PERTANIAN

Petani Batola Antusias Praktik Membuat Biosaka Bersama Menteri Pertanian

MONITOR, Batola – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) memimpin langsung pembuatan Elisitor Biosaka bersama petani, penyuluh, Penjabat Bupati Barito Kuala (Batola), Kepala Dinas Pertanian Provinsi di Kalimantan Selatan, aparat TNI dan Polri. Demonstrasi pembuatan Biosaka yang disambut meriah petani ini bertujuan menggelorakan pertanian berkelanjutan sehingga petani tidak bergantung lagi pada pupuk kimia, apalagi menghadapi ancaman perubahan iklim ekstrim yang menyebabkan kemarau panjang (El Nino).

“Penggunaan Elisitor Biosaka ini menjadi langkah nyata dalam mengantisipasi kenaikan harga pupuk kimia. Dunia saat ini sedang tidak baik-baik saja karena dihadapkan ancaman global. Pupuk kimia menjadi sulit kita dapatkan sehingga penggunaan Biosaka ini mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia,” demikian dikatakan Mentan SYL pada acara panen dan tanam di Desa Gampa Asahi, Kecamatan Rantau Badauh, Barito Kuala, Jumat (11/8/2023).

Mentan SYL menjelaskan pembuatan elisitor Biosaka ini cukup mudah yakni hanya perlu dibuat dari minimal 5 jenis daun atau rumput yang tumbuh disekitaran sehingga mudah dan gratis didapatkan. Biosaka ini sudah terbukti kegunaannya di berbagai daerah.

“Dengan petani biasanya pakai pupuk kimia butuh biaya Rp 6 juta perhektar, dengan Biosaka hanya Rp 2 juta saja. Jadi biaya dan penggunaan pupuk berkurang, namun lahan subur dan hasilnya tetap bagus,” jelasnya.

“Untuk itu, setelah panen ini segera lakukan tanam. Percepat olah tanah menggunakan alsintan. Penggunaan pertanian ramah lingkungan pun dengan adanya Biosaka ini harus kita masifkan karena kita menghadapi kemarau panjang,” pinta SYL.

Sementara itu, Dirjen Tanaman Pangan, Suwandi menegaskan penggunaan elisitor Biosaka memiliki banyak manfaat, tidak hanya untuk saat ini tapi juga pertanian ke depanya. Yakni Biosaka dapat menyuburkan lahan, menyehatkan pertumbuhan tanaman, meminimalisir serangan hama dan penyakit dan menghemat biaya usaha tani karena penggunaan pupuk kimia berkurang hingga 50 persen, bahkan lebih.

“Biosaka bukan pupuk dan bukan juga nutrisi, tetapi elisitor yang dapat mengaktifkan gen yang diperlukan tanaman sehingga dapat menghasilkan sel untuk pertumbuhan tanaman yang lebih baik. Petani di Barito Kuala harus mulai membiasakan Biosaka ini agar hasil panenya bagus. Tanaman yang disemprotkan biosaka relatif tahan terhadap kekurangan air,” kata Suwandi.

Recent Posts

BEM Nusantara DKI Jakarta Apresiasi Gubernur Tangani Persoalan Banjir

MONITOR, Jakarta - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara DKI Jakarta memberikan apresiasi kepada Gubernur Pramono…

7 jam yang lalu

DPR Desak Polisi Usut Kasus Jual Beli Rekening Judol, Dorong Pelaku Dijerat Hukuman Maksimal

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi III DPR RI, Abdullah mendesak kepolisian untuk mengusut tuntas pihak-pihak…

9 jam yang lalu

24 Calon Dubes Penuhi Syarat, DPR Harap Diplomasi RI Makin Kuat

MONITOR, Jakarta - Komisi I DPR RI telah merampungkan fit and proper test 24 calon…

9 jam yang lalu

DPR Desak Kasus Kematian Brigadir Nurhadi Diusut Transparan, Soroti Gaya Hidup Aparat

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi III DPR RI, Sarifudin Sudding menegaskan bahwa penanganan kasus kematian…

9 jam yang lalu

571 Ribu Penerima Bansos Terindikasi Judol, Puan: Telusuri Tuntas, Masyarakat Rentan Jangan Jadi Korban

MONITOR, HJakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani meminta pemerintah segera melakukan penelusuran dan validasi…

10 jam yang lalu

IPW Sebut Penambahan Anggaran untuk Polri Adalah Sebuah Keniscayaan, Ini Alasannya

MONITOR, Jakarta - Ketua Indonesia Police Watch (IPW), Sugeng Teguh Santoso, mengungkapkan bahwa penambahan anggaran…

16 jam yang lalu