Foto : Istimewa
MONITOR, Sumsel – Akibat adanya fenomena El Nino, kekeringan diprediksi akan terus terjadi. Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi, kekeringan akan berakhir hingga akhir Oktober-November 2023. Kekeringan sangat berdampak pada Sektor Pertanian khususnya Subsektor Tanaman Pangan. Berbagai upaya baik antisipasi dan adaptasi telah dilakukan oleh masing-masing Provinsi yang mengalami dampak kekeringan pada Musim Kemarau (MK) 2023 ini. Provinsi Sumatera Selatan juga telah melakukan salah satu upaya antisipasi dengan melaksanakan monitoring kondisi kekeringan.
Rizal Latutoibin selaku petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Kecamatan Muara Belida, Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan menyampaikan bahwa kekeringan terjadi di Desa Arisan Musi Timur Kecamatan Muara Belida. “Berdasarkan data yang diterima sampai dengan 14 September, areal sawah yang terkena kekeringan seluas 10 ha milik kelompok tani Sukses Bersama”, ujar Rizal.
Petugas POPT juga melakukan pemantauan lahan terkena kekeringan. Hasil pemantauan menunjukkan kategori kekeringan di Desa tersebut masih tergolong ringan, dimana lahan yang bisa di re-hidrasi seluas 15 hektar, sedangkan luas yang tidak ditanam 6 Ha. “Upaya yang dilakukan saat ini adalah pompanisasi menggunakan Pompa ukuran 6 inchi yang dipinjam dari BPT IV Muara Enim agar lahan yang potensial untuk pulih dapat segera tertangani. Saat ini fokus kami adalah mempertahankan keadaan lahan agar tidak mengalami kekeringan lebih lanjut sehingga pertanaman dapat terselamatkan dari resiko puso’’, tambah Rizal.
Dihubungi secara terpisah, Plt. Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Yudi Sastro menyampaikan upaya antisipasi menghadapi MK dan El Nino 2023 yang dapat dilakukan antara lain : 1) percepatan tanam pada daerah-daerah yang masih turun hujan; 2) menggunakan varietas toleran kekeringan, 3) meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait sistem pengairan, perbaikan drainase, penyiapan pompa air, panen air hujan, pembangunan/rehabilitasi sarana penampungan air/pengaliran air tersier; 4) mengoptimalkan sumur bor, pompa air, embung/longstorage.”Pemanfaatan sarana yang dimiliki seperti pompa air, juga merupakan salah satu upaya antisipasi menghadapi kekeringan”, jelas Yudi.
Lebih lanjut, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi mengingatkan seluruh stakeholder pertanian yaitu baik pusat, provinsi dan termasuk petani untuk melakukan langkah-langkah antisipasi menghadapi musim kemarau kali ini yang diperburuk dengan adanya fenomena El Nino. “Antisipasi mengatasi kekeringan, persiapkan alat-alat, sarana produksi dan pasca panen yang memadai”, himbau Suwandi.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menyatakan bahwa tantangan terbesar pertanian yang dihadapi sekarang ini mesti dihadapi dengan langkah konkret dan komprehensif oleh seluruh stakeholder pertanian “Seluruh stakeholder pertanian mesti siap siaga mengamankan pertanian Indonesia. Ini bukan amanat saya, tapi amanat Undang-Undang Dasar. Tugas yang besar ini harus kita lakukan dengan langkah yang tegap, demi menjaga ketahanan pangan untuk 270 juta rakyat Indonesia” tegas Syahrul Yasin Limpo.
MONITOR, Sumsel - PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) akan memberlakukan tarif pada Jalan Tol…
MONITOR, Jakarta - Perkembangan lingkungan strategis dan dinamika ancaman yang semakin kompleks, menuntut Kerjasama antara…
MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama mengajak Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di seluruh Indonesia untuk…
MONITOR, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo menegaskan komitmennya dalam mendukung program swasembada…
MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi III DPR RI, Abdullah menyesalkan peristiwa dugaan intimidasi oleh anggota…
MONITOR, Yogyakarta - Perkumpulan Insan Tani dan Nelayan (INTANI) menjalin kerjasama (MoU) dengan PT Indoraya…