Sabtu, 27 April, 2024

Kementerian LHK Dorong Kader Nasyiatul Aisyiyah Berperan Aktif dalam Pengendalian Iklim

MONITOR, Pontianak – Perubahan iklim yang cukup ekstrim di Indonesia berdampak luas terhadap masyarakat, tak terkecuali perempuan. Fakta tersebut disampaikan Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga Pusat dan Daerah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI, Winarni Monoarfa, dalam agenda Tanwir 1 Nasyiatul Aisyiyah yang diselenggarakan di Pontianak, Kalimantan Barat.

Di hadapan peserta Tanwir seluruh Indonesia, Winarni mengingatkan pentingnya peran perempuan dalam aksi pengendalian iklim dan lingkungan hidup. Ia menyatakan perempuan dapat mengambil peran-peran strategis untuk berpartisipasi menyelamatkan alam.

“Mengapa ini penting? karena Indonesia ini sebagai negara tropis, hampir seluruh wilayah Indonesia mengalami El-Nino atau musim panas yang berkepanjangan. Hampir yang menderita dan mengalami adalah ibu-ibu. Kenapa? sulitnya untuk menyiapkan air, air untuk masak, air untuk mandi, karena musim yang disebabkan,” ucap Winarni dalam diskusi bertajuk ‘Meningkatkan Kualitas Hidup Keluarga dengan Perilaku Ramah Lingkungan’ di Hotel Harris Pontianak, Jumat (12/1/2024).

Winarni pun mengungkapkan sejumlah dampak perubahan iklim, mulai dari potensi ancaman stabilitas politik, hukum dan keamanan. Ia menjelaskan kenaikan suhu bumi tidak hanya berdampak pada naiknya temperatur bumi tetapi juga mengubah sistem iklim yang mempengaruhi berbagai aspek pada perubahan alam dan kehidupan manusia. Kemudian penurunan kualitas dan kuantitas air, perubahan habitat dan kepunahan, penurunan kualitas hutan, penurunan kualitas kesehatan, penurunan produktivitas pertanian, hingga menyebabkan bencana pesisir dan maritim.

- Advertisement -

“Sekitar 90 persen pekerjaan rumah tangga dikerjakan oleh perempuan. Kerusakan sumberdaya alam menyebabkan perempuan perempuan menjadi pihak yang paling dikorbankan. Perempuan juga mengalami posisi rentan pada tahun 2004, dimana sebanyak 55 hingga 70 persen menjadi korban tsunami Aceh,” jelasnya.

Di era globalisasi ini, Winarni pun mendorong perempuan mempunyai kemampuan lebih untuk menggerakkan masyarakat, sehingga membuat perempuan memiliki potensi untuk gerakan perbaikan lingkungan hidup dan kehutanan, termasuk di Indonesia.

“Eksistensi Nasyiatul Aisyiyah ini sangat penting, tentunya kita melihat kilas balik perjuangan Muhammadiyah khususnya dalam hal ilmu pengetahuan. Oleh karena itu perlunya pembangunan lingkungan hidup untuk menciptakan warna,” ucap Guru Besar Universitas Hasanuddin ini.

Sebagaimana tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) adalah pembangunan yang menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat, keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat, kualitas lingkungan hidup, pembangunan yang menjamin keadilan dan terlaksananya tata kelola dan SDGs telah menjadi kerangka bersama stakeholders untuk mencapai kesejahteraan bersama yang berkelanjutan.

Selanjutnya ia mendorong agar Nasyiatul Aisyiyah sebagai salah satu organisasi perempuan muda terbesar di Indonesia untuk mampu menggerakkan perempuan di lini keluarga agar dapat menjalankan peran mengatasi persoalan lingkungan.

“Menjadi tantangan kita kedepan, kemiskinan berkaitan dengan kerusakan alam. Kita melihat refleksi adil dan setara menjadi penting terutama bagi kita perempuan. Maka, kesetaraan dan keadilan perlu kita terapkan. Misalnya sederhana, kita galakkan green economy atau masalah sampah. Ini bisa kita upayakan bersama di lingkungan keluarga,” pungkasnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER