MONITOR, Jateng – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan melakukan Gerakan Tanam dan Sosialisasi Aplikasi Silika di Kabupaten Grobogan. Acara terfokus di Gapoktan Lohjinawi pada hamparan lahan 25 Ha, di Desa Boloh Kecamatan Toroh, Grobogan, Jawa Tengah, Rabu (25/10/23).
Acara dihadiri oleh Direktur Aneka Kacang dan Umbi, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Grobogan, perwakilan Kadis Pertanian Provinsi, perwakilan BSIP Jawa Tengah, Forkopimcam Kecamatan Toroh, dan petani Kecamatan Toroh.
Kades Boloh menyampaikan terimakasih atas perhatian semua pihak terhadap pertanian di Desa Boloh, dengan adanya percontohan silika ini semoga dapat memberikan informasi dan motivasi terhadap petani kita untuk dapat lebih semangat menanam kedelai.
Kadis Grobogan, Sunanto, memaparkan strategi dalam peningkatan produktivitas lahan dengan metode pengaturan pola tanam, beliau mencontohkan pola kedelai-padi-jagung, untuk memajukan tanam dan memaksimalkan pemanfaatan air.
Dari hasil perhitungan praktis, usaha tadi kedelai itu lebih menguntungkan dibandingkan dengan jagung secara pendapatan harian jika keuntungan bersih dibagi dengan masa tanam.
Beliau mengajak petani grobogan untuk bergabung menjadi penangkar benih, karena kebutuhan benih masih tinggi dan harga jual juga lebih menarik dibandingkan dengan konsumsi. Selain itu menanam kedelai di Indonesia meskipun peranannya kecil tapi dampaknya besar bagi perkedelaian nasional.
Direktur Aneka Kacang dan Umbi (Akabi), Enie Tauruslina mengajak para petani dan stakeholder terkait untuk terus bersemangat menanam kedelai dan berinovasi dalam peningkatan produktivitas kedelai. Salah satu inovasi yaitu penggunaan pupuk silika pada kedelai. Keunggulan silika bagi tanaman antara lain, meningkatkan ketahanan tanaman dalam kekeringan, tanah salinitas tinggi, efiensi penggunaan pupuk kimia, ketahanan terhadap hama dan penyakit.
Enie, menghimbau agar percontohan silika dikawal bersama oleh Tim Dit. akabi, Dinas Pertanian Provinsi, BSIP, Kabupaten, PPL, POPT, dan hasil panen untuk dicatat bersama dengan BPS. Hasil inovasi yang baik ini harapannya dapat ditularkan kepada petani lainnya.
BSIP Jawa Tengah siap mengawal aplikasi silika ini dan mengajak semua petani untuk mulai berbudidaya ramah lingkungan serta tidak ketergantungan dengan sarana produksi kimia.
Ketua Gapoktan Lohjinawi, Susilo, menyampaikan terimakasih atas bantuan sarana produksi kedelai dan harapannya hasil panen dibeli dengan harga yang tinggi sehingga minat masyarakat juga bisa lebih tinggi.
Salah satu permasalahan yang dikeluhkan petani yaitu biji hasil panen yang kurang baik. Salah satu solusinya yaitu saat panen, polong kedelai jangan langsung di-trasher, tetapi jemur dulu sampai kering polong.
Pemasaran hasil panen harap berkoordinasi juga dengan Dinas Pertanian Kabupaten agar hasil panen petani tidak dibeli di bawah harga yang telah ditentukan.
Ditempat yang berbeda Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi merespon positif kegiatan ini serta menegaskan bahwa sudah saatnya kita berbudidaya tanaman pangan secara cerdas dan bijak. “Kita terus kembangkan teknologi inovatif yang mudah dan murah untuk diduplikasi oleh para petani seperti biosaka. Ini juga membuktikan keseriusan kami untuk terus mengupayakan peningkatan produksi dengan berbasis pertanian berkelanjutan sesuai arahan Bapak Menteri Pertanian,” tutup Suwandi.