DAERAH

Wagub Yasin Minta Cegah Kekerasan di Pondok Pesantren

MONITOR, Kabupaten Magelang – Kasus kekerasan yang terjadi di pondok pesantren diharapkan tidak lagi terjadi. Apalagi, jumlah pondok pesantren saat ini semakin banyak, diikuti makin meningkatnya jumlah santri.

“Sebenarnya pondok pesantren ramah anak, itu sudah ada. Akan tetapi memang dengan pertumbuhan pondok-pondok pesantren yang baru, ini perlu disampaikan lagi, perlu ditegaskan lagi, dan langkah antisipasi itu lebih baik daripada penanganan,” kata Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, seusai menghadiri Halalbihalal Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) PW NU Jawa Tengah, di Pondok Pesantren API Syubbanul Wathon Tegalrejo Magelang, Sabtu (20/5/2023).

Pria yang akran disapa Gus Yasin ini merasa perlu menyampaikan persoalan kekerasan yang terjadi di pondok pesantren, mengingat RMI merupakan organisasi yang membawahi pondok pesantren, di mana di dalamnya ada Madrasah Diniyah.

“Saya rasa ini tepat untuk kita sampaikan kepada kawan-kawan pondok pesantren untuk merumuskan,” ujarnya.

Selama ini, lanjut Gus Yasin, sebagian besar pondok pesantren hampir tidak pernah menolak dalam menerima santri. Pada proses skrining penerimaan santri, baru ada kerja sama dengan BNN untuk pencegahan penyalahgunaan napza.

“Kita harus semakin belajar di sana. Walaupun sebenarnya di dalam pesantren sudah ada itu semua, akan tetapi penekanannya yang harus dilakukan,” tandasnya.

Wagub menambahkan, pada proses penerimaan santri, perlu pula ada keterbukaan antara orang tua kepada pihak pondok pesantren. Apabila anak yang akan dititipkan di pondok pesantren memiliki catatan khusus, wajib disampaikan. Orang tua tidak perlu khawatir anaknya akan ditolak belajar di pondok pesantren yang dipilih.

“Kalau di pondok pesantren Insyaallah diterima semua. Akan tetapi kalau orang tua sendiri menyampaikan kepada pengasuh atau pengurus pondok pesantren, akan bisa ditangani sedini mungkin. Itu yang perlu kerja sama antara wali santri dan pondok pesantren,” urainya.

Putra ulama kharismatik Alm KH Maimoen Zubair itu juga menyampaikan apresiasi kepada pengasuh Ponpes API Syubbanul Wathon Tegalrejo, yang sudah melakukan upaya pencegahan kekerasan. Setiap ustaz diberikan tanggung jawab meng-handle kamar santri, untuk memantau aktivitas mereka. Para santri juga diajarkan kitab berisi akhlak, untuk meminimalisasi terjadinya kekerasan.

Recent Posts

Analis Intelijen: Pembunuhan Pendulang Emas oleh OPM Bentuk Pelanggaran HAM

MONITOR, Jakarta - Menanggapi kabar pembunuhan sejumlah warga sipil berprofesi sebagai pendulang emas di wilayah…

53 menit yang lalu

203.088 Jemaah Reguler Lunasi Biaya Haji 2025

MONITOR, Jakarta - Tahap II Pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) 1446 H akan berakhir…

54 menit yang lalu

Evakuasi Warga Gaza ke Indonesia, PP PERSIS: Situasi Dilematis!

MONITOR, Jakarta - Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP PERSIS) turut merespon rencana Presiden Republik Indonesia,…

2 jam yang lalu

Pangkoopsud II Sambut Kehadiran Panglima TNI dan Kasad di Lanud Iswahjudi

MONITOR, Madiun - Panglima Komando Operasi Udara II (Pangkoopsud II) Marsda TNI Deni Hasoloan S.,…

5 jam yang lalu

Permenperin 13 Tahun 2025 Diterbitkan, Industri Wajib Lapor Data Secara Berkala

MONITOR, Jakarta - Kementerian Perindustrian telah menerbitkan Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) Nomor 13 Tahun 2025…

11 jam yang lalu

Komisi IV DPR Wanti-Wanti Kebijakan Kuota Impor, Salah Sistem Bisa Ancam Petani dan Ketahanan Pangan

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan memberikan sejumlah catatan terkait gagasan…

14 jam yang lalu