MONITOR, Jakarta – PSSI bersama dengan FIFA mengadakan acara FIFA Coach Education Leader’s Knowledge Exchange Programme (KXP) yang berlangsung pada Senin (1/7) di Hotel Mulia, Jakarta. Acara yang diselenggarakan FIFA selama 4 hari ini dihadiri oleh 20 negara dari AFC (Asia) dan OFC (Oceania).
Wakil Ketua Umum PSSI Ratu Tisha Destria membuka acara ini, hadir juga Direktur Teknik PSSI Indra Sjafri. Sementara itu, dari FIFA hadir Moh. Basir (Senior Manager Coach Education of FIFA), Jamie Houchen (FIFA Head of Technical Leadership), dan Philip Carpinteiro Zimmermann (FIFA Senior Technical Leadership Programme Manager).
“Ada tiga poin tantangan yang dihadapi dalam kepelatihan di Indonesia, selama lima tahun ini, dan juga menjadi pembelajaran kedepannya dengan realitas yang dihadapi. Dari tahun 2015 sampai 2017, sepanjang itu Indonesia di suspend oleh FIFA. Itu adalah masa yang sulit bagi pendidikan pelatihan kami. Karena saat itu, mereka bebas untuk membeli dan menjual lisensi di akar rumput. Hal itu menyebabkan kami tidak bisa mengetahui siapa yang memegang lisensi yang benar atau tidak,” buka Tisha dalam sambutannya.
“Jadi kami berjuang di pendidikan kepelatihan, dalam hal merapikan dan mengumpulkan database. Butuh waktu yang lama hingga hampir tujuh tahun, untuk tiba di titik saat ini. Kini kami bertransformasi di koridor yang tepat dalam hal pendidikan kepelatihan. Hal lain yang disoroti adalah mensinkronisasi pelatihan pemain di klub dan tim nasional,” jelasnya.
“Pada akhirnya nanti, saya berharap kami mendapatkan jawaban dan solusi atas permasalahan yang kami hadapi dengan adanya kegiatan ini,” tambahnya.
Adapun FIFA mengadakan acara ini, bertujuan untuk mempertemukan Member Asosiasi untuk saling memberikan pengalaman serta wawasan satu sama lain. Dengan adanya program Knowledge Exchange Programme ini (KXP) para member asosiasi dapat membangun koneksi antar Instruktur Pelatih.
“Kegiatan ini yang merupakan Program Pertukaran Pengetahuan, kombinasi wilayah dari Asia dan Oceania adalah untuk mendukung dan juga memberikan peluang kepada Head of Education atau pemimpin dari instruktur pelatih di negara anggota FIFA, untuk bersama-sama membahas tantangan, solusi, jadi kami bisa membantu mengembangkan pendidikan kepelatihan di negara anggota kami,” tutur Moh. Basir.
“Adapun materinya, kami memiliki konten yang berbeda-beda, dari segi pendidikan kepelatihan, leader role (tergantung dari peran apa yang mereka mainkan), juga area lain seperti Purpose, People, Process, Programme, Pathway, Partnership, dan yang lainnya,” lanjutnya.
Di akhir, dia berharap ada “Saya berharap outputnya nanti mereka akan mendapatkan kemampuan dan bekal untuk memperbaiki serta mengembangkan dirinya sebagai instruktur pelatih dalam mengelola pendidikan kepelatihan,” tutupnya.
Selain itu, kegiatan ini sengaja dirancang untuk mengatasi beberapa masalah yang dihadapi oleh instruktur pelatih negara anggota asosiasi.
Bertemu dan mendengarkan pendapat orang lain akan membantu mereka menentukan standar dan membuat perbandingan. Aktivitas yang dilakukan ini, dapat membantu menginformasikan pemikiran dan perencanaan ke depan. Segala bentuk masukan dari kolega, tamu, dan staf akan memandu mereka dalam menentukan bidang prioritas dalam pekerjaannya.