Minggu, 28 April, 2024

Amarta: Transportasi Air Bisa Jadi Solusi Kemacetan di Jakarta

MONITOR, Jakarta – Ketua Aliansi Masyarakat Jakarta (Amarta), Rico Sinaga mengusulkan perlunya terobosan atau inovasi untuk mengatasi kemacetan di Jakarta. Rico mengatakan, salah satu terobosan yang bisa dilakukan adalah memanfaatkan aliran Kali Ciliwung, Kanal Banjir Timur (KBT) dan Kanal Banjir Barat (KBB) sebagai waterway untuk transportasi publik.

“Transportasi Air bisa jadi solusi kemacetan di Jakarta. Transportasi air bisa ini sangat mungkin terkoneksi dengan daerah di sekitar Jakarta seperti, Depok, Bekasi dan Tangerang,” katanya, dikutip Senin (15/05/2023).

Rico menjelaskan, transportasi air ini sangat mungkin direalisasikan di era kepimpinan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono. Terlebih, Heru telah berhasil mengakselerasi percepatan penyelesaian Sodetan Ciliwung.

“Kalau ini bisa direalisasikan tentu juga akan menjadi catatan sejarah tersendiri bagi Pak Heru karena berhasil menghadirkan transportasi air sebagai pilihan alternatif bagi masyarakat dalam mendukung mobilitasnya,” terangnya.

- Advertisement -

Menurutnya, karena memiliki jalur khusus atau tersendiri maka secara otomatis pengguna transportasi air ini nantinya akan bebas dari macet.

“Saya kira ini akan betul-betul memberikan alternatif pilihan bagi warga karena mereka dapat memprediksi waktu keberangkatan hingga sampai ke tujuan,” ungkapnya.

Untuk mendukung transportasi air ini, lanjut Rico, tentu diperlukan sarana dan prasarana pendukung. Termasuk, tentunya sistem manajemen air yang baik dan ini sangat dimungkinkan dengan sudah adanya Bendungan Ciawi dan Sukamahi.

Kedua bendungan ini diresmikan Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) pada 23 Desember 2022. Bahkan, Pj Gubernur juga turut hadir dalam acara peresmian ketika itu.

“Tidak kalah penting, transportasi air juga harus terintegrasi dengan moda transportasi umum lainnya,” ucapnya.

Ia menambahkan, untuk biaya merealisasikan transportasi air ini dapat menggunakan skema dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) atau melibatkan pihak swasta.

“Bisa dikelola BUMD tersendiri. Kalau swasta bisa menggunakan pola Build Operate Transfer atau BOT. Sehingga, Pemprov DKI tidak perlu mengeluarkan uang, termasuk untuk revitalisasi jembatan jalan di KBT dan KBB,” tegasnya.

Aktivis senior ini menuturkan, akan banyak dampak positif ekonomi dari beroperasinya transportasi air. Sebab, transportasi di Jakarta ini juga bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan. Apalagi, bila bisa langsung terkoneksi dengan kapal-kapal menuju Kepulauan Seribu.

“Transportasi air ini tentu perlu dermaga. Dermaga ini juga bisa dikelola dengan baik untuk memberikan nilai tambah, bisa ada restoran atau kafe-kafe hingga warung UMKM,” bebernya.

Rico mendorong, pascaperesmian dan beroperasinya sodetan Ciliwung, Pemprov DKI bisa segera merumuskan tahapan-tahapan untuk merealisasikan transportasi air ini.

Waterway ini sudah dirancang dan pernah diuji coba pada era Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso dengan rute Halimun-Karet. Kemudian, pernah diuji coba dengan rute Manggarai-Karet di tahun 2007 saat Jakarta dipimpin Fauzi Bowo.

Inisiasi transportasi air juga sempat dihidupkan kembali pada tahun 2013 dengan rute Marunda-Muara Baru oleh Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi).

“Saya optimistis Pak Heru dengan kemampuannya bersinergi dengan pemerintah pusat bisa merealisasikan transportasi air ini. Beliau akan menjadi suksesor yang baik karena dari sisi manajemen air saat ini sudah sangat memungkinkan,” tandasnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER