa merupakan penghasil biota laut yang besar, dan para pelaku UMKM di wilayah ini sudah mampu memproduksi sendiri.
“Kami berharap pelatihan seperti ini lebih sering dilakukan, karena kami membutuhkan pendampingan usaha. Daerah kami penghasil produk laut, tapi karena kurang dapat banyak pengetahuan tentang usaha, maka produk tersebut banyak diambil oleh pengusaha di Lombok, padahal kami ingin seperti itu,” kata dia.
MONITOR, Jabar - Komisi IV DPR RI menyatakan dukungan penuh terhadap penyusunan Peraturan Presiden (Perpres)…
MONITOR, Jakarta - Dalam peringatan Hari Anak Nasional Sedunia yang diperingati setiap 20 November, kenyataan…
MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi XIII Andreas Hugo Pareira mempertanyakan dasar hukum kebijakan yang…
MONITOR, RIYADH - King Faisal Specialist Hospital & Research Centre (KFSHRC) telah meluncurkan Layanan Patologi…
MONITOR, Jakarta - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengungkapkan bahwa Kementerian Agama (Kemenag) mengerahkan 5.940…
MONITOR, Jakarta - Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI menggelar aksi solidaritas untuk…