Jumat, 26 April, 2024

IKM Furnitur dan Kerajinan Tembus Pasar AS Hingga Inggris

MONITOR, Jakarta – Kementerian Perindustrian terus memfasilitasi para pelaku industri kecil dan menengah (IKM) sektor furnitur dan kerajinan untuk tampil di ajang pameran tingkat nasional dan internasional.

Upaya strategis ini guna memperluas akses pasar dan jaringan bisnis bagi mereka yang ikut serta sehingga dapat meningkatkan nilai penjualannya, yang akan juga berujung pada mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

“Tahun ini, kami telah memfasilitasi para pelaku IKM furnitur dan kerajinan untuk ikut serta dalam ajang pameran Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2023 dan Jogja International Furniture and Craft Fair Indonesia (JIFFINA) 2023,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka IKMA) Reni Yanita di Jakarta, Senin (13/3/2023).

Reni menyampaikan, di ajang IFEX 2023 yang dihelat di Jakarta Internasional Expo Kemayoran pada 9-12 Maret 2023, Direktorat Jenderal IKMA Kemenperin memboyong 17 IKM furnitur dan kerajinan serta dekorasi rumah.

- Advertisement -

Ditjen IKMA memberikan fasilitasi lahan booth seluas 200 meter persegi bagi para pelaku IKM furniture untuk menampilkan berbagai produk unggulannya. Ke-17 IKM tersebut, yaitu CV Amarta Furniture, PT Cipta Tungga Furniture, CV Efm Indonesia, CV Sahabat Furniture Indonesia, CV Surya Rotan Furniture, Surya Furniturindo Gemilang, Rifana Art, CV Surya Java Furnindo, CV Yuka Stoneart, serta PT Mahagony Citra Selaras.

Ada pula CV Sido Al-Ghaniy Indonesia, CV Kirana Cipta Lestari, CV Alam Cipta Karya, CV Mekar Jaya, Mebelle, Pratama Rotan Interior, dan CV Vinoce.

“Sementara itu, untuk pameran JIFFINA 2023 di Jogja Expo Center pada 11-14 Maret 2023, kami juga memfasilitasi booth pameran kepada 12 IKM furnitur yang telah melalui tahap kurasi,” sebut Reni.

Kedua pameran yang berskala internasional tersebut, diharapkan dapat mendongkrak nilai ekspor nasional dari produk furnitur dan kerajinan yang dihasilkan oleh para pelaku IKM.

Pada tahun 2022, ekspor produk furnitur dan kerajinan mencapai USD3,5 miliar. Adapun negara tujuan utamanya antara lain Amerika Serikat, Jepang, Belanda, Jerman, dan Inggris. Proporsi nilai ekspor yang cukup signfikan dari industri ini menunjukan bahwa karakteristik sektornya berorientasi ekspor.

“Kami berharap para pelaku IKM furnitur dan kerajinan dapat terus mengikuti tren pasar global serta aktif melakukan inovasi, dan yang penting juga tetap menjaga kelestarian lingkungan dalam rantai pasoknya. Kami optimistis Indonesia akan bisa menjadi trendsetter dalam pengembangan eco lifestyle furniture,” ujarnya.

Menurut Reni, iklim tropis di Indonesia menjadi potensi besar bagi pengembangan industri furnitur dan kerajinan.

“Karena kita mempunyai kekuatan comparative advantage berupa melimpahnya bahan baku kayu beraneka jenis, kemudian bahan baku rotan dan bamboo,” sebutnya.

Melalui kekuatan dari ketersediaan bahan baku serta didukung dengan desain yang unik dan menarik, pemerintah optimistis produk furnitur Indonesia memiliki nilai tambah yang tinggi dan mampu berdaya saing global.

“Selain itu juga perlu didukung dengan konsep berwawasan lingkungan,” imbuhnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER