MONITOR, Jakarta – Wakil Ketua Wantim Majelis Ulama Indonesia (MUI) Zainut Tauhid Saadi mengaku bersyukur perayaan Idul Fitri 1445 Hijriah yang jatuh pada hari Rabu 10 April 2024 pekan kemarin berjalan khusu’, khimaf dan meriah.
Menurutnya, umat Islam memanfaatkan momen idul fitri untuk bersilaturahmi dengan kerabat, famili dan handaitaulan untuk saling bermaafan. Hal tersebut merupakan tradisi lebaran yang sangat mulia dan perlu dipertahankan karena bisa merekatkan tali persaudaraan.
Oleh sebab itu, MUI menghormati dan mendukung penuh setiap usaha untuk menjadikan momen Idul Fitri sebagai wasilah rekonsiliasi nasional, baik antarelemen masyarakat maupun antarelit politik tingkat nasional, pasca Pemilu yang sangat menguras energi dan melelahkan.
“Hendaknya momen Idul Fitri bisa meleburkan seluruh perbedaan aspirasi politik selama Pemilu, baik pada tataran masyarakat maupun elitnya. Saatnya kita kembali bersatu untuk membangun Indonesia yang lebih maju,” Kata Zainut Tauhid.
Secara pribadi, Zainu Tauhid mengaku sangat mengapresiasi langkah Prabowo Subianto yang terus melakukan komunikasi politik dengan berbagai pihak, utamanya dengan para pimpinan partai politik yang notabene berbeda koalisi dalam Pemilu 2024.
“Ini artinya beliau mengembangan semangat kebersamaan dalam membangun Indonesia ke depan,” Imbuhnya.
“Beliau mengikuti jejak Pak Jokowi yang merangkul Pak Prabowo, padahal Pak Prabowo saat itu menjadi lawan politik Pak Jokowi dalam kontestasi Pilpres 2019”. sambung Mantan Wakil Menteri Agama tersebut.
Lebih lanjut Zainut berujar, semangat kebersamaan dan gotong royong merupakan ciri khas bangsa Indonesia yang harus dijaga dengan baik sebagai warisan luhur bangsa. Khusus dalam kehidupan demokrasi, semangat gotong royong sejalan dengan falsafah kehidupan bangsa Indonesia yaitu Pancasila.
“Hendaknya setiap elit politik menunjukkan sikap negarawan. Lebih mengedepan kepentingan nasional dari pada kepentingan kelompok dan golongan. Perbedaan dalam pilihan politik merupakan sebuah keniscayaan di alam demokrasi. Namun tidak boleh mengoyak persatuan dan persaudaraan”. Harapnya.
Zainut menilai rakyat Indonesia semakin matang dan dewasa dalam berdemokrasi, hal itu ditunjukkan dengan terselenggaranya Pemilu 2024 dengan lancar, damai dan aman. Tidak menimbulkan konflik yang memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
“Kalau ada gugatan di Mahkamah Konstitusi, saya kira hal itu sudah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan merupakan bagian dari proses demokrasi yang harus kita hormati dan junjung tinggi. Apa pun hasil keputusan MK nanti, semua pihak harus menerima dengan legowo dan lapang dada,”pungkasnya.
Dirinya berharap dengan selesainya seluruh proses Pemilu 2024, seluruh masyarakat kembali bersatu, tidak boleh terkotak-kotak, membuat kelompok atau kubu-kubuan. Semua harus kembali rukun dan bergotong royong membangun bangsa.
“MUI menghimbau kepada para pimpinan parpol, tokoh masyarakat dan agama untuk terus memberikan edukasi dan keteladanan yang baik kepada masyarakat untuk merajut kembali nilai-nilai persatuan dan persaudaraan, agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang rukun, bersatu, adil, makmur dan berkemajuan,” Tutupnya.