PETERNAKAN

Kementan Respon Cepat Laporan Anthrax di Gunung Kidul dan Sleman

MONITOR, Jakarta – Merespon laporan kasus Anthrax di Kabupaten Sleman dan Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), pada tanggal 8 Maret 2024, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), Kementerian Pertanian (Kementan) telah menurunkan tim ke lokasi kejadian.

“Tim kami dari Balai Besar Veteriner Wates telah melakukan investigasi dan pengujian laboratorium dengan hasil positif anthrax dari sampel darah sapi dan tanah yang berasal dari desa Serut, Kecamatan Gedangsari, Gunung Kidul dan sampel tanah dari desa Gayamharjo, kecamatan Prambanan, Sleman” ungkap Nasrullah, Dirjen PKH, Kementan di Jakarta, Selasa, 12/3.

Untuk mencegah tambahan kasus, Nasrullah juga menyampaikan bahwa Kementan segera mengirimkan bantuan berupa vaksin sebanyak 1000 dosis, 100 botol antibiotik dan 1000 botol vitamin untuk diberikan ke ternak di wilayah terdampak di DIY.

“Bantuan tersebut akan disalurkan untuk penanganan kejadian anthrax yang dilaporkan dari Sleman, Gunung Kidul dan wilayah terancam lainnya,” tambahnya.

Sementara itu, terkait adanya kasus anthrax pada masyarakat seperti di pemberitaan media, Nuryani Zainuddin, Direktur Kesehatan Hewan, Kementan menerangkan bahwa anthrax ini merupakan salah satu penyakit hewan yang dapat menular ke manusia (zoonosis).

“Saya minta masyarakat tetap waspada, dan tidak menjual dan memotong hewan sakit apalagi mengkonsumsinya,” pinta Nuryani.

Menurutnya adanya kasus anthrax pada masyarakat disebabkan karena mereka mengkonsumsi ternak yang sakit dan dicurigai anthrax.

“Alhamdulillah, kasus pada masyarakat tersebut telah mendapatkan penanganan dari Puskesmas Prambanan,” imbuhnya.

Lebih lanjut Nuryani menjelaskan bahwa timnya bersama dinas setempat telah melakukan dekontaminasi dan desinfeksi pada lingkungan yang tercemar yaitu lokasi penyembelihan, kandang dan area penguburan ternak, pengobatan antibiotik dan roboransia, serta KIE bersama dengan UPT Puskesmas. Sedangkan vaksinasi akan segera dilakukan setelah pengobatan.

“Tim kami akan terus melakukan penanganan di lapang dan dalam waktu dekat, kita akan adakan pertemuan lintas sektor termasuk kesehatan yang dikoordinir oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi DIY,” kata Nuryani mengakhiri penjelasannya.

Recent Posts

Inilah Lima Dampak Buruk dari Makanan dan Harta Haram

Makanan adalah sumber energi yang bisa memengaruhi terhadap jasmani dan rohani manusia. Untuk itu, Islam…

28 menit yang lalu

Menag Hadiri Pertemuan Internasional untuk Perdamaian di Vatikan

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar bertolak ke Vatikan, Roma untuk menghadiri Pertemuan Internasional…

2 jam yang lalu

Pakar Politik Asia Tenggara Harap AICIS+ 2025 Hadirkan Solusi

MONITOR, Jakarta - Pakar sejarah dan politik Islam Asia Tenggara asal Malaysia, Prof. Farish A.…

9 jam yang lalu

Gelar Pahlawan Nasional Suharto Melegitimasi Kekuasaan Tanpa Batas

MONITOR, Jakarta - Lembaga kajian demokrasi dan kebajikan publik Public Virtue Research Institute (PVRI) menilai…

13 jam yang lalu

HUT ke 7 Gerakan Indonesia Optimis dan Refleksi 1 Tahun Prabowo-Gibran

MONITOR, Jakarta - Ketua Gerakan Indonesia Optimis (GIO), Ngasiman Djoyonegoro menyatakan bahwa pemuda saat ini…

15 jam yang lalu

Kemenag Ajak Dosen PTK Manfaatkan Beasiswa dan Riset, Anggarannya 500 Juta hingga 2 Milyar

MONITOR, Jakarta - Pusat Pembiayaan Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan (Puspenma) gencar mensosialisasikan program beasiswa…

16 jam yang lalu