Minggu, 28 April, 2024

Kementan Mitigasi Bencana Banjir di Lahan Pertanian Grobogan

MONITOR, Grobogan – Banjir yang melanda Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah mengakibatkan terendamnya 4.309 hektar sawah. Kementerian Pertanian (Kementan) siap berkoordinasi dengan daerah setempat untuk melakukan mitigasi meredam dampak terjadinya puso.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, Kementan siap membantu proses mitigasi banjir di Grobogan. Menurutnya, Kabupaten Grobogan salah satu wilayah penyangga pangan dan kawasan pertanian nasional yang harus dipulihkan dengan kekuatan penuh.

“Grobogan salah satu kabupaten subur yang berpotensi mendorong Indonesia menjadi lumbung pangan dunia,” ujar Mentan Andi Amran, Sabtu (10/2/2024).

Kementan menekankan upaya bantuan benih bagi lahan yang puso akibat banjir. “Kami telah menginstruksikan jajaran untuk selalu siaga dan memantau perkembangan banjir di Grobogan, apabila ada yang gagal tanam dan lahan yang puso maka bantuan bibit akan segera kami luncurkan ke wilayah terdampak”, ujar Mentan.

- Advertisement -

Sesuai dengan arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk siap menghadapi tantangan besar pertanian yang saat ini mesti dihadapi dengan langkah konkret dan komprehensif oleh seluruh stakeholder pertanian. Diharapkan seluruh stakeholder pertanian mesti siap siaga mengamankan pertanian Indonesia.” Saya telah menugaskan jajaran untuk melakukan lompatan demi kenaikan produksi padi dan jagung, maka segala permasalahan yang terjadi di lapangan harus segera diselesaikan dengan cepat dan tepat. Tugas yang besar ini harus kita lakukan dengan langkah yang tegap, demi menjaga ketahanan pangan untuk 270 juta rakyat Indonesia” tegas Mentan Amran.

Sementara untuk lahan puso dan tanaman yang mengalami rusak, Mentan Amran memastikan bahwa Kementan memberikan bantuan benih gratis. “Termasuk bagi yang diasuransikan kita bantu proses klaim asuransinya,” jelasnya.

Mentan Amran menyebut upaya-upaya itu akan lebih mudah dilakukan dalam kondisi genangan air yang saat ini sudah mulai surut.

Sementara, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Ali Jamil memastikan, upaya pencegahan maupun penanggulangan dampak hujan berupa banjir di area persawahan akan lebih efektif. Kementan, menurut dia, punya program komprehensif terkait mitigasi.

“Pemerintah akan menyiapkan upaya pompanisasi untuk area banjir. Silakan pemda koordinasi untuk menyiapkan pompanisasi jika masih terdapat genangan di sawah,” kata Ali Jamil.

Kementan minta Dinas Pertanian Daerah untuk mendorong petani mengikuti AUTP (Asuransi Usaha Tani Padi). Pemerintah memberikan bantuan subsidi premi asuransi tani sebesar Rp 144 ribu/ha.

“AUTP ini akan terus kami sosialisaikan ke petani. Karena ini menjadi bentuk perlindungan kepada mereka dan saat ini sudah banyak petani yang menjadi anggota AUTP,” ungkapnya.

Dia menambahkan, dengan adanya AUTP, petani yang terkena musibah banjir atau kekeringan bisa mendapatkan ganti rugi. Selain itu, petani juga bisa langsung melakukan tanam lagi setelah genangan air teratasi.

“Dengan membayar premi hanya Rp 36 ribu/ha/musim, petani yang sawahnya terkena bencana banjir, kekeringan dan serangan OPT dapat klaim (ganti) Rp 6 juta/ha,” imbuhnya.

Kepala Dinas Pertanian Grobogan Sunanto menyatakan akan mendata wilayah mana saja yang memiliki kemungkinan mengalami puso. Ia menilai jika sawah padi milik warga itu hanya terendam selama 2-3 hari tidak mungkin terjadi puso.

“Estimasi terendam itu 7 sampai 10 hari baru bisa diidentifikasi apakah sawah itu puso atau tidak,” ujar Sunanto.

Sunanto berencana mengajukan bantuan benih ke Kementerian Pertanian untuk masa tanam berikutnya bagi warga yang sawahnya terendam banjir.

“Kita menggunakan acuan 15Kg per hektar sawah yang terendam untuk memberikan bantuan,” katanya.

Lebih lanjut ia mengimbau warga agar mendaftarkan lahan sawahnya ke asuransi usaha tani padi (AUTP).

“Sehingga ketika gagal panen petani bisa mengklaim asuransi. Saat ini juga sedang dilakukan pendataan terkait petani yang sudah terdaftar asuransi,” pungkasnya.

KEMENTAN RESPON CEPAT BANJIR DI LAHAN PERTANIAN GROBOGAN

Di puncak musim hujan awal tahun 2024 ini, beberapa daerah diguyur hujan lebat sehingga beberapa lahan pertanian di Provinsi Jawa Tengah dilanda banjir. Kabupaten Grobogan adalah salah satu yang terdampak banjir akibat meluapnya Sungai Lusi dan Sungai Serang serta jebolnya tanggul Cabean.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi mengatakan bahwa Berdasarkan data per tanggal 9 Februari 2024 Luas terkena banjir pada tanaman Padi baik di Jawa Tengah maupun secara nasional pada MH 2023/2024 lebih rendah dibandingkan MH 2022/2023 dan juga lebih rendah dibandingkan rerata 5 MH. Data ini jelas menunjukkan indikasi bahwa banjir musim ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan musim yang sama sebelumnya sehingga kita optimis produksi pangan kita tetap aman dari dampak banjir.

Ia menambahkan, penanganan banjir di wilayah terdampak yang menyebabkan massive destructive bagi areal persawahan. “Dibutuhkan kerjasama kolektif dan komprehensif dari stakeholder, POPT, PPL dan petani sehingga penanggulangan dampak pasca banjir dapat diselesaikan dengan cara yang efektif dan efisien” tandas Suwandi.

Selanjutnya Suwandi juga menekankan upaya bantuan benih bagi lahan yang puso. “Kami telah menginstruksikan jajaran untuk selalu siaga dan memantau perkembangan banjir di Grobogan, apabila ada yang gagal tanam dan lahan yang puso maka bantuan bibit akan segera kami luncurkan ke wilayah terdampak”

Sesuai dengan arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk siap menghadapi tantangan besar pertanian yang saat ini mesti dihadapi dengan langkah konkret dan komprehensif oleh seluruh stakeholder pertanian. Diharapkan seluruh stakeholder pertanian mesti siap siaga mengamankan pertanian Indonesia.” Saya telah menugaskan jajaran untuk melakukan lompatan demi kenaikan produksi padi dan jagung, maka segala permasalahan yang terjadi di lapangan harus segera diselesaikan dengan cepat dan tepat. Tugas yang besar ini harus kita lakukan dengan langkah yang tegap, demi menjaga ketahanan pangan untuk 270 juta rakyat Indonesia” tegas Mentan Amran.

Sementara untuk lahan puso dan tanaman yang mengalami rusak, Mentan Amran memastikan bahwa Kementan memberikan bantuan benih gratis. “Termasuk bagi yang diasuransikan kita bantu proses klaim asuransinya,” jelasnya.

Mentan Amran menyebut upaya-upaya itu akan lebih mudah dilakukan dalam kondisi genangan air yang saat ini sudah mulai surut.

Untuk diketahui banjir di beberapa daerah di Provinsi Jawa Tengah antara lain di Kabupaten Demak terjadi di 7 kecamatan dengan luas terkena banjir padi 1.657 ha dan jagung 126 ha.

Banjir juga terjadi di Kabupaten Kudus terkena 489 ha pada tanaman padi, cabai, melon dan kangkung. Dari semua data banjir Demak dan Kudus sebagian besar juga sudah surut tidak tergenang, sehingga banyak pertanaman bisa terselamatkan

Kementan melalui aparat pertanian Tingkat Kabupaten Grobogan, Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (Koortikab POPT) menyatakan bahwa upaya antisipasi berupa pengerukan/normalisasi saluran air telah dilakukan sebelum terjadinya banjir namun karena curah hujan yang cukup tinggi dan jebolnya tanggul maka banjir tidak terelakkan lagi.

Ada 15 kecamatan yg terdampak banjir dengan total lahan pertanian yang tergenang mencapai 4.745 ha. Sampai saat ini petugas POPT masih terus melakukan pemantauan dan identifikasi kemungkinan dilakukannya pompanisasi untuk mempercepat surutnya air.

Terkait jebolnya tanggul petugas POPT Grobogan sudah melaporkan ke instansi terkait supaya bisa segera diperbaiki menggunakan alat berat. Rencananya setelah air mulai surut akan dilakukan gerakan penanganan banjir berupa pembersihan/perbaikan/normalisasi saluran agar banjir segera surut sehingga tidak banyak pertanaman yang gagal panen/puso.

Kepala Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Provinsi Jawa Tengah, Herawati Prarastiyani, mengatakan bahwa banjir yang terjadi saat ini mudah-mudahan tidak akan menganggu produksi pangan padi di Provinsi Jawa Tengah,

“Upaya untuk menekan puso akibat banjir, akan segera dilakukan tergantung hasil pantauan kondisi di lapangan oleh petugas. Gerakan Penanganan Banjir berupa pompanisasi dan normalisasi saluran untuk mempercepat surutnya air, serta pembersihan/penyiapan lahan terdampak akan segera disiapkan ” tegas Herawati.

Gerakan ini akan melibatkan Brigade Proteksi sebagai motor penggeraknya bersama-sama dengan petugas, petani dan warga masyarakat. Selain itu apabila nanti ternyata ada petani yang gagal panen akibat banjir ini maka akan diproses usulan bantuan benih supaya petani dapat segera bertanam lagi sehingga produksi pangan tidak terganggu. Bagi petani yang sudah mengikuti AUTP apabila mengalami gagal panen maka petugas akan mengawal klaim AUTP supaya petani segera mendapatkan dana untuk bertanam lagi” tambahnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER