NASIONAL

Pengawalan Pengamanan untuk Masa Depan Papua

MONITOR, Jakarta – Langkah pemerintah Joko Widodo untuk menyelenggarakan rapat terbatas di Papua bersama TNI, Polri dan Forkopimda wilayah Papua dinilai langkah yang tepat. Hal demikian disampaikan oleh pakar pertahanan, keamanan dan intelijen, Dr. Ngasiman Djoyonegoro.

“Papua adalah salah satu wilayah yang sudah semestinya memperoleh perhatian lebih dari pemerintah. Hal demikian diperlukan karena situasi keamanan di Papua harus terus diupayakan supaya lebih kondusif bagi pelaksanaan pembangunan,” katanya kepada media, Selasa (21/3/2023).

Rektor Institut Sains dan Teknologi Al-Kamal (ISTA) Jakarta itu menuturkan dalam sejumlah laporan menunjukkan bahwa kekerasan di Papua terus terjadi, misalnya Gugus Tugas Papua Universitas Gajah Mada pada Maret 2022 melaporkan bahwa sepanjang 2010- 2022 terdapat 348 kasus dengan korban 2118 jiwa. Sementara Komnas HAM melaporkan pelanggaran sebanyak 1.182 kasus kekerasan sepanjang 2020-2021.

“Situasi ini tentu perlu ditangani secara serius oleh pemerintah, untuk menjamin iklim yang mendukung pelaksanaan program pembangunan pemerintah di Papua,” kata Simon-sapaan akrab Dr. Ngasiman Djoyonegoro.

Menurutnya, keamanan adalah persyaratan utama dan bersifat mendasar dalam pelaksanaan program pembangunan pemerintah, baik fisik maupun non fisik.

Pada 2021 lalu, sejumlah agenda pembangunan Papua telah ditetapkan hingga 2024. Tercatat, Pemerintah menetapkan 10 Proyek Strategis Nasional yang bergerak di beberapa sektor, mulai dari pelabuhan, bandara, kawasan industri, energi, hingga perkebunan.

“Proyek ini tujuannya tidak lain adalah untuk mendukung kesejahteraan rakyat Papua,” kata Simon.

Di samping itu, pemekaran tiga Daerah Otonomi Baru (DOB) di Papua, kemungkinan akan muncul banyak gangguan dalam proses pembentukannya. Sementara tiga DOB tersebut telah ditetapkan melalui undang-undang berdasarkan sejumlah dialog dengan Orang Asli Papua (OAP). Maka pemerintah harus melaksanakan mandat undang-undang tersebut.

“Gejolak yang mungkin muncul dalam proses pembentukan harus diantisipasi sedini mungkin,” kata Simon.

Terakhir, faktor Pemilu 2024 menuntut peningkatan keamanan di Papua. Pasalnya, selain kompetisi untuk memperebutkan kuota kursi DPR, DPD dan DPRD di tiga DOB tersebut, juga dimungkinkan muncul penyusup yang memanfaatkan ajang lima tahunan ini sebagai media propaganda politik yang dapat memperkeruh suasana.

“Kita semua berharap kehadiran dan kesolidan TNI-Polri yang telah ditunjukkan dan kolaborasi dan sinergi dengan para tokoh akan mampu memberikan rasa aman di tengah masyarakat Papua,” kata Simon.

Recent Posts

Saksi Anak Diduga Diintimidasi di Peradilan Kasus Oknum Polisi Tembak Siswa, DPR: Sejak Awal Sarat Kejanggalan

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi III DPR RI, Abdullah mendesak seluruh pihak turut mengawasi proses…

57 menit yang lalu

Bupati Bondowoso Buka Festival Muharram 1447 H dan Luncurkan ‘Bondowoso Berkah’

MONITOR, Bondowoso - Bupati Bondowoso KH Abdul Wahid Hamid meluncurkan “Bondowoso Berkah”, sebuah komitmen dan…

58 menit yang lalu

DPR Bentuk Tim Supervisi, Puan: Penulisan Ulang Sejarah Harus Dilaksanakan Sejelas-jelasnya

MONITOR, Jakarta - DPR RI membentuk tim untuk melakukan supervisi terhadap penulisan ulang sejarah yang…

2 jam yang lalu

Menteri PU Pastikan 63 Lokasi Sekolah Rakyat Tahap IA Siap untuk Tahun Ajaran Baru 14 Juli 2025

MONITOR, Bekasi - Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo memastikan dukungan sarana dan prasarana Sekolah Rakyat…

3 jam yang lalu

Bulan Sabit Merah Indonesia Kembali Berangkatkan 6 Dokter Sepsialis ke Gaza

MONITOR, Jakarta - Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) kembali mengirimkan Emergency Medical Team (EMT) ke-3…

4 jam yang lalu

Memperkuat Ekosistem SDM BUMN Menuju Kepemimpinan Adaptif, Jasa Marga dan Jasa Raharja Tandatangani MoU Talent Mobility

MONITOR, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk. dan PT Jasa Raharja menegaskan komitmen sinergi…

6 jam yang lalu