MONITOR, Jawa Barat – Plt. Menteri Pertanian, Arief Prasetyo Adi melaksanakan panen padi galur unggul baru yaitu MSP 65 di lokasi Dem Area Pangan PT Sang Hyang Seri Desa Ciasem Girang, Kec. Sukamandi, Kab. Subang, Jawa Barat (20/10). Kegiatan ini salah satu langkah langkah konkrit dalam rangka menggenjot produksi Padi.
Program Demonstrasi Area di lahan PT Sang Hyang Sri berada di lahan seluas 47 hektar, terdiri dari beberapa macam varietas salah satunya Varietas galur MSP 65 yaitu sangat genjah bisa dipanen dalam waktu 65 hari.
Arif berharap varietas galur MSP 65 nantinya bisa disebarkan ke petani karena menurutnya ini memiliki produktivitas yang baik dan umur yang sangat genjah. “Saya berharap nantinya ini bisa ditanam oleh temen-temen petani dan bisa menjadi alternatif di saat musim kering seperti saat ini” kata Arif
Selanjutnya ia mengatakan target produksi Kementerian Pertanian akan ditingkatkan dari yang tadinya 31 juta ton menjadi 35 juta ton (setara beras). “Tentunya ini perlu kerja bareng semua pihak, dan saya tegaskan tidak ada eksklusivitas dari satu kementerian atau Lembaga. Saat ini merupakan waktunya gotong-royong meningkatkan produktivitas pertanian khsususnya padi, sesuai dengan arahan Presiden” ujar Arif
Sebagai informasi Varietas inpari 48 dan Mantap sudah dilepas oleh Kementan. Sedangkan galur MSP-65 akan diproses pelepasan varietasnya.
Sementara itu pada kesempatan yang sama, Direktur jenderal Tanaman Pangan Suwandi mengapresiasi trobosan baru ini, menurutnya ini bisa menjadi salah satu langkah yang baik untuk mendorong peningkatan produksi. Terkait dengan penanganan dampak elnino ia mengatakan pihaknya sudah melakukan konsolidasi dengan berbagai pihak terkait baik di jajaran kementan maupun dengan kementerian atau Lembaga lain.
“Kurang lebih ada sekitar sembilan aksi yang saat ini intensif dilakukan diantaranya gerakan kejar tanam, meningkatkan IP (red indek pertanaman) dan provitas, berdasarkan mapping wilayah kekeringan. Kemudian perluasan areal tanam padi bagi kabupaten potensial ditanam saat musim kering dengan saprodi, pompa dan sumur, juga benih sebagai kompensasi terkena dan puso iklim ekstrim, wilayah pasang surut, rawa lebak, lahan kosong / nganggur dll, kab/kota agar segera CPCL” tandasnya.