Sabtu, 23 November, 2024

Motif Pelajar Merokok, Riset IPM-IISD: 29,41 Persen Alami Stres

MONITOR, Jakarta – Tren rokok di kalangan pelajar mengalami penurunan ditengah kondisi global. Namun jika dibandingkan survey GATS 2011 dan 2021, selama kurun waktu 10 tahun terakhir terjadi peningkatan signifikan jumlah perokok dewasa sebanyak 8,8 juta orang, yaitu dari 60,3 juta pada tahun 2011 menjadi 69,1 juta perokok pada tahun 2021.

Survei tersebut juga menunjukkan hampir 8 dari 10 (75%) pemuda usia produktif (25-40 tahun) adalah perokok aktif.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM), Nasir Efendi, menyatakan hasil data riset lapangan 2022 terbaru yang dilakukan oleh Indonesia Institute for Social Development (IISD) bersama Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) menyinggung Perilaku Merokok di Kalangan Pelajar.

“Riset ini kami selenggarakan dalam skala nasional melibatkan sebanyak 1300 responden pelajar SMP dan SMA di 120 Kabupaten/Kota. Ada banyak temuan penting dari riset tersebut, antara lain sebanyak 26,25 persen responden mengaku pernah merokok,” ucap Nasir Efendi dalam paparan Data Outlook Perokok Pelajar 2022 di Gedung Dakwah Muhammadiyah Jakarta, Rabu (8/2/2023).

- Advertisement -

Nasir melanjutkan, sebanyak 32,4 persen mengaku sebagai perokok jenis rokok elektrik, dan yang patut kita cemaskan, sebagian diantara pelajar yang merokok tersebut mengaku mulai merokok di usia 5 tahun.

Sedangkan motif yang mendorong pelajar merokok, Nasir menyebutkan sebanyak 29,41 persen mengalami setres dan 24,26 persen mengaku penasaran.

“Jadi ada mereka tahu bahwa merokok itu berbahaya, mereka sadar rokok mengaku zat yang berbahaya bagi kesehatan. Tapi mereka banyak yang penasaran dan terpaksa karena stress,” jelas Nasir.

Diketahui, survey ini dilakukan dalam kurun waktu 4 sampai 16 September 2022. Survei dilakukan secara nasional untuk mengetahui data lapangan mutakhir tentang fenomena merokok di kalangan pelajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER