MONITOR, Yogyakarta – Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian melalui Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT), Direktorat Perlindungan (DITLIN), Dinas Pertanian Yogyakarta, dan seluruh pihak terkait melakukan gerakan pengendalian hama wereng secara serentak di beberapa daerah yang terkena dampak serangan hama wereng.
Gerakan tersebut bertujuan untuk menangani masalah serius yang dihadapi oleh petani di wilayah Yogyakarta dan lebih dari 100 orang petani mengikuti acara Bimbingan Teknis dan Gerakan Pengendalian secara antusias.
Dedi Darmadi dari BBPOPT, Pengendali Oganisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Madya ini menyampaikan bahwa dirinya bersama Tim telah melakukan pengamatan keadaan lapang, hasilnya menunjukkan bahwa populasi wereng sudah melebihi ambang batas pengendalian dan beberapa terdapat spot untuk itu harus segera dikendalikan.
“Supaya pengendalian tepat sasaran, efektif dan efisien maka penyemprotan harus di bawah kanopi daun, atau bagian pangkal rumpun, kenapa demikian? Karena Wereng biasanya lebih memilih berkoloni di bagian bawah dari pada di atas daun” terang Dedi
“Sementara saya lihat banyak para petani yang menyemprot diatas permukaan daun, itulah sebabnya walaupun katanya sering dilakukan penyemprotan tapi populasi wereng masih tetap banyak karena tidak mengenai sasaran” tambahnya
Hal ini dibenarkan oleh petugas POPT setempat Kanti Dwijayanti, “betul populasi wereng sudah banyak, sebelum ini saya juga sudah memberikan peringatan dini dan rekomendasi kepada petani terkait pengendalian hama wereng, kami sudah melaksanakan pengendalian sebanyak 2 kali. Mudah-mudahan dengan gerakan massal serentak bersama Kementerian Pertanian ini bisa diikuti oleh daerah-daerah lainnya” tutur Kanti
Perwakilan petani Sunaryono menyatakan bahwa petani telah melakukan pengendalian secara rutin, namun serangan hama wereng masih terus terjadi. Meskipun demikian, petani tetap optimis dan berharap agar bantuan dari pemerintah dapat memberikan dampak yang lebih signifikan.
Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), Suprayitno memberikan keterangan bahwa telah ada upaya bersama antara petani dan petugas untuk mengendalikan serangan hama wereng. kelompoknya sudah mendapat bantuan bahan pengendali sebanyak 20 botol dan sudah dibagikan kepada anggotanya.
Drajat Purbadi, Kepala Dinas Pertanian Kulon Progo, menegaskan bahwa pihaknya telah menjalin kerjasama dengan Kementerian Pertanian untuk menangani masalah ini secara serius. “Terimakasih untuk tim kementan yang telah terjun langsung, kami optimis bahwa dengan upaya bersama, serangan wereng dapat segera dikendalikan,” ujarnya.
Suharto Budiono, Kepala Balai Proteksi Tanaman Pertanian (BPTP) Yogyakarta, menambahkan bahwa pihaknya telah mengoptimalkan sumber daya yang ada dan memberikan arahan khusus untuk POPT agar mengawal pertanaman secara intensif dan terus berupaya maksimal untuk mengatasi serangan wereng.
Menteri Pertanian, Amran Sulaiman berkomitmen bahwa pemerintah akan terus mendukung petani dalam menghadapi tantangan ini. Upaya bersama antara pemerintah dan petani diharapkan dapat mengatasi masalah serangan hama wereng dengan efektif.
Menanggapi situasi ini, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi, menegaskan bahwa Kementerian Pertanian serius dalam menangani masalah serangan hama wereng di Yogyakarta. Langkah-langkah konkret telah diambil, termasuk menerjunkan tim dan bahan pengendali, kerjasama dengan berbagai pihak terkait, dan upaya-upaya pengendalian yang terus dilakukan.
Kepala BBPOPT Yuristiyanto mengatakan pihaknya telah melakukan pemetaan wilayah prioritas serta menginisiasi serangkaian langkah strategis untuk menanggulangi serangan hama wereng. Langkah-langkah tersebut meliputi koordinasi intensif dengan petugas dan petani, Bimbingan Teknis dan respons cepat berupa gerakan pengendalian, serta evaluasi secara berkala untuk memastikan efektivitas dari upaya pengendalian.
“Dengan kerjasama yang kuat antara pemerintah, petani, dan berbagai pihak terkait, diharapkan situasi serangan hama wereng di Yogyakarta dapat segera teratasi demi kesejahteraan petani dan stabilitas produksi pangan nasional”, tutupnya