PEMERINTAHAN

Setelah Subang, Plt. Mentan Dampingi Presiden Jokowi Panen Raya di Indramayu

MONITOR, Indramayu – Setelah pekan lalu panen di Subang (Minggu, 8/10), Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Plt. Menteri Pertanian (Mentan) Arief Prasetyo Adi, melakukan panen raya padi di Desa Karanglayung. Dihamparan seluas 760 hektar, dimana 350 hektar diantaranya berada di Desa Karanglayung dan 410 hektar di Desa Sumuradem, Presiden Jokowi menyebut produksi di wilayah tersebut sangat baik meski ada ancaman El Nino.

“Ya (produksi padi) baik, Kemarin di Subang, di Indramayu, saya kira karena memang ini, irigasi teknisnya masih sangat bagus” terang Presiden Jokowi yang juga didampingi Plt. Gubernur Jawa Barar, Bupati Indramayu, dan sejumlah petani di lokasi panen.

Lebih lanjut Presiden Jokowi menjelaskan Produktivitas petani di lokasi panen tersebut mencapai 8,6 ton perhektar. Ia juga mengatakan, saat ini harga gabah ditingkat petani cukup tinggi kisaran Rp. 7.200,- hingga Rp. 7.400,-. Meski begitu dirinya menegaskan pemerintah akan terus berupaya untuk menstabilkan harga beras di tingkat konsumen.

“Jadi saya tadi tanyakan ke petani, satu hektar bisa 8 sampai 9 ton, rata – rata 8,6 ton perhektar, dan harga gabahnya, sekarang senang semua petani, 7.300, 7.400, 7.200, ya petani semua senang, tapi yang tidak senang itu konsumennya” ungkap Presiden.

Usai menyaksikan langsung aktivitas panen di daerah Subang maupun Indramayu, Presiden Jokowi menegaskan produksi padi secara nasional tercatat baik, meski El Nino, ia memastikan cadangan pangan nasional dalam posisi yang sangat kondusif.

“Ini saya melihat kebawah itu, untuk memastikan bahwa produksi itu masih baik, tetapi memang turun karena super El Nino, tapi produksi masih baik, cadangan di Bulog 1,7 (juta ton) dan akan datang lagi kira kira 500 – 600 (ribu ton), jadi artinya cadangan pangan kita dalam kondisi aman” rinci Presiden Jokowi.

Sementara itu, Plt Mentan Arief, memerintahkan jajaran Kementan untuk terus mendongkrak produksi beras nasional ditahun mendatang. Saat penandatanganan pakta integritas di Kantor Kementan (Kamis, 12/10), dirinya meminta agar produksi padi meningkat dari 31,5 juta ton menjadi 35 juta ton.

“Kalau panen rayanya ada di semester I, maka kita pastikan bahwa di semester akhir atau tiga bulan terakhir produksi rendah, akan rebutan GKP (gabah kering panen) di tingkat sawah, dan itu yang memicu kenaikan harga beras,” katanya.

Selain meningkatkan produksi, Arief juga meminta agar PT Perum Bulog maksimal melakukan penyerapan beras sebagai cadangan pangan pemerintah yang nantinya juga dapat digunakan sebagai stabilisasi harga. “Jadi Bulog tugasnya bantu simpan. Kebetulan saya yang menugasi Bulog. Kita buat sama-sama,” kata Arief yang juga merupakan Kepala Badan Pangan Nasional ini.

Recent Posts

JPPI: Banyak Penerima KJP Gagal PPDB, Pemprov Jakarta Wajib Sediakan Sekolah Bebas Biaya

MONITOR, Jakarta - Pada tahap akhir proses PPDB, JPPI menerima 25 pengaduan masyarakat Jakarta yang…

3 jam yang lalu

Prof Rokhmin ingatkan Wisudawan Untirta Bekali Diri Hadapi Kompleksitas Tantangan Nasional dan Global

MONITOR, Serang - Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan – IPB University, Prof. Dr. Ir.…

3 jam yang lalu

Sahroni Dorong APH Periksa Anggaran PDN Capai Rp700 Miliar

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni mendorong aparat penegak hukum (APH)…

1 hari yang lalu

Kemenag Rampungkan 76 KUA SBSN di Wilayah 3T

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama (Kemenag) terus membangun Gedung Balai Nikah dan Manasik Haji dengan…

1 hari yang lalu

Kabar Haji, Tujuh Destinasi Menarik di Kota Nabi

MONITOR, Jakarta - Di suatu sore yang hangat, senja memerah dengan ramah, di sudut Masjid…

1 hari yang lalu

Penganugerahan Kartini Award, Puan Tekankan Woman Support Woman

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Dr. (H.C.) Puan Maharani mendapat penghargaan ‘Kartini Award’ untuk kategori Exemplary…

1 hari yang lalu