KEUANGAN

Sri Mulyani: APBN 2023 Semester I Surplus Rp 152,3 Triliun

MONITOR, Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani melaporkan bahwa pelaksanaan APBN 2023 semester I berhasil tumbuh positif. Bahkan menurutnya APBN 2023 semester I mengalami surplus sebesar Rp 152,3 Triliun. Laporan tersebut disampaikan Sri Mulyani dalam rapat kabinet paripurna di Istana Negara, 3 Juli 2023 kemarin.

“APBN 2023 semester I surplus Rp 152,3 Triliun, Keseimbangan Primer surplus Rp 368,2 Triliun. Ini hasil positif yang sangat baik,” ucap Sri Mulyani.

Adapun pendapatan negara mencapai Rp1.407,9 triliun (57,2% dari target) tumbuh 5,4% yoy. Penerimaan Pajak mencapai Rp 970,2 triliun (56,5% target) tumbuh 9,9% yoy utamanya ditopang PPh Badan (tumbuh 26,2% yoy) dan PPN Dalam Negeri (tumbuh 19,5% yoy). Ia menegaskan hal ini menunjukkan ekonomi RI masih tumbuh cukup baik.

Selanjutnya Penerimaan Bea Cukai 135,4 triliun (tumbuh negatif 18,8%). PNBP mencapai Rp302,1 triliun (68,5%) tumbuh 5,5% yoy terutama berasal dari komoditas non migas tumbuh 94,7% yoy, dan dividen BUMN yang tumbuh 19,4% yoy. 

Ia juga memaparkan Belanja Negara mencapai Rp1.255,7 triliun (41,0%), tumbuh 0,9%: dimana Belanja Pemerintah Pusat (BPP) Rp 891,6 Triliun tumbuh 1,6% dimana Rp 492 Triliun (55,2%) dinikmati langsung masyarakat dalam bentuk Bansos-Subsidi listrik, BBM, LPG 3 kg dan pupuk, beasiswa anak-anak tak mampu, premi BPJS kesehatan bagi masyarakat miskin. Selain itu belanja prioritas nasional termasuk persiapan Pemilu, belanja alutsista, pembangunan infrastruktur dan IKN.

Sri Mulyani menjelaskan, Belanja Transfer Ke Daerah untuk mendukung Pemda dalam pelayanan masyarakat (pendidikan dan kesehatan), pembangunan 4 (empat) Daerah Otonom Baru (DOB) Papua. APBN juga memberikan Insentif Fiskal untuk 62 Daerah Tertinggal dan penurunan inflasi daerah, juga upaya memberantas kemiskinan ekstrim dengan Dana Desa difokuskan untuk mengurangi kemiskinan ekstrem dan perbaikan tata kelola di desa.

“Belanja total diperkirakan mencapai Rp 3123,7 Triliun. Defisit dapat ditekan menjadi Rp 486,4 Triliun (2,28% PDB). Pembiayaan utang menurun 41,6% atau berkurang Rp 289,9 triliun dari target. APBN 2023 terus bekerja keras melindungi rakyat dan ekonomi. APBN juga makin sehat dan sustainable. Itu prestasi yang tidak mudah pada saat banyak negara mengalami krisis ekonomi dan kesulitan Keuangan Negara/utang,” pungkasnya.

Recent Posts

Stafsus Menag Dorong Guru PAI Punya Cara Ajar Tepat untuk 43 Juta Siswa di Indonesia

MONITOR, Jakarta - Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) punya tanggung jawab penting. Yaitu, memberikan pemahaman…

11 menit yang lalu

Petugas Berjaga 24 Jam di Nabawi, Siap Bantu Jemaah Haji

MONITOR, Jakarta - Petugas haji Indonesia selalu siaga selama 24 jam di pelataran dan setiap…

2 jam yang lalu

Study Tour Pelajar Dilarang, Hetifah: Kebijakannya Mohon Ditinjau Kembali

MONITOR, Jakarta – Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian memberikan tanggapan kritis terhadap kebijakan…

6 jam yang lalu

Sepanjang 2023, Pertamina Hulu Rokan Jadi Penghasil Migas Nomor 1 Indonesia

MONITOR, Jakarta – Sepanjang 2023, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) berhasil mempertahankan posisinya sebagai penghasil minyak…

8 jam yang lalu

PPIH Arab Saudi Daker Makkah Siap Sambut Kedatangan Jemaah dari Madinah

MONITOR, Jakarta - Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Daerah Kerja (Daker) Makkah siap…

10 jam yang lalu

Penilaian Lahan UIII Kembali Digelar, Kali ini Menyasar 236 Bidang

MONITOR, Depok - Tim Terpadu Penanganan Dampak Sosial Kemasyarakatan (PDSK) Penyediaan Tanah untuk Pembangunan Universitas…

11 jam yang lalu