Minggu, 28 April, 2024

Bimtek Pembudidaya Ikan di Indramayu, Prof Rokhmin berbagi Kiat Sukses dan Dukungan Pemerintah

MONITOR, Indramayu – Pakar Kelautan dan Perikanan,  Prof Rokhmin Dahuri mengajak para pembudidaya ikan di Indramayu untuk menerapkan sistem perikanan budidaya terbaik atau best aquaculture practice agar mendongkrak pendapatan ekonomi melalui 5 kiat yang harus diikuti dan dijalankan.

“Bagaimana pendapatan dari usaha budidaya perikanan lebih besar dari ongkos atau biaya produksi kuncinya ada pada sistem produksi itu sendiri,” katanya saat menjadi narasumber Bimbingan Teknis Perikanan Budidaya Udang dan Ikan Air Payau kepada kelompok pembudidaya ikan atas aspirasi Anggota Komisi IV DPR RI yang diselenggarakan oleh Balai Pengujian Kesehatan Ikan dan Lingkungan Serang, di Indramayu, Sabtu (13/1/2024).

Guru Besar IPB tersebut lantas mencontohkan bagaimana budidaya perikanan di Norwegia mampu menghasilkan pendapatan yang berkali-kali lipat dibanding dengan Indonesia karena menerapkan sistem budidaya terbaik.

“Prinsipnya produksi harus efektif dan efisien seperti budidaya salmon di Norwegia 12 miliar pertahun. Sementara kita (Indonesia) hanya 6 miliar dan itu dari semua komoditas perikanan budidaya,” terangnya.

- Advertisement -

Adapun kiat untuk menerapkan budidaya terbaik dari sektor produksi menurut Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) itu ada 5 yakni; Pertama, memilih benih unggul yakni bebas penyakit dan tahan penyakit.

Kedua, pengelolaan pakan dengan memperhatikanFCR (Feed Conversion Ratio). “Pilih pakan yang FCR kecil. Semakin kecil FCR semakin efisien. Makanya Pemerintah harus pastikan produsen untuk produksi pakan yang baik jangan abal-abal,” tuturnya.

Ketiga, Pengelolaan Hama dan Penyakit
Keempat, Pengelolaan kualitas air. “Makanya ada kincir layout (instalasi) filtrasi dan lain-lain yang harus betul-betul diperhatikan,” katanya.

Kelima yang tidak kalau pentingnya menurut Prof Rokhmin adalah Bio security “Bagaimana menjaga kawasan budidaya steril jangan ada celah penyebaran penyakit atau virus. Kalau di tambak misalnya burung,” jelasnya.

Kelima hal tersebut menurut Prof Rokhmin yang juga mantan menteri Kelautan dan Perikanan itu yang harus kita ikuti baik budidaya di tambak, kolam tanah ataupun kolam dengan media terpal dan lain-lain. Menurutnya, pemerintah melalui dinas Kelautan dan Perikanan harus membantu para pembudidaya mewujudkan itu.

“Kalau produksinya efektif dan efisien, murah, produktif maka itu sudah menjadi indikator 50 persen keberhasilan, 50 persen lainnya usaha itu untung yaitu usaha hasil panennya bisa dijual dengan harga yang lebih tinggi dari ongkos produksi,” tegas Prof Rokhmin.

Untuk menjamin serapan hasil panen pembudidaya, Prof Rokhmin menegaskan pentingnya industri pengolahan. “Makanya harusnya pemerintah mengawinkan produsen dan pasar. Pasarnya terjamin,” katanya.

“Dengan industri pengolahan pasarnya juga jadi besar seperti di Indramayu itu ada batari atau bandeng tanpa duri kemudian juga gonyang karamsong yang kesohor luar biasa itu,” ungkapnya.

Terakhir, tokoh Dulur Cirebonan, Indramayu, Majalengka dan Kuningan (Ciayumajakuning) itu menegaskan pentingnya pemerintah menyediakan dana perbankan atau kredit usaha untuk pembudidaya dengan bunga yang kecil dan terjangkau serta aksesnya dipermudah bukan malah sebaliknya seperti saat ini bunga masih tinggi dan sulit aksesnya.

“Kelautan dan perikanan itu leading sektor (sektor unggulan) harus ada kredit usaha khusus untuk pembudidaya,” pungkasnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER