MONITOR, Jakarta – Penguatan riset di kalangan perguruan tinggi mutlak dilakukan. Terlebih, saat ini diperlukan kemampuan teknologi informasi sebagai instrumen untuk meningkatkan dan mempermudah penyelenggaraan riset tersebut. Oleh karenanya, bagi seorang peneliti di samping harus memiliki kapasitas metodologi dan kemampuan menulis akademik (academic writing) yang baik, juga didorong untuk menguasai teknologi informasi yang memadai.
Demikian disampaikan oleh Suwendi, dosen Sekolah Pascasarjana (SPS) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus pendiri Klub Riset Bildung, saat mengantarkan kegiatan diskusi dan praktek Pengelolaan Referensi Berbasis Mendeley dan Google Scholar yang diselenggarakan oleh Klub Riset Bildung dan Genmaster SPS UIN Syarif Hidayatullah, di Gedung Perpustakaan Riset SPS UIN Jakarta, 5/12/2023.
Menurut Suwendi, Klub Riset Bildung adalah wadah bagi mahasiswa, dosen, dan siapapun yang berminat dalam riset dan penulisan karya tulis ilmiah. “Kegiatan ini diharapkan dapat membantu mahasiswa untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam riset dan menulis karya ilmiah”, ungkap Suwendi yang juga penulis buku Moderasi Beragama dan Layanan Keagamaan.
Diskusi kali ini secara khusus membahas pengelolaan referensi berbasis Mendeley dan pembuatan akun google scholar, dengan menghadirkan pembicara, Ali Rahman, koordinator Sinta untuk Diktis yang sekaligus tenaga kependidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Diskusi diselenggarakan secara blended dalam jaringan (daring) dan luar jaringan (luring)melalui platform zoom secara online, dan dipandu oleh Ahmad Junizar, koordinator Klub Riset Bildung.
Ali Rahman menyajikan materi yang informatif tentang apa dan bagaimana peserta mampu membuat akun pada google scholar dan praktik penggunaan Mendeley sebagai alat referensi dalam penulisan karya tulis ilmiah. Selain itu, Rahman juga menekankan pentingnya kejujuran karya ilmiah serta sitasi dan rujukan dalam menulis karya ilmiah bagi seorang akademisi.
Ahmad Junizar, selaku koordinator Klub Riset Bildung, menyatakan bahwa respon terhadap kegiatan ini sangat positif, tidak hanya dari mahasiswa, tetapi juga dari peserta yang merupakan dosen. Hal ini menunjukkan bahwa agenda Klub Riset Bildung memiliki nilai penting dan diharapkan dapat diadakan secara berkala sesuai dengan kurikulum yang telah disusun bersama dalam forum tersebut. “Klub Riset Bildung berkomitmen untuk terus mengembangkan kegiatan serupa guna mendukung mahasiswa, dosen, dan para akademisi dalam penulisan karya ilmiah”, ungkap Junizar lebih lanjut.