MONITOR, Jakarta – Majelis Lingkungan Hidup (MLH) Pimpinan Pusat Muhammadiyah menggelar kegiatan Forum Dewan Pakar Lingkungan dengan mengusung tema “Peran dan Penguatan Gerakan Muhammadiyah dalam Mitigasi Perubahan Iklim” pada Selasa (30/5/2023). Kegiatan dilaksanakan secara hybrid yakni daring (dalam jaringan) dan luring yang bertempat di Ruang Sidang lantai 2 Kantor PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat.
Ketua MLH PP Muhammadiyah, Azrul Tanjung, mengatakan soal komitmen Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah terhadap Gerakan pelestarian lingkungan.
“MLH PP Muhammadiyah memiliki berbagai pakar dan praktisi lingkungan, yang menjadi modal besar gerakan lingkungan hidup Muhammadiyah. Tentu dengan orientasi kelestarian lingkungan,” ujarnya.
Sementara itu Ketua PP Muhammadiyah, Buya Anwar Abbas, dalam opening speech-nya mengatakan terkait standing position dari Muhammadiyah terhadap isu lingkungan baik yang berskala nasional hingga global. Menurut Buya Anwar, Muhammadiyah sebagai organisasi besar harus memiliki standing position yang memiliki pengaruh besar pada isu lingkungan hidup baik nasional bahkan hingga internasional.
“MLH PP Muhammadiyah memiliki tanggung jawab besar sebagai representasi Muhammadiyah dalam bidang lingkungan hidup,” katanya.
Pada kesempatan ini, Buya juga menegaskan posisi Muhammadiyah pada pemerintah yang bukan sebagai koalisi maupun oposisi. Melainkan sebagai mitra dan pengawas atas kebijakan-kebijakan yang lahir sebagai produk hukum dari pemerintah yang harus sesuai dengan nilai Pancasila serta UUD 1945.
Kegiatan Forum Dewan Pakar Lingkungan dilaksanakan oleh MLH PP Muhammadiyah sebagai upaya penguatan Gerakan dalam perubahan iklim yang dewasa ini sudah mulai diantisipasi serta disikapi dengan sebaik mungkin. Langkah awal dari Gerakan tersebut ialah penguatan pemahaman tentang perubahan iklim dan pengaruh-pengaruhnya terhadap kondisi lingkungan hidup.
Demi tercapainya pemahaman yang optimal, Diskusi Forum Dewan Pakar Lingkungan ini diisi langsung oleh para pakar lingkungan yang memiliki pemahaman dan pengalaman Panjang dalam bidang lingkungan hidup.
Para Narasumber tersebut ialah Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, M.S. Seorang pakar lingkungan yang pernah menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan RI. Selanjutnya ialah Prof. Dr. Ir. Prabang Setyono, M.Si., selaku Guru Besar Universitas Sebelas Maret. Terakhir, ada Prof. Dr. Ir. Susamto W. Somowiyarjo, M.Sc. selaku guru besar Universitas Gajah Mada.
Pada paparan pertama yang disampaikan Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, M.S., dijelaskan mengenai kondisi iklim secara global dalam rentang waktu yang lama hingga hari ini. Oleh karena itu, penyikapan yang tepat juga harus dilakukan oleh Muhammadiyah dalam rangka memitigasi dan juga mengadaptasikannya.
Terdapat tujuh peran Muhammadiyah yang disampaikan Prof. Rokhmin, yakni, 1) Inovasi teknologi ramah lingkungan dan low carbon, 2) Peningkatan kesadaran, 3) Peningkatan Kapasitas, 4) Advokasi di tingkat daerah, nasional, dan global, 5) Advokasi nilai-nilai Islam, 6) Pengembangan pilot project sebagai role models, dan yang terakhir 7) Advokasi good governance dan law enforcement.
Materi selanjutnya dipaparkan oleh Prof. Prabang yang menjelaskan tentang harmonisasi Gerakan Kolektif Kolegial demi Penguatan Muhammadiyah dalam Mitigasi Perubahan Iklim. Singkatnya dijelaskan bahwa cara efektif untuk melakukan aksi perubahan iklim yakni dengan meningkatkan “Kesadaran Iklim”.
Kesadaran Iklim yang ditekankan berupa local knowledge (pengetahuan lokal), local genius (kecerdasan local), dan local wisdom (kearifan local).
Materi terakhir dipaparkan oleh Prof. Susamto yang menekankan pada implementasi dari pemahaman Gerakan lingkungan yang harus dimulai bahkan dari hal-hal kecil. “Terdapat banyak hal sederhana yang bisa kita lakukan bersama, dan itu berdampak besar pada pelestarian lingkungan dan keseimbangan iklim”, ungkapnya.
Prof. Susamto juga menyayangkan kurangnya infrastruktur pemerintah dalam mendirikan fasilitas yang ramah lingkungan serta dapat meningkatkan segala aktifitas yang ramah lingkungan. Seperti contohnya pada jalan khusus bagi pesepeda yang terlihat minim. Padahal, sepeda sendiri bisa menjadi alternatif yang baik pengganti kendaraan bermotor yang terus-menerus menyuplai emisi gas beracun dan mengganggu kelestarian lingkungan.
Kegiatan diskusi diikuti oleh kurang lebih 150 peserta yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat dan menyebar di seluruh Indonesia. Keterlibatan peserta diskusi terlihat aktif Ketika sesi tanya jawab kepada para pemateri.
Diskusi Forum Dewan Pakar Lingkungan MLH PP Muhammadiyah akan rutin dilaksanakan tiap sebulan sekali. Berbagai pakar lingkungan hidup akan terus dihadirkan dengan komitmen menyebarkan kesadaran lingkungan yang lebih optimal untuk seluruh masyarakat.
MONITOR, Nganjuk - Setelah mengunjungi Daerah Irigasi Siman di pagi hari, Menteri Pekerjaan Umum (PU)…
MONITOR, Jakarta - Timnas Futsal Putri Indonesia berhasil meraih kemenangan gemilang atas Myanmar dengan skor…
MONITOR, Jakarta - Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal memastikan berita dibukanya lowongan kerja Pendamping…
MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua DPR RI Adies Kadir menyambut terpilihnya calon pimpinan KPK dan…
MONITOR, Jakarta - Isu kemiskinan dan kelaparan menjadi isu yang sama-sama diserukan oleh Ketua DPR…
MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo meminta Pemerintah untuk…